Aku, Kamu, dan Kita[22]

3.8K 283 12
                                    

6 Bulan kemudian......

Tak terasa 6 bulan telah berlalu, Zee sudah 100% move on dari Ashel. Dan Ashel sendiri juga sudah memiliki tunangan yang baru. Aneh bukan? Dalam kurun 6 bulan Ashel sudah bertunangan. Tapi Zee tidak mau ambil pusing, dia sekarang juga sedang dekat dengan salah satu rekan bisnisnya.

Lalu, bagaimana tentang hubungan Zee dan Marsha? Jawabannya, ya masih sama seperti awal menikah. Marsha masih menjalin hubungan dengan Fadel.

Zee mengurungkan niatnya untuk mendekati Marsha saat ini, melihat hubungan yang sangat dekat antara Marsha dan Fadel sendiri. Lagi pula setelah dipikir-pikir Berteman dengan Marsha bukan pilihan yang buruk.

Mungkin.

Baiklah, sekarang berbicara tentang asmara Zee. Zee kini sedang dekat dengan sekretarisnya sendiri, Fiony Alana, atau yang lebih sering disapa Fiony. Fiony berusia 25 tahun saat ini, yang artinya sendiri, lebih tua dari Zee sekitar 2 tahun. Tapi itu bukan masalah, karena Zee merupakan penganut aliran "Age is just a number"

Jika kalian bertanya, kenapa Zee bisa berniat mendekati Fiony? Ya ini semua bisikan dari Jasson. Kata Jasson, sembari menunggu Marsha putus, lebih baik Zee bersenang-senang dengan perempuan lain dulu. Zee awalnya ogah dengan saran sampah dari Jasson, tapi bodohnya dia mengikuti saja kata-kata Jasson.

Zee belum mengungkapkan niatnya pada Fiony, kalau dirinya ingin mendekati Fiony. Tapi gelagatnya sudah menunjukkan kalau Zee ingin dekat dengan Fiony. sering kali Zee mengajak Fiony untuk makan berdua di ruangannya. Juga mengantar jemput Fiony.

Fiony sendiri sebenarnya tidak menunjukkan ketertarikan pada Zee, karena Fiony sendiri tau kalau Zee sudah menikah. Tentu saja Fiony tidak mau dicap sebagai pelakor oleh orang-orang. Jadi sering kali Zee menelpon Fiony malam-malam, bilangnya saja urusan kerjaan, tapi ujung-ujungnya pasti Zee akan mengirimkan makanan pada Fiony, katanya sebagai rasa terima kasih. Sangat klasik.

Seperti saat ini, Zee mematap ponselnya. Dia baru saja selesai menelpon Fiony di balkon kamarnya, yang menghadap kearah depan rumahnya.

Dari sana dia bisa melihat jalanan depan rumahnya malam ini. Sebuah mobil yang Zee tidak kenal berhenti di depan rumahnya. Terlihat seorang perempuan turun dari mobil itu tanpa mengenakan apapun di kakinya, sambil menenteng high heels. Perempuan itu membuka gerbang rumah Zee dengan wajah yang tampak kacau.

Zee penasaran, ada apa dengan Marsha? Sampai dia pulang dengan keadaan yang nampaknya tidak baik-baik saja. Zee segera keluar dari kamarnya, dia ingin menemui Marsha.

Saat berpapasan di ruang tengah rumah. Zee melihat wajah Marsha yang memerah, matanya juga sembab.

"Marsha"

Zee baru saja menyebut namanya, Marsha malah mengabaikannya, dia berlalu saja, meninggalkan Zee. Zee pastinya khawatir dengan Marsha, Zee langsung mengikuti Marsha ke dalam kamar.

Zee membuka pintu kamar Marsha yang tertutup. Memang ini kurang sopan, tapi Zee kepalang khawatir melihat Marsha. Marsha tidak pernah menangis separah ini sebelumnya.

Zee melihat Marsha yang duduk di bibir kasurnya sambil menangis sesegukan. Zee duduk disebelah Marsha, lalu menanyakan apa yang sedang terjadi sambil mengusap-usap punggungnya.

"Kamu kenapa, Marsha?"

Marsha masih belum bisa menjawab, dia masih menangis sesegukan.

Zee tidak tega melihat Marsha seperti ini. Zee menarik Marsha kedalam pelukannya, membiarkan Marsha menangis dalam dekapannya.

"Kak Zee" Lirih Marsha.

"Iya, Sha. Aku disini" jawab Zee.

"Fadel" Marsha masih terisak.

Aku, Kamu, dan Kita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang