"Aku sangat merindukan hal seperti ini bersama dengan mu." Kata Steffan mengelus rambut Catharina.
"Go away from my house Steff!" Catharina lansung menjauh disaat ia berhasil mendorong tubuh semampai Steffan menjauh darinya hingga terhempas ke dekat meja makan.
Laki-laki itu menahan dirinya agar tidak terjungkal, kemudian merenggangkan otot-ototnya mendekati wanita itu sambil berkata "jangan biarkan aku bermain kasar dengan mu nona, pikirkan kesehatan mu, agar aku tidak mempeteruknya." Kata Steffan.
"Pergi dari sini Steff aku mohon!" Carin menyongsong pisau masak ke arah Steffan, ketika ia berhasil benda tersebut.
"Kemari sayang!! Turunkan benda itu agar kita tidak terluka, atau kau mau aku paksa seperti sedia kala?" Mendekati Catharina, lalu mengambil pisau dari tangan wanita itu, hingga tersandar di sudut ruang Tv, dan mendekapnya.
"Steff aku mohon." Ia memohon dikala benda tajam itu berhasil di ambil laki-laki itu, ia melanjutkan perkataannya, "aku mohon jangan lakukan hal itu lagi pada ku, aku ingin sembuh, aku ingin bebas." Catharina meneteskan air matanya melihat gerak gerik Steffan.
"Hal itu tidak akan pernah terjadi, kau hanya cukup mengikuti semua alur yang sudah ada." Mengelus pipi Catharina, sembari melihat tubuh wanita itu yang hanya di baluti lingerie dan gardigan berbahan satin.
"Steff? Apakah dengan menghancurkan hidupku tidak membuat mu puas?" Memejamkan mata dikala ia merasa jari laki-laki masuk kedalam benda berharga miliknya.
"Kau lebih memilih dihancurkan dari pada mati sayang." Melakukan pergerakan perlahan lalu mencium Carin, dan tangannya yang satu lagi memegang dagu wanita tersebut.
Cukup lama aktifitas itu terjadi, kesunyian dan suara yang hikmat itu memenuhi ruangan tersebut. Steffan sudah mulai menguasai tubuh Catharina dikala wanita itu menikmati pergerakannya.
"Steff stop!" Catharina mendorong tubuh laki-laki itu agar menjauh darinya, sembari mengatur napas melihat Steffa, "lebih baik kau pergi dari sini sebelum ada pertengkaran di antara kita, dan semua hal yang kita lakukan diketahui orang lain." Lanjutnya lalu menuju kamar.
Laki-laki seketika terdiam sejenak, kemudian menelan air ludahnya, "Tidak akan ada yang tau, mari kita lanjutkan!! Jangan menolak ku Rin." Steffan mengikuti langkah Catharina.
Catharina hanya diam hingga sudah berada di depan pintu kamar, "pergi dari sini sebelum Vern datang." Katanya fokus berjalan, dan tidak ada jawaban dari laki-laki.
Sepersekian detik laki-laki itu tiba-tiba mencium bibir Catharina secara brutal dan itu berlangsung cukup lama.
Bentakan dan pukulan yang Catharina berikan kepada Steffan tidak berguna dan tak membuahkan hasil. Kini tubuh Catharina berhasil di bawa Steffan ke kamarnya.
"HAAA." teriak Catharina ketika tubuhnya dilempar ke tempat tidur, dan laki-laki itu langsung mengunci kamar.
"STEFFAN BUKA!" Teriak Catharina lansung berlari menahan dan berusaha menghalangi laki-laki itu yang mengunci pintu.
"Diam." Teriak Steffan mendorong Catharina hingga terjungkal ke lantai.
Catharina terdiam tubuhnya kembali bergetar menahan rasa sakit dan takut yang datang secara bersamaan.Apakah trauma yang pernah ia alami sembilan tahun silam terulang kembali? Ketika ia tengah menjalankan pemulihan dulunya.
"Memilih untuk menjadi anak penurut atau?" Tersenyum membuka baju yang melekat di tubuhnya, melihat Catharina yang masih terduduk di lantai.
"Steff aku mohon, jangan lakukan ini padaku. Aku sudah menuruti semua kemauan mu. Aku sudah membebaskan mu dari kejaran Andrea. Tolong sekali ini saja. STEFFAN!" Catharina menangis disaat kakinya ditarik paksa, hingga terseret dilantai, dengan sekali sentakan Catharina berhasil terbaring di tempat tidur.
"Haa." Teriaknya kesakitan ketika rasa yang amat ngilu pada cidera rusuk kirinya, "Steff aku mohon." Melihat Steffan yan kini di atasnya meneteskan air mata, dan kini Steffan tengah menyetubuhinya.
Satu jam berlalu, dua insan manusia itu kini tengah terbaring di ranjang yang menjadi saksi aktifitas mereka malam ini.
"Apakah sakit?" Mengelus rambut Catharina yang memejamkan mata meneteskan air mata, "sudah kubilang aku tidak akan main kasar jika kau baik padaku." Lanjut Steffan mengelus pipi Catharina dan mencium bibir wanita itu, kemudian berdiri mengenakan pakaiannya.
Catharina hanya bisa berdiam diri terbaring di tempat tidur melihat Steffan, sembari menangis.
"Buat apa kau menangis? Bukankah kau sering melakukan hal ini dengan Target kalian itu?" Uajar Steffan merapikan pakaiannya.
"Welcome to the next section Catharina. Aku sangat menyukai desahan mu. Pasanglah pakian mu, aku tunggu di luar." Mengelus rambut Catharina, mencium puncak kepalanya tersenyum, lalu pergi.
Beberapa saat kemudian...
"Catharina?" Ujar Vern khawatir baru masuk rumah melihat wanita itu dengan matanya sudah sembab, berlari ketakutan mendekatinya, memegang wajah Catharina dengan kedua tangannya melihat sekitar.
Dengan napas yang tidak beraturan Catharina lansung melihat Vern. "Help me!" Katanya singkat dengan nada kecil menangis ketakutan, mengigit jarinya melihat ke arah kamar frustasi.
"Catharina? Kecoa nya sud__." Panggil steffan keluar kamar lalu langkahnya terhenti melihat siapa yang berdiri di depan pintu utama tersebut.
"Steffan? Ada apa kau datang kesini? Kau apakan Catharina?" Tanya Vern.
"Tidak ada, aku hanya ingin mengantarkan makan malam untuk Catharina titipan dari Ren. Tapi dia meminta bantuan ku untuk mengusir kecoa yang ada di kamarnya tadi." Merapikan bajunya, kemudian mengambil barang-barang.
"Aku pulang dulu. Jangan lupa di makan makananya dek." Lanjut steffan tersenyum, melihat mereka berdua bergantian, lalu keluar rumah.
"Yah. Terimakasih. Duduk dulu disana biar aku yang menutup pintu dan siapkan makan malam untuk mu." Titah Vern merapikan rambut Catharina, dan ia menurutinya tanpa berbicara sepatah katapun.
"Sedikit aneh." ucap Vern disaat menutup pintu dan melihat Catharina yang di meja makan, kemudian mendekatinya.
"Setelah memberikan makan malam pada Catharina Vern lansung bergegas mengecek kondisi setiap ruangan unit tersebut. Ketika sampai di kamar ia segera menajamkan pendengarannya ke segala arah bertujuan untuk mencari tahu hal apa yang terjadi sebelumnya.
Perilaku Steffan sangatlah mencurigakan begitu juga dengan Catharina, kenapa dia menunjukkan ekspresi yang benar-benar ketakutan ketika mendekatinya tadi. Lalu kenapa Steffan tiba-tiba datang ke hunian Carin sendirian? Biasanya rekannya itu selalu datang bersama Ren.
"Besok akan ku panggilkan tukang serangga, agar tidak ada hal yang menganggu kenyamanan mu." Sahut Vern mendekati Catharina, menyimpan sesuatu di dalam katongnya.
Catharina hanya mengangguk sebagai jawaban, dan hanya memakan makanan bawaan Vern, tanpa menyentuh pemberian Steffan.
_______
Berlanjut ☘️☘️🛵🛵🛵🔞
KAMU SEDANG MEMBACA
MIWA AND WINE [END]
RomanceNOTE: WINE AND MIWA "Segelas WINE yang di hidangkan, tidak akan habis jika tuanya tidak meminumnya, begitu juga dengan MIWA, kami tidak akan datang jika benalunya tidak menemui inangnya." #Rank 1 di agen #Rank 1 di emosional #Rank 2 di Andrea #Rank...