Tak banyak yang berbeda dari hari ini dan kemarin, Deon memulainya dengan absen fingerprint di kantor lalu memulai mobilisasi ke lokasi syuting.
Semalam dia pulang lumayan larut karena masih banyak perbaikan, dan hari ini dia memulai lebih pagi. Bohong kalau dirinya tidak lelah, tapi dia sadar jika inilah risiko dari pekerjaannya. Tidak ada pekerjaan yang tidak melelahkan, kan?
Bedanya, hari ini, Deon dapatkan kabar yang membuat semangatnya turun, Sherin tidak bisa hadir. Gadis itu punya kegiatan yang lumayan padat di kantor dan diluar pekerjaannya yang ini, jadi kehadirannya diwakilkan Tian dan dua anak magang di Alpha Communications.
"Sebelum mulai, kita berdoa dulu sesuai kepercayaan masing-masing ya? Berdoa dimulai" Deon memimpin, setelah dia lakukan briefing bersama seluruh kru.
Dia tangkupkan kedua tangan di depan dada, doa-doa dia panjatkan kepada Tuhan yang dia imani. Dari dia memohon kelancaran, kemudahan, hingga keselamatan bagi semuanya.
Selesai berdoa, semuanya kembali pada posisi masing-masing. Deon bersiap di depan layar bersama Kaniya dan Juna, tidak berubah dari hari kemarin, yang berbeda hanya lokasinya.
"Mau ngopi dulu, Mas?" tawar Kaniya
"Nggak usah, tadi udah kok. Coba Juna tuh" jawab Deon
"Ngopi, Jun?" tawar Kaniya
"Nggak usah, Kak. Nanti aja"
"Okay"
Syuting dimulai dengan khidmat. Seluruh kru menjalankan tugasnya, termasuk yang tidak bertugas ikut begitu andil saat Deon memberi isyarat 'crew clap' yang diartikan seluruh kru melakukan tepuk tangan dua kali lalu hening seluruhnya.
Proses syuting memang tidak ada yang mudah, apalagi jika sutradaranya adalah seorang Deon yang super perfeksionis. Dia meminta aktor dan aktris untuk mengulang adegan beberapa kali, padahal tidak ada kesalahan yang terjadi.
"Break 10 minutes" seru Deon saat satu adegan sudah selesai
Dia tengok ke belakang, hanya ada Tian yang berdiri sambil bersedekap bersama dua orang asing. Tidak ada Sherin. Deon menghela nafas, Auroranya benar-benar tidak hadir.
Mumpung punya waktu, akhirnya Deon buka ponselnya. Dia kirimkan pesan pada sang kekasih untuk sekedar bertanya keberadannya dimana. Namun, tak dia sangka, Auroranya langsung membalas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]Trapped || Kim Doyoung & Kim Sejeong
FanfictionMenurut sebagian besar orang, perselingkuhan itu kesalahan yang tidak bisa dan tidak berhak untuk dimaafkan. Lantas bagaimana jika kesalahan atas perselingkuhan itu berada pada dia yang merupakan korbannya? Harusnya itu sudah berlalu, keputusan unt...