Aku dibangunkan oleh suara ponselku terus berdering, aku tak perlu lagi melihat siapa yang menelponku di pagi buta itu, sudah pasti dia kak Keenan.
"halo kak..." jawabku dengan suara khas tidurku.
"halo....." balasnya. "lah kok ditaro di kuping...." Lanjutnya. Aku mengangkat ponselku ke atas, ternyata panggilan video darinya. Mungkin ini adalah panggilan video pertama kami.
"Astaga masih molor aja." Ucapnya begitu melihat sosokku yang masih berada di tempat tidur.
"pagi kak." Sapaku kembali menyadarkan diriku walau sepenuhnya belum sadar juga.
"pagi.... Enak benar yah tidur di kampung." Ucapnya.
"hehehe...." Aku terkekeh kemudian bungkam saat Kak Keenan menyadari sesuatu.
"Alden, itu.... di belakang kamu siapa?" tanyanya yang membuatku seketika panik.
"oh eng.... Itu Abi aku." Sungguh aku belum sepenuhnya sadar jika Abi tidur di sampingku, aku kemudian membenarkan posisiku di kamera agar Abi tak lagi masuk ke dalam frame kameraku.
"kalian tidur bareng?" tanya Kak Keenan dengan ekspresinya yang seakan tak percaya.
"yah taulah kak, aku anaknya penakut." Jawabku.
"tapi.... Ah sudahlah kamu lanjutin aja tidurnya." Balasnya yang entah tapinya itu apa, kemudian terdengar nada kekecewaannya lalu panggilan ia akhiri.
Apakah kak Keenan marah? Ahh aku rasanya sangat bersalah dan terus overthinking.
"udah bangun Lden?" tanya Abi yang akhirnya terbangun juga. sekarang sudah jam 7 pagi dan aku masih dikuasai overthinkingku memikirkan kak Keenan. sudah sejam loh aku diam aja dengan ke-overthinking-an aku.
"iya Bi." Jawabku singkat.
"emang sudah jam berapa?" tanya Abi menyucek matanya meraih ponsel diatas nakas.
"jam tujuh." Jawabku singkat kembali.
"oh astaga, tidur Abi sepertinya terlalu nyenyak. Abi bikinkan sarapan yah." Abi menyingkap selimut, memakai pakaiannya yang memang semalam ia tak mengenakan pakaian sehelai pun.
Aku baru menyadari sesuatu, kok suasana rumah sepi yah? Apakah memang hanya ada aku dan Abi? Istrinya tidak sedang di rumah?
"aku bantuin Bi." Ucapku ikut di belakangnya. Aku juga baru mengenakan pakaianku yang sama seperti Abi, aku juga naked dari semalam. Dan itulah yang membuatku ovt, apakah kak Keenan menyadari kalo aku naked dan ia melihat Abi dalam keadaan naked juga? sungguh itu telah mengganggu pikiranku.
"kamu kenapa Lden, kok kek banyak melamun aja." Tanya Abi menyadariku banyak kehilangan fokus pagi itu, bahkan saat sarapan.
"eng, enggak Bi." Jawabku tak ingin bercerita ke Abi.
"yang nelpon kamu tadi pagi siapa?" tanya Abi, ternyata Abi mendengarnya.
"oh itu, kak Keenan."
"Keenan?" yakin Abi. "anak tiri ayah kamu?" lanjutnya yang kujawab hanya dengan anggukan.
"oh, kalian dekat juga yah." Balasnya dengan nada yang entahlah, mungkin terdengar seperti orang yang jealous?
"dia orang yang sama kan yang menelponmu sampai tengah malam semalam?" lanjut Abi.
Bagaimana ia bisa tau? Apakah ia yang memutuskan panggilan itu? hingga masuk akal jika ponselku tiba-tiba ada diatas nakas.
"mmm...." Jawabku. Abi kemudian mengangguk-angguk lalu tak bersuara lagi. Abi kenapa? Bukankah Abi yang nyuruh Alden untuk menentukan jalan hidup Alden sendiri?
"oh yah Bi, istri Abi mana?" tanyaku, aku tak menemukan wanita itu di rumah pagi ini.
"oh mama kamu masih di rumah nenek. Hajatannya baru hari ini hari H nya." Jawab Abi. Mama kamu. Yah, Abi selalu menyebut istrinya sebagai mama kamu untuk Alden, walau aku tetap memanggilnya dengan sebutan istri Abi, atau jika kamu berdua, aku memanggilnya tante. Nenek yang dimaksud Abi juga bukan nenek aku, ibunya Abi, tapi ibu dari istrinya Abi. Nenek darimananya?
"Alden ikut Abi yah entar." Ucap Abi setelah kami selesai makan yang langsung ku tolak dengan seribu alasan.
"enggak Abi ah, Alden hari ini mau istirahat aja, lagian Alden udah ada janji sama Rama." Alasanku yang untungnya Abi gak memaksa aku lagi.
"yah udah, Abi mungkin akan langsung pergi habis ini. kamu gak apa kan Abi tinggal sendiri?"
"enggak pa-pa Bi." Jawabku, aku sama sekali gak ada niatan berkumpul dengan keluarga si boty bermuka dua itu. kalian harus tahu kalo istri Abi itu adalah adiknya om Aryo. I don't know bagaimana akhirnya mereka menikah. Abi sebelumnya tak pernah cerita tentang istrinya, yang kutau dulunya jika om Aryo suka sama Abi. Ia dengan terang-terangannya mengaku di depan aku. Entah hubungan mereka seperti apa, hingga akhirnya Abi meminta izin untuk menikah. aku sempat berfikir yang enggak-enggak, mungkinkah pernikahan itu hanya kedok hubungan keduanya? But, istri Abi sekarang hamil, sepertinya aku terlalu overthinking aja.
Sekarang aku sendiri di rumah, yang kubilang ada janji dengan Rama, sebenarnya tak ada. sekarang Rama gak asik lagi, waktunya sekarang banyak ia habiskan dengan pacarnya, si Angga. Sendiri di rumah, gak ngapa-ngapain membuatku terfikirkan dengan kak Keenan lagi. Kira-kira ia marah gak yah?
Aku ingin menelponnya, tetapi ini masih malam di tempatnya sana. Ia pasti masih terlelap tidur. Aku menunggu menjelang sore saat kurasa ia sudah bangun. Aku menelponnya, tetapi tak ada jawaban darinya?
Sekarang aku benar-benar overthinking, kak Keenan beneran marah sama aku. Atau mungkin ia hanya belum bangun kali yah?
Kak, udah bangun?
Aku mengirimkan pesan kepadanya, tetapi tak dibalas juga. pesanku di abaikan. Arghhh Kak Keenan beneran marah sama aku. Aku harus gimana?
Setiap lima menit, aku mengecek ponsel aku, status pesanku tetap sama. tidak di read apalagi dapat balasan.
Kak Keenan, kok marah sih....
Aku kemudian nge-stalk ig-nya dia. Ada story baru yang di post jam 2 dini hari. Kak Keenan sedang party bersama dengan teman-temannya. Ada banyak cewek yang mengelilinginya.
Ah Alden, apa yang kamu pikirkan tadi? kamu masih pikir kamu spesial di mata kak Keenan. dek, dek, ngaca dek.
Aku menghempaskan tubuhku di sofa, ada kekecewaan dalam diriku yang telah mencuri semangat hidupku. Ternyata seperti itu kehidupan yang kak Keenan jalani. Siapalah aku dimatanya?
Tak ingin berlarut dalam kegundahan hatiku, aku memilih bermain game saja. Sekarang aku lebih banyak bermain mobile legend, mengikuti trend teman-teman aku. Aku ingin ngepush rank aku yang tinggal 2 bintang lagi sampai mythic. Hero andalanku saat ini masih novaria dan alpha, dan aku tuh hoby banget ngebacot di dalam game. Cuman sekedar ganggu tim lawan sih, tapi bacotanku biasanya hal-hal jorok.
Al_den : bang
Al_den : belai dedek bang
Al_den : m3ki transparannya nopa berkedut
Yah gitulah pokoknya, sampe teman tim aku gedek sendiri sama aku.
Ditengah asiknya aku ngepush rank, ada panggilan dari kak Keenan, aku gak accept, sedikit lagi aku menang. Capek juga sih ngepush, menang-kalah, menang-kalah. Tak lama, ada pesan masuk darinya.
Sorry, kak Keenan baru bangun
Baru bangun? Hmmmppp, ini udah jam berapa kak Keenan?
Sepertinya kamu menikmati liburan kamu di kampung
Pesan lainnya yang ia kirimkan setelah cukup lama pesan sebelumnya belum kurespon.
What? Apa maksudnya ini? bukankah dia yang sedang menikmati hidupnya di sana? Kok aku jengkel yah. Ahh terserah lah bukan urusan Alden lagi.
Kak Keenan tak pernah lagi menelpon setelah itu, tak ada lagi morning call yang selalu membangunkanku di pagi hari. Honestly, aku juga merasa kehilangan, but aku menyadarkan diri, apalah arti kehilangan ini padahal aku tak pernah memiliki sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother
Romantiekfrom step father to step brother. ini bukan lagi cerita yang manis