PS. semua yang ada di cerita ini dari tokoh hingga alur hanya karangan author. maaf jika ada kalimat menyinggung suatu pihak.
Warn! mengandung kata atau scene vulgar. yang berusia di bawah 17 tahun harap dilarang membaca.
Sejak kejadian itu, baik Mark ataupun Giselle kembali tidak bertemu. Perlakuan Mark dinilai sangat kasar mengingat Giselle coba membantunya saat mental Mark kembali kambuh. Di sisi lain kemarin adalah hari tidak terduga Giselle dimana Jisung bermalam di kosannya dalam posisi Giselle tertidur di kasur sedangkan Jisung tidur di bean bag posisi duduk menyandar.
Lihat dari posisinya saja terlihat tidak nyaman. Dengan rasa tanggungjawab sebagai pemilik kamar, Giselle menaikan kembali selimut yang terjatuh dari badan Jisung dan berjalan menuju dapur. Tidak ada sekat sama sekali jadi kegiatan dari berbagai arah pun bisa terlihat, terkecuali kamar mandi dan laundry. Jemari lentiknya membuka pin ponsel melihat banyaknya pesan dari Jeno.
Demi apapun, Jeno benar-benar tidak habis-habisnya mengirimi pesan pada Giselle. Tapi semua nada pesannya sama yaitu meminta maaf atas perlakuan Mark dan dia ingin wanita itu bertemu dengannya di lokasi syuting yang berjarak tak jauh dari kantornya.
Tanpa berlama-lama Giselle memulai aktivitasnya yaitu bersih-bersih dan memasak. Masakan kali ini sangat sederhana yaitu nasi goreng ditambah telor mata sapi untuk 2 orang. Dia melirik ke arah Jisung, juniornya masih terjaga meskipun bunyi peralatan dapur terbilang berisik tapi tidak ada pergerakan apapun.
"dia sangat lucu".
Giselle mengingat kegiatan keduanya semalam. Dengan gentlenya Jisung meminta izin padanya mencium tepat di pipi sang senior. Tentu saja Giselle mengangguk kecil, sepertinya dia mulai menerima ketertarikan si junior padanya walau masih dalam batasan kecil.
*tok tok!
Pintu kosan Giselle di ketuk oleh seseorang. Dia berpikir mungkin saja paket tapi terlalu pagi untuk seorang kurir mengirimkan paket rumah ke rumah di jam 6 pagi. Tanpa pikir panjang, Giselle membuka pintu dan disana terdapat Minho mengangkat plastik yang berisi makanan ke hadapan Giselle.
"your order ma'am", Giselle menyuruh Minho masuk bersamaan dengan Jisung yang sudah bangun dan mencuci muka di westafel dapur.
"woah, Soojung harus lihat ini, hei adik ipar seharusnya kamu bilang kalau kamu membawa pacarmu kesini", ledek Minho menaruh lauk pauk ke atas meja makan.
Jisung melirik Giselle bertanya-tanya siapa pria yang baru dia lihat itu selain Mark dan Jeno kemarin. "ah, Jisung, dia calon kakak iparku. kak, dia Jisung teman satu tim ku", Minho menarik jabat tangan Jisung mengakrabkan diri.
Melihat reaksi si calon kakak ipar sepertinya Giselle akan menjadi bahan godaan lagi. Ketiga orang itu duduk di meja yang sama dengan Jisung duduk di sampin Minho dan Giselle berada di hadapan mereka berdua. Makanan yang di bawa Minho cukup untuk ketiganya sarapan.
Selama sarapan Jisung curi-curi pandang meskipun dia sedang diajak mengobrol oleh Minho. Dia merasa Giselle masih marah dengan kejadian kemarin. Jiyeon tidak tahu jika Mark mengeluarkan Giselle sebab dia tidak mempunyai nomor wanita itu. Tapi entah Jiyeon menyimpan nomornya atau tidak dari berkas pendaftarannya tapi hingga sekarang belum ada informasi apapun.
"kalian habis ini mau kemana? biar aku antar sekalian mampir ke toko bunga dan kafe dekat kantor", tawar Minho.
"ah terimakasih kak tapi aku bawa motor. um, senior mau berangkat dengan siapa?", Jisung menanyakan pada Giselle.
KAMU SEDANG MEMBACA
(TO BE CONTINUED) AMARANTH | MARKSELLE
FanfictionAeri Uchinaga seorang gadis Jepang yang manis menemukan sosok pengubah hidupnya dari kesialan yang terus terjadi dikehidupannya, Maple Rea Zoffany. Maple menaruh harapan dan janji pada Aeri untuk terus bersama sampai suatu kejadian mengubah alur cer...