28. Tak Harus Menunggu Kisah Berat untuk Miliki Pesan Moral

1.2K 73 5
                                    

=======

Sudah paham belum? Renungkan!

=======

        "Jadi baju Bubu ini tiap bulan hilang lima lembar, pada kemana?"

"Loh? Jadi Bubu panggil Gyu ke sini cuma gara-gara baju yang lima lembar itu? Bubu nuduh Gyu maling baju Bubu?"

"Ih sakit banget hati moengil kuh."

Mark yang ditunjuk menjadi saksi di sidang tertutup itu hanya bisa menggeleng, adiknya yang satu ini memang juara untuk urusan mendramatisasi keadaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark yang ditunjuk menjadi saksi di sidang tertutup itu hanya bisa menggeleng, adiknya yang satu ini memang juara untuk urusan mendramatisasi keadaan.

"Ga nuduh, Beomgyu. Bubu cuma menyampaikan keadaannya. Ga mungkin kan baju Bubu dicuri tuyul?" sanggah Taeyong.

Sang tersangka masih berusaha santai dan mempertahankan  posisi duduknya yang angkuh. "Dari 4 biji anak Bubu, kenapa cuma Gyu yang dituduh? Ga bisa! Ini pencemaran nama baik! Gyu ga ambil baju Bubu-"

"Ralat! Ralat!" kehadiran Jeno, Sungchan dan Jaehyun yang tak diundang dalam sidang berhasil memotong pembelaan Beomgyu.

"Maaf yang mulia, saya saksi mata di TKP terbaru. Izinkan saya memberikan kesaksian. Tersangka ini memang tidak mengambil baju Bubu saya, tapi tersangka telah mengambil baju milik semua anggota keluarga lain termasuk saya. Saya ajukan barang bukti!"

Mark kembali menggeleng. Beomgyu dan Jeno dalam satu situasi. Bahkan selokan saja bisa menjadi terowongan ajaib menuju Hogwarts dalam imajinasi dua makhluk itu.

"Saudara Sungchan, serahkan kaos kutang dan jaket hitam yang berhasil anda amankan." titah Jeno.

Sedang Sungchan masih bergeming

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedang Sungchan masih bergeming. "Psst ... ckk." bisik Jeno memaksa Sungchan untuk ikut dalam skenarionya.

"Ada pula topi kiyowo milik saya, dan juga jaket bulu-bulu bau tengik milik bapak saya." Jeno mengusap daun telinganya yang terasa memanas setelah Jaehyun menjewernya singkat.

Enak saja bau tengik, padahal itu kan jaket penuh kenangan bulan madu, sayang sekali jika harus dicuci. Batin Jaehyun ketika tangannya sibuk menjewer teling Jeno.

YOU (✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang