4

8 3 0
                                    

"Dek nanti pas speech jangan lupa senyum ya, harus bisa se ramah mungkin pokoknya. Gue mau lo punya first impression yang baik buat jadi manager, biar gak kalah sama si Mark" Kata Jihyo pada adik semata wayangnya yang kini sedang duduk sambil bermain game di hpnya.

"Iya diusahakan" Kata Doyoung yang masih bermain game.

"Lo jadi mau tinggal di rumah? Gak di sini aja?" Tanya Sehun sambil menggendong putri kecilnya yang sedang disuapi makanan oleh Jihyo .

"Gak enak bang gue kalo lama-lama di sini, udah ngerepotin banget" Doyoung.

"Yaudah, nanti kalo ngerasa gak betah main ke sini aja" Sehun.

Dan Doyoung hanya memberikan acungan jempol pada kakak iparnya itu.

Saat pertama datang ke Indonesia Doyoung memang tinggal di rumah kakak dan suaminya, tapi untuk barang-barangnya sudah ada di rumahnya kemarin. Jadi setelah acara penyambutannya di hotel nanti dia akan mulai tinggal di rumah keluarganya.

"Mending lo siap-siap sekarang deh, udah jam 11 siang nih. Ntar kalo udah siap baru gue telfon papa biar lo dijemput" Kata Jihyo.

Setalah di suruh Jihyo akhirnya Doyoung beranjak dari sofa dan menuju kamarnya untuk bersiap-siap.  Karena ini adalah acara yang sangat penting jadi dia harus tampil menawan.

🏨🏨🏨

Sedangkan suasana hotel saat ini terlihat para staff yang sedang melaksanakan  glady untuk acara penyambutan manager baru mereka. Mulai dari MC, dan juga petugas yang lain juga sangat antusias memastikan tidak ada kekurangan dalam acara penyambutan kali ini.

"Okey udah bagus buat gladynya. Sekarang udah jam 12.50, bentar lagi caranya bakal dimulai, jadi dimohon siap di posisi masing-masing" Perintah Suho sebagai ketua pelaksana dalam acara penyambutan ini, dan langsung menerima panggilan dari hpnya.

"Yang bagian jaga di luar bisa keluar sekarang ya, Pak Direktur udah Dateng" katanya setelah menerima panggilan tersebut


Di luar kantor terlihat sebuah mobil Mercedes Benz GLS berwarna silver berhenti dan keluarlah 3 orang pria yaitu pak Herry sebagai Direktur Hotel Argra, Mark sebagai Manager Umum 1 dan Doyoung sebagai calon Manager Umum 2.

Mereka bertemu dengan beberapa petugas keamanan dan para staff sangat antusias menyambut mereka serta banyak sekali kamera yang menyorot kehadiran mereka.

"Selamat siang pak, ini pak Doyoung calon Manager Umum 2 kan? Wah ganteng sekali mana masih muda" Sapa Suho yang datang menyambut dan menjabat tangan mereka di dalam.

Doyoung hanya tersenyum mendengar pujian oleh Suho, dan dia teringat dengan kata-kata sang kakak.

"Pokoknya lo harus kerja sebaik mungkin biar posisi wakil direktur bisa lo ambil, emang lo mau diambil sama Mark yang gak jelas itu?"

Jelas dia akan membuktikan pada keluarganya bahwa dia layak di posisi Manager Umum dan akan segera mengambil alih posisi Wakil Direktur.


"Acaranya di aula pak" Suho.

Mereka lalu berjalan menuju aula yang berada di lantai 14 dengan menaikkan lift. Pak Herry memimpin jalan di depan, diikutin oleh Mark dan Doyoung serta beberapa staff dibelakang mereka.

Hotel ini memiliki 14 lantai, lantai 1-13 berisi kamar untuk tamu dan lantai 14 berisi aula, ruangan Manager Umum, Direktur dan Wakil Direktur.

Saat memasuki aula Doyoung bisa melihat ruangan ini telah di hias sangat elegan. Dengan ukurannya yang luas dan desain interior yang mahal menambah ruangan ini terlihat semakin mewah.

"Acaranya akan dimulai sekarang pak, jadi bapak dan yang lain dimohon duduk di kursi yang sudah disiapkan" Ucap Bobby kepada pak Herry sambil menunjuk beberapa meja dan kursi yang sudah disiapkan, dan langsung menghampiri Irene.

"Ren acaranya dimulai sekarang ya" Bobby.

"Oke" Jawabnya Irene. "Rik Lo naik ke panggung sekarang, nanti langsung baca aja urutan acaranya" Perintahnya yang langsung dilakukan oleh Arika.

Arika langsung naik ke atas panggung,  membacakan urutan acara penyambutan ini dan semua mata tertuju padanya. Terutama Doyoung yang terkejut saat melihatnya menjadi MC dalam acara ini.

"Bukannya itu staff yang bikin gue jatoh kemarin ya? Oke kita liat aja nanti gimana"  Ucap Doyoung dalam hati sambil menyeringai. Sedangkan Arika belum menyadari kehadiran Doyoung.

Acara dimulai dengan doa, menyanyikan lagu kebangsaan, sambutan oleh Direktur Hotel. Dan inilah saat yang paling dinanti yaitu penyampaian dari Manager Umum baru sekaligus penyerahan bunga untuknya.

"Kepada bapak Doyoung waktu dan tempat kami persilahkan" Kata Arika.

Semua mata tertuju pada Doyoung saat ia berdiri dan disertai suara tepuk tangan dari hadirin. Tapi tidak dengan Arika yang terkejut saat melihatnya.

"What?! Kok dia sih? Aduh mampus gue sekarang" Kata Arika dalam hati dengan sorot mata gugup.

Sedangkan Doyoung yang menuju ke atas panggung hanya menatapnya sambil memberikan smirk penuh percaya diri sampai dia sudah berada di samping Arika. Dan Arika hanya bisa melihatnya dengan perasaan kesal.

"Baik pertama-tama mari kita panjatkan puji dan syukur kita kepada TYME"

Saat penyampaian Doyoung berbicara dengan tegas dengan kata-kata yang baik. Ditambah dengan parasnya yang tampan sukses membuat semua pasang mata kagum melihatnya. Dan itu membuat papanya bangga. Kecuali Mark yang merasa kesal melihatnya saat mencuri perhatian semua orang.

"Baik selanjutnya adalah pemberian bunga kepada Manager Umum baru kita" Kata Arika dengan tangan yang sedikit gemetar karena Doyoung selalu melirik ke arahnya dengan senyuman yang tidak bisa diartikan olehnya.

Saat sudah diberikan bunga, Doyoung langsung menuruni panggung dan kembali duduk di tempatnya semula. Dengan suara tepuk tangan lagi dari para hadirin untuknya.

Acara pun berakhir, para staff yang ada disana mengucapkan selamat sambil menjabat tangannya dengan rasa kagum. Apalagi para staff wanita yang sudah tidak sabar menjabat tangannya itu.

"Selamat" Ucap Arika pada Doyoung dengan tangan dingin yang gemetar dan raut wajah tersenyum pahit sedikit pucat.

"Makasih" Jawabnya dengan senyum jahil yang menghiasi wajahnya. Membuat Arika semakin gugup saat melihatnya.

"Btw kok tangan Lo dingin?" Tanya Doyoung saat menyadari tangan Arika yang dingin.

"Mungkin efek kena AC pak" Kata Arika dengan ragu. Padahal ruangan ini tidak terlalu dingin. Tapi Doyoung hanya mengangguk percaya padanya.

Menyadari bahwa jabat tangan mereka terlalu lama akhirnya Arika menarik tangannya perlahan.

"Permisi pak" Katanya dan langsung pergi keluar aula dengan perasaan kesal karena tidak bisa menahan gugup.
































Jadi ngebayangin mukanya Mark kalo kesel deh😭

Jangan lupa vote and komen yaaa...


Boss Muda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang