1. Hujan di kota Djogja

2 1 0
                                    

Hujan di kota Jogja teringat sekali wajahnya di dalam rintik hujan yang tak begitu deras saat mengingat kembali masa masa dimana semua kenangan tentangnya telah menyatu dalam memory dan pikiran di kepalaku

Saat itu Raga dan Sinta sedang jalan-jalan di Jogja sambil mengelilingi Malioboro yang begitu indah saat malam hari, banyak wisatawan dari berbagai daerah yang berkunjung ke Malioboro, saat itu Raga dan Sinta sedang duduk duduk sembari berpegangan tangan lalu berjalan mengelilingi Malioboro dan memakan makanan khas Jogja. Tak terasa sudah larut malam kita memutuskan untuk pulang dan aku mengantarnya pulang.

Di saat jalanan jogja sedikit sepi dan lintas pun terlihat kosong disitu Raga dan Sinta mengobrol sambil bercanda, yang seakan akan candaan itu bukan sebuah candaan melainkan kenyataan yang pahit untuk didengar, walaupun dia bertanya dan bercanda sambil tersenyum manis...

Sinta: “Sayang... Kalo nanti aku tak bersama mu lagi apakah kamu cari pengganti atau kah Masi menungguku?...”

Lalu aku berkata 

Raga : “Ya jelas menunggumu lah... Kan kamu selalu ada di hati ku sampai kapanpun aku tetap menunggu mu...”

Lalu dia menjawab 

Sinta : “Ih ayang bisa aja”

Lalu dia memeluk ku dengan erat dan berkata 

Sinta : “Jangan tinggalin aku yah”  

Raga : “Aku akan berada di samping mu sampai kapan pun”...

Lalu pas sampai depan rumah dia berkata 

Sinta : “Sayang...”

Raga : “Iyah kenapa sayang...?”

Sinta : “i love you... Nanti kalo udah sampe rumah kabarin yah...”

Raga : “iya sayang... I love you too”

Sinta  : “emuach (mencium pipi)”

Lalu Sinta menciumnya dan raga pun pergi untuk pulang kerumah.

Di jalan Raga tercandu-candu oleh ciuman di pipinya dan senyuman manisnya. Tapi Raga tak tau bahwa ciuman manis itu adalah ciuman perpisahan sebelum ia pergi meninggalkannya.

Keesokan harinya Raga menerima kabar bahwa Sinta dibawa ke rumah sakit karena jantung nya melemah sontak Raga kaget dan buru buru ke rumah sakit untuk menjenguk Sinta.

Sesampai nya di rumah sakit Raga menjenguk nya di ruang UGD, Sinta mengatakan kata kata yang membuatnya takkan bisa melupakan nya 

Sinta : “sayang kalo aku udah gak ada kamu jangan sedih ya” 

Raga : “kamu ngomong apasih sayang... Jangan ngomong begitu aku yakin kamu pasti kuat” 

Sinta : “hidupku sudah tak lama lagi... Terimakasih ya sudah berada di sisi ku sampai saat ini... Aku pamit yah... I love you aku sangat mencintaimu” 

Raga : “sayang jangan begitu itu gak lucu kamu jangan tinggalin aku kamu pasti kuat, sayang jangan tinggalin aku”

Ia tersenyum Lalu menggenggam tangan ku Dan lalu ia menghembuskan nafas terakhir...

Dan Raga pun menangis sejadi jadinya saat melihat orang yang ia cintai telah pergi menghadap Tuhan. 

Hati ini sungguh hancur melihat orang yang paling ia sayangi kini telah pergi meninggalkannya sendiri dan takkan pernah kembali lagi.

Lalu tak lama selang 40 hari. Raga pun pindah ke kota asal ayahnya yaitu Cirebon. Saat Raga hendak ingin  pindah ke Cirebon Raga masih teringat kenangan bersama singa dan Ia tak bisa melupakan kenangan bersamanya di Jogja saat itu, tapi karena keadaannya yang sudah lulus kuliah dan tinggal hanya mencari pekerjaan, Ia terpaksa meninggalkan Jogja. Sebelum pindah Ia berkunjung ke makam Sinta untuk terakhirkalinya sebelum Ia pindah ke Cirebon, setelah selesai berkunjung ke makam Sinta,  Raga pun pamit kepada kedua orang tua sinta dan mengucap salam perpisahan kepada kedua orang tua Sinta. 

Walaupun agak berat tapi Raha berjanji akan selalu berkunjung ke Jogja sambil mengunjungi makam sinta.

1 tahun berlalu, setelah kepergian Sinta, Raga mengunjungi makam Sinta, dan ia menceritakan kehidupanya setelah singa pergi, dan tak lupa juga ia mengirim doa, dan menaburi bunga.

Setelah Raga berkunjung ke makam Sinta di Jogja ia bermimpi dimana Ia dan Sinta sedang berada di sebuah taman yang indah, Sinta tersenyum sambil berkata kepadanya  

Sinta : “terimakasih karena selama ini kamu telah bersamaku sampai akhir hayatku, dan terimakasih karena masih ingat kepada ku, aku selalu berada disisimu walaupun kita tak bersama lagi.”

Raga : “( sambil menangis) mengapa kau meninggalkanku begitu cepat?... Aku disini selalu merindukanmu, tapi kamu kenapa pergi meninggalkanku begitu saja jawab sayang!!!”

Dia : “( sambil tersenyum manis) karena takdir yang telah memisahkan kita dan kamu harus mengikhlaskan itu semua, karena aku yakin kamu bisa mendapatkan yang terbaik dari ku sebagai pengganti ku. Udah sekarang jangan sedih dan jangan nangis lagi yah... Aku akan selalu berada di sisimu”

Dan dia pergi berjalan ke sebuah cahaya yang begitu terang dan lalu menghilang.

Raga pun terbangun dari tempat tidur dan lalu menangis, dan seolah tak percaya bahwa dia sudah berada di surga, lalu di pagi yang cerah Raga masih terbayang bayang kejadian semalam. Raga terbangun sambil berdoa agar dia tenang di alam sana dan bahagia di sana.
                  

       

                     

Cerita ini hanya fiktif, dan diciptakan oleh sang pengarang ketika study tour ke Jogja. 

Cerita pendek (Cerpen) ini ditulis oleh sang pengarang yaitu LIYUNG SAMUDRA.                                                                

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HUJAN DI KOTA DJOGJA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang