-oOo-
Tidak ada yang benar-benar bisa percaya bahwa Park Jihoon telah lama menjalin kasih dengan vokalis band ternama kampus, Kim Junkyu.
Bagaimana mau percaya kalau khalayak lebih sering melihat Jihoon menempel dan berinteraksi intim dengan Choi Hyunsuk. Banyak yang menduga ada something di antara pasangan presiden mahasiswa dengan wakil presiden mahasiswa tahun ini.
“Suk, makan dulu nih...” Jihoon menurunkan layar laptop di atas pangkuan Hyunsuk, merebut benda elektronik itu saat sang empunya lengah. Kemudian sengaja meletakkan kantung kresek hitam isi makanan di atas paha Hyunsuk. “Urusan proposal tunda dulu.”
“Tanggung, Ji. Dikit lagi itu.” sahut Hyunsuk, berusaha merebut kembali laptopnya.
Tapi tidak semudah itu sebab Jihoon sudah lebih dulu menaruh laptop yang kaya akan stiker itu ke atas meja yang jauh dari jangkauan Hyunsuk.
“Makan, Suk. Nanti lo bisa sakit kalo skip makan terus,” ujar Jihoon kini sengaja jongkok di depan yang lebih tua. Membuka kantung kresek hitam tadi yang ternyata berisikan ayam geprek.
“Tumben baik banget bawain gue geprek,” heran Hyunsuk.
Jihoon nyengir. “Tadi gue habis makan geprek sama Mas Pacar, terus keinget elo yaudah sekalian gua bungkus.”
“Tumben Junkyu mau diajak keluar studio,” heran Hyunsuk sekali lagi.
“Gue paksa sih, dikit.”
Hyunsuk mendecih. “Gak mungkin dikit, tapi banyak maksa.”
“Ya.., gitu lah lo kan tau sendiri Junkyu gimana.” seloroh Jihoon, sengaja menghempas badan di samping Hyunsuk yang mulai asik makan.
Jihoon menghela napas pendek kemudian mengeluarkan gawainya dari saku celana, memberi kabar untuk sang kekasih bahwa ia telah sampai di sekretariat BEM.
“Junkyu apa kabar deh, udah lama gue gak liat batang hidungnya.” tanya Hyunsuk tiba-tiba.
“Sehat. Cuma otaknya lagi stress dikit gara-gara dikejar deadline tugas, ditambah dia jadi penanggung jawab perilisan lagu baru Orenji.” cerita Jihoon.
Tanpa sadar mulut pemuda empat belas maret itu berceloteh panjang lebar, menceritakan bagaimana lesu serta frustasinya Kim Junkyu tadi siang. Meski begitu seburuk apapun keadaan sang kasih, Jihoon masih bisa menemukan sisi lucu dan menggemaskan si pemuda Kim.
Bagaimana bibirnya yang tanpa sadar mengerucut sebal saat mengeluh,
Lubang hidungnya yang kembang-kempis saat Junkyu tidak berhenti mendengus,
Atau saat bibirnya melontarkan sumpah serapah—bahkan kalimat makian dan umpatan, Kim Junkyu masih saja terlihat lucu di mata Jihoon.
“You look very adore him, Ji.” pungkas Hyunsuk, menyela cerita kala Jihoon memberi jeda untuk menarik napas. “How's cute you guys.”
Itu pujian yang tulus, Jihoon tahu itu. Ia segera merespon pujian itu dengan seulas senyum tak kalah tulus.
Tidak ada orang yang tidak suka dipuji, termasuk Jihoon. Dan rasanya lebih lebih karena perasaannya lah yang dipuji.
Senang sekali ternyata masih ada yang bisa menyadari afeksi besar yang ia beri kepada sang pujaan hati, di saat banyak orang hanya menganggap itu sebagai bentuk perhatian wajar kepada sahabat.
Sahabat kok cium-cium, sahabat kok rangkul-rangkulan, sahabat kok sayang-sayangan. Udah jelas-jelas mereka pacaran, bukan sekedar sahabatan.
“Makan masih aja belepotan kaya anak kecil,” Jihoon berkomentar melihat tangan Hyunsuk kini penuh dengan minyak. Lantas ia meraih tisu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Recyle : Jikyu
Fanfictiontrash of Jikyu fict, from senofyou - penggalan kisah yang tak lengkap. - random fic