Chapter 4 : Sheren and Amalia

1 1 0
                                    

Berhari-hari berlalu, Naufal dan Amalia telah berhasil menyelesaikan berbagai misi. Suatu hari, mereka sedang berjalan di jalan aspal kecil kota yang dekat dengan Meili.

  “Sudah lama aku tidak ke sini.”kata Amalia.

“Ada apa?”tanya Naufal.

Amalia langsung memalingkan wajahnya.

“Bukan apa-apa.”kata Naufal.

[Flashback]

Naufal dan Amalia bertemu Andrian di ruang Grand master NEU pusat.

“Ada misi lagi untuk kalian berdua.”kata Andrian.

“Aku harap ini yang terakhir kalinya aku menjalankan misi bersama dia.”kata Amalia dengan kesal.

“Tenang dulu, Amalia. Misi ini berbeda dengan misi pada umumnya.”kata Andrian.

“Berbeda?”tanya Naufal.

“Jadi begini... Misi ini berhubungan dengan panti asuhan Meili, tempatmu berasal, Amalia.”kata Andrian.

Amalia terkejut.

“Tempat asal Amalia? Jadi, Amalia sejak kecil sudah dibesarkan di panti asuhan?”tanya Naufal.

“Kamu tidak perlu tau tentang itu.”kata Amalia.

“Berkaitan dengan itu, kalian tidak akan berhadapan dengan demon, melainkan sekelompok orang yang menggunakan genesis system.”kata Andrian.

“Genesis system? Tapi, bukankah sistem itu harusnya sudah hancur semua ketika tragedi Tregear? Aku sendiri yang merubah hampir semua pengguna Genesis system menjadi demon!”kata Naufal.

“Sepertinya orang-orang itu... Mereka telah berhasil membuat beberapa duplikat nya.

Karena sistem keamanan di wilayah Sentara belum stabil sejak tragedi Tregear, mereka menggunakannya untuk berbuat kejahatan. Seperti merampok, mencuci, atau bahkan membunuh orang tak bersalah.

Beberapa korban diantaranya adalah anak-anak panti asuhan Meili. Aku ingin kalian menyelidiki kasus ini hingga tuntas.”kata Andrian.

[Flashback End]

“Menculik anak-anak panti asuhan? Mereka benar-benar sudah gila.”kata Amalia.

“Aku harap mereka baik-baik saja.”kata Naufal.

“Semoga begitu.”kata Amalia.

Beberapa saat kemudian, mereka sampai di rumah panti asuhan yang sedang di renovasi. Nampak beberapa petugas sedang membenarkan genteng, beberapa lainnya mengecat dinding, dan memasang keramik.

Disana, nampak ada seorang wanita berdiri sambil mengawasi para petugas. Dia nampak berseragam formal, rambutnya diikat rapi berwarna hitam.

“Permisi...”kata Amalia.

Wanita itu berbalik.

“Eh... Kamu... Amalia...?”tanya wanita itu dengan senang.

“Bu Laras...!”kata Amalia.

Amalia langsung memeluk Bu Laras dengan senang hati selama beberapa detik. Mereka berdua nampak tersenyum.

“Sudah lama sekali aku tidak bertemu denganmu, Amalia. Sekarang kamu sudah semakin besar~”kata Bu Laras.

“*blush* Terima kasih, Bu Laras.

*Melihat kearah rumah panti* Sepertinya rumah panti asuhan telah rusak parah setelah tragedi Tregear.”kata Amalia.

“Iya, aku tau. Tapi berkat bantuanmu dan Sheren, tidak ada korban jiwa yang berjatuhan. Mereka hanya terluka sedang.”kata Bu Laras.

Amalia teringat sesuatu, dia menjadi murung.

The Legend, Warrior From Neura (Volume 5)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang