Hai...
Ini adalah karya ku kedua di akun ini...
Btw bahasa di cerita ini agak formal. Jadi yang kurang nyaman baca bahasa yang terlalu formal.
Tolong maklumi ceritanya~😉Lagi pula, aku juga masih pemula...
Hehehehhe...😆Jangan lupa vote!
Selamat membaca
💜💜💜
Mansion Duke Utara sangat sunyi seperti tak bernyawa. Ini adalah hal wajar, karena Duke saat ini sudah tiada bersama dengan istrinya.
Ditambah lagi Duke muda yang menggantikan posisi Duke Utara adalah seorang remaja berusia 12 tahun. Membuat semua orang di mansion depresi, karena mereka tak mengharapkan apa pun dari seorang remaja yang bahkan tak pandai bersosialisasi.
Banyak para pelayan yang satu-persatu mengundurkan diri, dan memilih pindah bekerja pada bangsawan lainnya. Mereka tidak melihat adanya harapan dari mansion ini.
Disisi lain seorang gadis cantik, memperhatian para pelayan yang mulai mengundurkan diri satu persatu. Gadis cantik itu adalah Vania, yang berasal dari dunia lain.
Awalnya Vania juga terkejut saat memasuki novel yang ditulisnya sendiri. Apalagi dirinya yang memerankan tokoh Pengasuh dari Tokoh Pria Utama. Vania sangat depresi awalanya, dan berulang kali mencoba berbagai cara untuk kembali kedunia asalnya. Sayang sekali hal itu tak berhasil.
Tak kehabisan akal, Vania pun memutuskan untuk mngundurkan diri seperti pelayan lainnya. Sayang sekali, kepala pelayan menolaknya dengan alasan bahwa sangat sulit mencari pangsuh Tuan muda. Jika Vania ingin berhenti, maka dirinya harus mencari pengganti.
Vania mengakui jika memang sangat sulit untuk mencari penggantinya. Karena Duke muda, memiliki rumor kutukan menjadi monster. Yah, walau memang rumor ini benar sih.
"Vania, berhenti mengeluh dan pergi bawakan makan ini untuk Duke muda"petintah kepala pelayan. Dengan langkah lesu, Vania akhirnya mengambil nampan makanan, dan berjalan kekamar Duke muda untuk mengantarnya.
Tok
Tok
"Duke Muda, Saya Vania datang membawa makan siang"ucap Vania dengan sopan.
Ceklek
Pintu terbuka dan memperlihatkan seorang remaja yang kurus seperti anak berusia 8 tahun. Tentu saja Vania tau jika usia aslinya adalah 12 tahun.
"Apa yang anda lakukan disini?"tanya Revan ketus.
Vania yang mendapat ucapan sinis dari Duke muda yaitu Revan, hanya tersenyum canggung.
Yah, itu bukan salah Revan jika dirinya membenci Vania. Lagi pula Pengasuh yang asli memang sangat menyebalkan. Pengasuh yang asli suka mencuri barang-barang Revan, mengambil uang sakunya, mengganggunya, lalu akhir-akhir ini sebelum Vania merasukinya. Pengasuh yang asli melecehkan Revan karena wajah tampannya.
Vania benar-benar tak punya muka untuk membelanya. Vania menghembuskan napas pasrah jika dirinya dibenci, setidaknya Revan belum memiliki niat untuk membunuhnya.
"Pengasuh yang asli benar-benar keterlaluan. Bahkan kamu memikirkan hal mesum pada anak berusia 12 tahun!!! Dimana otak mu? Mencabuli anak yang 5 tahun lebih muda dari mu? Sungguh kenapa harus aku yang menanggung malu atas perbuatanmu?"batin Vania sedih.
"Saya hanya ingin mengirim makanan"jawab Vania hati-hati.
"Benarkah? Lalu anda bisa coba makanannya"perintah Revan dengan nada mengejek.
"Tapi.... Bukankah itu berarti Duke muda memakan makanan bekas?"Vania tak bisa membiarkannya memakan makanan bekasnya. Bagaimana jika hal ini akan menjadi pemicu kematiannya.
"Kenapa tidak ingin? Apakah anda mencampurnya lagi dengan obat gatal, sehingga saya akan melepas pakaian dihadapan mu?"sinis Revan. Vania tercengang dengan tebakan Revan yang keterlaluan.
Vania masih waras, kenapa dirinya bernapsu dengan anak yang terlihat berusia 8 tahun? Bukankah ada kakak-kakak ksatria di tempat latihan yang menggoda.
"Anda terlalu memandang tinggi dirimu. Kakak-kakak ksatria lebih menggoda"ketus Vania yang tak terima dituduh mesum.
"Anda!!"
"Jika anda tak ingin makan. Jangan makan! Saya juga tidak rugi. Saya letakkan makanannya disini"Vania sangat letih mengurus anak nakal ini. Lebih baik dirinya pergi mencuci mata melihat ksatria tampan dengan roti sobek menggoda.
"Seperti biasanya, anda sangat mesum"cibir Revan.
"Bagaimana anda bisa mengetahui kesenangan orang dewasa? Anda hanya seorang anak"ejek Vania balik.
"Dan Saya tidak percaya anda bertengkar dengan seorang anak"komentar kepala pelayan yang entah sejak kapan berada dibelakangnya.
"Pergi ke dapur. Kita sangat sibuk"usir kepala pelayan.
"Tunggu"ucap Revan mencegah kepergian Vania dan kepala pelayan.
"Ada apa Duke Muda?"tanya Kepala Pelayan sopan.
"Bisakah pengasuh ku dinganti. Saya tidak tahan dengan pengasuh mesum ini!"
"Duke muda. Saya minta maaf, bahwa pengasuh tidak bisa diganti. Kami kekurangan pelayan"ucap kepala pelayan sopan. Walau terkesan sopan, Vania yang pandai menilai orang, dapat melihat cemoohan dipandangannya. Revan sepertinya juga merasakan arti tatapan kepala pelayan, dan akhirnya memilih diam.
"Tiba-tiba aku merasa kasian padanya"batin Vian sedih. Bagi anak usia 12 tahun, mengalami pengabaian dan penolakan, pasti sangat menyakitkan.
"Apa lihat-lihat?!"sinis Revan kesal.
"Ku tarik lagi ucapan ku. Kenapa aku kasian pada anak nakal ini"batin Vania kesal dan segera meningkuti kepala pelayan pergi.
❤❤❤
Vania mengelap keringatnya merasa letih. Hari ini, pekerjaan sangat melelahkan. Walau begitu, gajinya juga bertambah. Vania bisa yakin jika nanti dirinya bisa mengundurkan diri, maka uang ini bisa digunakan untuk pensiun di hari tua.
"Vania!! Apa yang harus kita lakukan? Duke Muda mengamuk lagi"ucap Kara salah satu pelayan senior Vania panik.
"Kakak Ria, tenanglah. Kita panggil ksatria"ucap Vania memberi saran.
"Tidak, tidak ada siapa pun di mansion kecuali kami 5 pelayan yang tersisa. Kepala pelayan juga tidak ada"ucap Shasa panik.
Vania tertegun kaget, bukankah ini hal yang aneh jika dikatakan sebuah kebetulan? Vania menatap wajah ketakutan para pelayan, mulai memastikan bahwa para pelayan yang ada disini memang semuanya memiliki kesamaan latar belakang, yaitu tak memiliki keluarga yang peduli padanya. Pelayan Shasa dua tahun lebih muda darinya, yang hanya diperalat keluarganya mencari uang. Kara senior yang memiliki banyak adik yang perlu dinafkahi. Ransi dan Ronsa yang merupakan saudara kembar yang saling bergantung. Terakhir dirinya Vania, yang mempunyai kakak yang sakit-sakitan.
"Jelas kami ditinggalkan"bisik Vania.
"Kita tak akan mati disini kan?"tanya Shasa takut.
"Hah.... Jangan khawatir. Saya punya cara menenangkannya. Kalian tutup semua pintu dan jendela, setelah itu pergi dari sini"usir Vania. Mereka berempat menggelengkan kepala, mereka tak ingin mengorbankan Vania.
"Tenanglah, saya bukan tipe yang akan mati konyol"ucap Vania percaya diri. Akhirnya Shasa, Kara, Rosa dan Ransi setuju, setelah dibujuk berulang kali oleh Vania.
"Kepala pelayan, aku akan mencatat dendam ini dihati ku"ucap Vania dingin. Vania akan membalas dendam ini beribu-ribu kali lipat. Bahkan jika kepala pelayan meminta maaf dan bertekuk lutut, itu sudah sangat terlambat.
❤❤❤
🔊 Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak dalam Novel "My Beast" - END
Fantasy🔊 Perhatiah: cerita ini memiliki banyak adegan yang kekerasan dan sebagainya. Jadi adik-adik dibawah umur jangan baca. Vania tak menyangka bahwa dirinya akan terjebak didalam novel yang ditulisnya saat remaja, novel itu "My Beast" yang berkisah te...