Chapter 13

5K 338 70
                                    

***🔞***
***
**
*
*
*
*
*





Apa salahnya jika kita berbeda? Apa salahnya jika kita menyukai sesuatu yang dikatakan tidak boleh? Apa salahnya? Dibagian mana?

Kejelasan atas kesalahan yang mereka ketahui, benar adanya, namun siapa yang bisa menantang hati saat ia sudah menujuk pada siapa ia merasakan cinta?

Katakan, siapa yang mampu melawan kehendak hati?

Yang menikah saja bisa berpisah jika salah satu pihak mencintai lain orang?

Apalagi mereka yang masih sendiri.

Meski yang mereka sukai katanya tidak boleh.

Benar

Sekali lagi itu benar

Namun apa salahnya, mereka hanya jatuh cinta

Hanya jatuh cinta.

.
.


Siapa yang tidak akan terpesona jika dihadapkan dengan rupa seseorang yang begitu sempurna seperti Gracia, semua bagian wajah wanita ini indah, baik mata, alis, hidung, telinga juga bibir, adakah yang cacat? Semuanya sempurna, seperti pas pada porsi nya.

Tuhan sepertinya tengah bahagia saat menciptakan makhluk bernama Gracia ini.

Sungguh, Shani tidak berbohong, Gracia memang luar biasa cantiknya.

Apakah dia yang terlalu berlebihan, ah, biarkan saja, karena Shani jatuh cinta maka dimatanya Gracia selalu maha sempurna.

Orang lain tidak setuju, dia tidak peduli.

Dagu Shani tepat bertumpu pada pundak Gracia,  ia tersenyum saat mencium Aroma tubuh Gracia yang benar sangat harum, selalu membuat kecanduan.

Tangannya yang melingkar di perut rampingnya makin ia rapatkan, mengusap pelan penuh perasaan, sesuatu yang membuat Gracia makin terbuai.

Sentuhan Shani selalu membuat dia ketagihan.

"Shan" Gracia memanggil, berbisik pelan, suara merdu yang sangat disukai Shani.

"Hmm!" Shani menjawab, matanya masih betah terpejam, masih nyaman.

Gracia belum berkata lagi, dia masih diam, bingung mau memulai dari mana, kedua tangannya masih sibuk mengusap lengan Shani yang ada di perutnya, jemari lentiknya sesekali mengetuk-ngetuk tepat pada lengan Shani,  Gracia semakin bingung.

Dia sudah tak tahan, namun Shani masih tak memulai.

Apakah dia yang harus memulai lebih dulu.

Shani lantas membuka matanya, nafas Gracia yang sedikit memburu membuat Shani sedikit terusik, wanita dalam pelukannya ini, nampak bergerak gelisah, dia tidak tenang.

Dan, apakah karena Gracia juga merasakan apa yang ia rasakan.

Shani melepaskan pelukannya bukan untuk berhenti, tapi untuk mengambil tangan Gracia, menggenggam jemari wanita itu dan kembali membawanya melingkar pada perutnya,  Shani mengusap punggung tangan Gracia dengan lembut, memainkan jemari lentik wanita itu, sesuatu yang sangat ia sukai jika tengah memeluk Gracia dari belakang seperti ini.

"Xavier"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang