Suasana lenggang tampak di meja makan pagi itu. Seorang gadis dengan tampilan kasualnya, duduk berhadapan dengan seorang wanita paruh baya yang mengenakan jas juga rok span yang tampak pas dan meninggalkan kesan elegan di tubuhnya.
Gayatri menyuapkan sesendok bubur ayam yang pagi ini menjadi menu sarapannya. Tanpa sadar gadis itu memejamkan mata, merasakan tekstur bubur ayam kesukaannya tersebut.
"Kuliah kamu gimana?" suara wanita di seberangnya memecahkan kesunyian yang ada.
Gayatri hampir tersedak, sebelum berbicara ia menelan makanannya.
"Baik ma," jawabnya dengan tenang.
"Bagus, saya belum melihat nilai kamu semester kamu, bagaimana hasilnya?" nampaknya sang wanita yang ia panggil mama belum ingin menyelesaikan pembicaraan diantara mereka.
"3,97 ma, so far good," Gayatri meletakan sendoknya, menatap kearah sang lawan bicara.
"Good? saya tidak melihat nilai itu pantas, semester ini tingkatkan lagi," ujar sang ibu sembari menatap Gayatri, dengan tenang ia menyeka mulutnya. Menandakan bahwa ia telah selesai menyantap makanannya.
"Kamu harus tau, bahwa kamu punya tanggung jawab besar Gayatri. Jangan banyak bermain, segera selesaikan studi mu dan bantu saya mengurus pabrik," hanya itu yang diucapkan sang ibu sebelum mengambil tas nya dan berjalan keluar.
Gayatri hanya diam, enggan membalas. Sebab sang ibu takan pernah berhenti menekannya. Gadis itu menatap makanan yang masih tersisa di piringnya. Enggan melanjutkan makan, saat merasa tenggorokannya tersekat oleh sesuatu.
Gadis itu melirik gawainya, mendesah kasar karena belum juga mendapatkan balasan dari sang kekasih.
"Kamu kemana sih Mahes," gumamnya pelan.
Setelah menandaskan minumnya, Gayatri memutuskan untuk berangkat ke kampus dengan mobilnya. Kali ini ia harus kembali berangkat sendiri, sebab Mahesa sang kekasih belakangan ini tidak lagi menjemputnya.
Mobil Gayatri melaju dengan pelan dijalan raya Jakarta yang merayap padat pagi ini. Sesekali pikiran gadis itu melayang terbang pada Mahesa. Kekasihnya tampak berbeda dua minggu ini, laki-laki yang memperlakukannya dengan manis, kini sedikit menjaga jarak dengan Gayatri.
"Shit, gue gabisa berenti ovt," gumam Gayatri, sembari meremas setirnya. Terik matahari Jakarta di pukul 8 pagi sungguh menyiksanya.
Namun, Gayatri tidak tau bahwa sebenarnya panas di hatinya lebih membara dibandingkan dengan teriknya matahari Jakarta.
Gayatri memarkirkan mobilnya di pelataran parkir kampus. Gadis itu turun dari mobil, saat seorang gadis tiba-tiba mengagetkannya dari belakang.
Gayatri mengerjap pelan, hendak mengumpat namun sang gadis terlebih dahulu memotong ucapannya.
"Ay, lo tau udah buka twitter belum?" Hanum bertanya, sukses menghentikan umpatan yang ingin dilontarkan oleh Gayatri.
"Belum, emang kenapa?" sembari menenteng tasnya, Gayatri berjalan beriringan dengan Hanum.
"Cowolu trending di base julid kampus," ujar Hanum memberi tahu.
"Hah? kok bisa? emang beritanya apaan?" Gayatri tersentak kaget. Ia lantas memeriksa gawainya. Segera membuka base kampus yang dimaksud oleh Hanum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Kedua
Romance3 bulan vs 3 tahun Gayatri dihadapkan pilihan sulit, ketika ia baru saja menjalin cinta dengan 'crush' nya sejak SMA. Hatinya yang bersemi harus kembali layu ketika masa lalu sang pacar kembali hadir. Bisakah ia memiliki hati Mahesa sepenuhnya disaa...