45. ᴄʜᴀᴏꜱ!

0 0 0
                                    

"Beberapa yang pergi memang harus di relakan, mungkin, 'kehilangan' juga bagian dari kasih sayang"

Dan, Atlas pikir aku mencintai Jay?

Tidak sama sekali!

Jangan bercanda Atlas, kamu di mana? Tidak mungkin surat ini datang secara misterius ke arahku, pasti si pengirimnya juga berada di sekitar ku kan?

Kamu, di kutuk? Jadi manusia? Hebat sekali cerita mu, dari sekian banyak dongeng yang kamu ceritakan, itu adalah dongeng tergila yang pernah aku dengar, Atlas!

"Jujur saja pada ku, kamu pasti ada di sini kan, Atlas!" teriak ku kuat, bahkan suaraku tercekat dan tenggorokan ku sakit liar biasa. "JAWAB AKU!" tangisan itu terdengar semakin menyedihkan, angin mulai berhembus kencang, abu bekas kebakaran berterbangan sana sini.

"TIDAK MUNGKIN KAMU MALAIKAT, ITU BODOH. SECARA LOGIS KAMU MUNGKIN SAJA MATI, TAPI SURAT INI.. ADA DENGAN KU, KAMU MASIH HIDUP KAN, ATLAS?!!" aku menangis pilu, suara itu terdengar sangat lirih, aku benar-benar hancur Atlas!

Bisa kah kamu datang dan mendekapku sekarang juga, aku butuh kehangatan.

"Kamu tau kan, betapa terpuruknya aku ketika kehilangan ibu? Kamu melihat nya sendiri, Atlas! Harusnya kamu tidak akan pergi dan menghilang seperti ini"

"Setidak nya temui aku sekali saja, beri aku penjelasan, Atlas. Kenapa kamu tiba-tiba menghilang, dari mana datangnya surat ini, apa maksud dari kutukan malaikat konyol mu itu, dan kenapa kamu membenci ku? Itu kan alasan kamu pergi dan menghilang? Semua itu hanya salah paham!"

Sebuah gulungan surat menggelinding ke arah ku, aku menatap lamat surat itu.

Maaf

Sebenarnya ada banyak hal yang ingin ku ceritakan pada mu.

Aku ada di sini, di tempat ku dulu tinggal. Aku dengar semua yang kamu ucapkan, aku akan jelas kan semua hal ganjal yang mengganggu pikiran mu, Azura.

Tentang 'si pengirim surat misterius' ya, itu aku. Sungguh, aku tidak bermaksud meneror mu. Aku hanya ingin berkenalan dengan mu lewat surat, kamu sadar tidak? Setelah kita berteman baik surat-surat itu mulai jarang sekali mendatangimu? Karna aku sudah mengenalmu, jadi.. Apa gunanya mengirim surat?

Dan aku tau, kamu mempermasalahkan sifat ku yang kadang berubah-ubah. Aku terlihat konyol, dan itu memalukan. Sifat ku yang kamu sebut seperti bocah itu bukan lah sifat asli ku, itu hanya bagian dari caraku agar semakin dekat dengan mu dan agar kamu tidak mencurigai yang aneh-aneh tentang ku-- tepi pada akhirnya terbongkar juga,ya :)

Masih berkaitan dengan surat, kalung yang kamu pakai saat itu adalah perberian ku--maaf lancang membuka buku diary mu. Aku senang kamu memberi nama khusus untuk kalung itu, kalung uranus, aku menyukainya.

Refleks aku menggenggam erat kalung di leher ku, tubuhku gemetar tak karuan. Sesuatu di dalam tubuh ini rasanya berdebar hebat, sakit, hancur seperti di remuk.

Aku kembali membaca surat itu.

Sekali lagi, maafkan aku.

Universe SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang