9_Tuan

1K 77 0
                                    

"Lalu apa alasan keduanya?"tanya Clara penasaran.

[Alasan kedua adalah si Tuan itu memiliki sistem seperti anda tuan rumah]

"Tunggu! Ada berapa banyak sistem di dunia ini?"tanya Clara terkejut.

"Ukh.... Uhuk"belum sempat Clara mendapat jawaban dari sistem. Dirinya langsung muntah darah. Clara menepuk jidatnya bodoh, karena melupakan Xander masih murka dengan aura membunuh yang memancar dari dalam tubuhnya.

"Xan.....der"panggil Clara mencoba menghentikan kemarahan Xander. Jika terus dibiarkan maka semua orang akan mati.

"Sa....kit, tolog hentikan"Xander yang mendengar keluhan Clara bahwa dirinya sakit, akhirnya berbalik dan Xander ketakutan saat melihat Clara muntah darah.

"Clara kamu.... Maafkan aku, tanpa sadar aura ku keluar"ucap Xander ketakutan.

"Oke, aku tau"jawab Clara seadanya. Dadanya sekarang sesak, sulit bernapas. Padahal sekarang saat yang penting, Sistem bisa menjawab pertanyaannya kapan saja, tapi percakapan Elina dan Tuannya hanya terjadi sekarang. Clara menahan nyeri didadanya, dan menatap tulisan yang menyalang diatas kepala Elina dengan tajam.

"Maaf Tuan ku, aku tidak berpikir jernih. Tentu saja aku akan mempersembahkan jiwa penyihir hebat pada mu. Lalu Tuan ku, bisahkah aku mendapatkan bakatnya saja?"

Clara mengerutkan kening. Pertukarang jiwa? Jangan katakan jika jiwa yang dimaksud Elina adalah dirinya. Lagi pula yang diincar Elina untuk pencurian bakat sihir adalah Clara.

"Apakah kematian Clara dicerita aslinya bukan karena Clara yang melompat-lompat didepan tokoh utama pria dan mengganggu Elina. Tetapi hal itu direncanakan Elina"batin Clara ketakutan.

"Maka ini berbahaya"batin Clara lagi.

"Aku pasti mempersembahkan jiwa penyihir legenda padamu Tuan ku"

"Penyihir legenda? Apa itu aku?"Clara mengerutkan kening berpikir. Xander yang melihat pun salah paham, dan merasa jika Clara sekarang sedang menahan rasa sakit.

"Maafkan aku...... Hiks.....aku tidak sengaja"ucap Xander sedih. Clara tercengang dengan operasi tangisan Xander. Seluruh wajah Clara kebingungan, kenapa pangeran Xander yang terkenal tepramental ini menangis? Bahkan dihadapan para pelayan. Jangankan Clara, pelayan pun melongo dan bahkan melupakan jika dirinya hampir mati karena aura Xander.

"Mungkinkah ini cinta sejati?"bisik saah satu pelayan.

"Pangeran yang selalu galak didepan dunia, sangat rapuh didepan nona kita"sahut pelayan lainnya.

"Ini cinta sejati"ucap para pelayan serentak. Wajah Clara gelap menahan amarah, kenapa dirinya malah menjadi badut didepan pelayan sekarang.

"Kalian semua keluar, dan penjarakan Elina"usir Clara menahan malu. Para pelayan yang diusir keluar, akhirnya harus patuh mengikuti keinginan Clara, padahal mereka masih ingin menonton. Setelah semua pelayan keluar. Clara mendekati Xander dan menepuk kepalanya, untuk menenangkannya berhenti menangis.

"Berhentilah, bagaimana seorang pangeran tiba-tiba menangis didalam kamar ku? Semua orang akan menertawakan mu"

"Aku tidak peduli. Tapi saat kamu terluka karena aku...."tangisan Xander lebih keras, bukannya berhenti. Clara sangat tak berdaya sekarang.

"Bukankah aku disini, aku yang terluka? Lalu kenapa kamu yang Menangis?"batin Clara tertekan. Dengan ragu Clara berhenti menepuk kepalanya, dan memilih memeluknya.  Sepertinya itu berhasil, Xander mulai berhenti menangis dan mengeratkan pelukannya pada Clara.
Sangat lama mereka terus berpelukan.

Menjadi Antek Antagonis (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang