Jalan tol terlalu mudah ketika ada seseorang yang menjadikan aku target untuk di kejar. Membuatku memilih untuk keluar dari area tol menuju jalan raya, lebih mudah untuk menyelinap dari kejaran. Aku masih merasa curiga dengan Van hitam itu. Baiknya, menghindari mobil berjenis itu untuk saat ini.
Build sibuk menikmati roti berselai coklat, sesekali kepalanya menoleh padaku dan tersenyum tipis—membuat perasaanku sedikit tenang.
Di tengah perjalanan, tangan Build terangkat tinggi. "Ice cream!! Bible, mau ice cream!!"
Ada sebuah gerobak penjual ice cream yang di jual cukup murah. Aku menghidupkan lampu sein untuk memberi tanda bahwa mobil yang ku kendarai ingin menepi. Build bertepuk tangan senang, dia bersemangat turun dari mobil—memesan satu buah ice cream berukuran sedang.
Aku menarik pinggangnya setelah mendapatkan ice cream untuk segera masuk ke dalam mobil ketika melihat mobil yang sempat ikut berhenti di rest area, kembali terlihat. Kali ini bukan firasat buruk atau hanya salah melihat, plat yang sangat kuingat. Van hitam itu benar-benar mengikuti perjalananku dan Build.
Mataku melirik ke arah kaca spion, saat aku mulai menjalankan mobil, Van hitam itu turut bergerak masuk ke jalur aspal. Sialan. Aku menatap Build yang menyodorkan ice cream padaku, aku menggeleng.
"Kita mau ke mana?"
"Ke mana saja, yang terpenting bersamamu." Ujarku. Aku menjawab sekedarnya karena masih fokus menyetir untuk menghindari Van hitam yang berjarak dua mobil dariku.
Aku menelan saliva, entah kenapa, perasaan tidak enak ini mendadak menyerangku. Aku menatap Build yang tenang menikmati ice creamnya. "Baby, bisa cepat habiskan? Aku mau mempercepat laju."
"Memangnya mau ke mana?"
Aku menatap Build gamang, kalimat Bright datang menghampiri kepalaku. Aku menggeleng samar, "Belum tahu. Mau mempercepat laju saja, barangkali terpikirkan dalam perjalanan."
Build mengangguk paham, dia mempercepat kunyahnya, bahkan langsung memasukkan semuanya agar segera habis, membuang tempatnya ke dalam plastik yang digunakan sebagai tempat sampah. Build membersihkan mulutnya menggunakan tissue, dan mulai bersandar nyaman. Dia menatapku dengan senyum manisnya. "Sudah, Bible."
Aku menepis pikiran buruk tentang Build. Dia tidak mungkin menjadi seseorang yang jahat kepadaku, dia juga mencintaiku—kami saling mencintai!! Aku mengarahkan kepalaku ke arah Build, dia menatapku datar ... Sudah berapa kali aku menemukan ekspresi yang tidak ingin kulihat. Sepersekian detik, ekspresi Build berubah tersenyum dan meraih kedua sisi wajahku, mengecup lembut.
Posisiku kembali menghadap ke depan. I don't know, Build. I just don't want to think bad about you, jika firasatku benar, aku tetap ingin mempertahankan kebahagiaan kita—tidak, maksudku mempertahankanmu, Build.
Aku menancapkan gas dengan kecepatan lumayan tinggi ketika mendapatkan jalanan cukup lenggang. Mataku beberapa kali menatap ke kaca tengah, berdoa agar Van hitam tidak mengejarku, sialnya, aku terus melihatnya. Build tampak santai meski mobil melaju dengan kecepatan penuh. Dia terlalu tenang untuk seseorang yang manja ketika di bawa berkendara dengan kecepatan gila.
Build, aku mohon, jangan tunjukkan sisi yang lain dari dirimu.
Aku semakin yakin jika Van hitam itu memang mengikutiku, dilihat ketika aku bergerak memutar kemudi dengan secara ugal-ugalan—berbelok ke jalur yang lain, memutar arah, Van hitam itu turut berada di belakangku.
Ketika melihat mobil fuso membawa muatan penuh bergerak di depanku, dengan keyakinan yang tinggi—kukencangkan mobil untuk menyalip. Keberuntungan berada di pihakku, mobil fuso lain turut mendahului mobil fuso yang baru saja ku salip membuat Van hitam itu tidak mampu mengimbangi lajuku. Aku mengubah rute jalanku ke arah lain, jalan yang menurun membuatku sedikit menurunkan kecepatan. Aku menatap Build, dia turut menoleh dan menatapku datar. Ketika aku tersenyum, Build juga melakukan hal yang sama membuatku sedikit lebih tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilang Naluri [SUDAH TERBIT]
FanfictionBible tidak tahu jika pria yang baru saja pindah ke sebelah rumahnya adalah sebuah narkoba yang menjelma manusia, membuatnya kecanduan setiap saat. "What do you think about me? Tentang ... Seseorang yang akan menjadi pasanganku nantinya, apa bisa ak...