-thank you for taking the time to read-
prompt:
aku merasa, sebelumnya kita sepertinya pernah bertemu, di suatu tempat yang jauh.syarat:
minimal 500 kataformat:
short story/cerita pendeklatar:
Indonesiarekomendasi lagu:
Langit favoritku - Teddy adhitya~•~
"larii!!!.."
"Cepat lari!!!!.."
"Jangan hiraukan diriku!!.."
"Cepatlah lari!!!.."
"Jangan tengok kebelakang!!.."
"Janji nanti aku akan menyusul dirimu!!"
DARRR...
"AAAAAAAAAA!!!!"
"Lauren!! Lauren!! Bangun!!"
Saya terbangun dengan nafas tersengal-sengal. Keringat dingin pula bercucuran dari pelipis saya. Saya lihat wajah Anasya tengah khawatir bercampur kesal. Anasya segera bertanya "ada apa?"
Saya tak menjawab dia. Saya terus terbayang-bayang akan wajah sosok lelaki yang telah 6 bulan menghantui saya. Semenjak umur saya menginjak 28 tahun, tidur saya mulai tak pulas karena terus mendapatkan mimpi dimana lelaki itu terus muncul.
Bukan tak berusaha. Saya sudah mencoba ke psikiater tetapi nihil, apa yang dibilang psikiater itu sama sekali tak membantu.
"Kau kembali memimpikan pria itu?" Tanya Anasya sekali lagi. Dan saya hanya mengangguk lesu.
Omong-omong. Perkenalkan, diri ini punya nama Lauren. Kawan dapat panggil saya Lau. Jangan panggil saya Uren, nanti orang lain dapat salah paham mengira saya 'urin'.
Saya hanya seorang pengacara muda yang tinggal di sebuah kontrakan dipinggiran ibu kota bersama sahabat sekaligus asisten saya, Anasya. Dia adalah sahabat saya dari sekolah dasar.
Jam 8 pagi. Saya telah bersiap-siap pergi ke tempat kerja. Dengan muka seperti panda, saya menggeserkan kaki dengan lesu.
Omong-omong. Minggu kemarin atasan saya bilang akan ada seorang anak magang? Dan saya dapat kepercayaan untuk bimbing mereka. Tetapi mana? Ini bahkan sudah lambat.
Baru saja saya berfikir demikian. Seorang pemuda berkemeja putih dengan celana hitamnya itu masuk kedalam ruangan saya diantar oleh Anasnya didepannya.
"Lau, ini anaknya" ucap Anasya. Saya hanya mengangguk dan mengalihkan pandangan saya pada pemuda itu.
"Selamat pagi Bu! Perkenalkan nama saya Kenan farizzi" kata pemuda itu memperkenalkan dirinya.
Saya lihat wajah pemuda itu lekat lekat. Dan saya baru menyadari bahwa.. pemuda ini.. pemuda ini..
"Saya merasa, sebelumnya kita sepertinya pernah bertemu di suatu tempat yang jauh"
..sangat mirip dengan pria yang akhir-akhir ini terus muncul sebagai tokoh di bunga tidur saya.
Tatapan kami saling bertemu untuk beberapa detik. Jujur saja, kalimat yang tadi itu tiba-tiba saja mencelos minta diucapkan.
Apakah ini sebuah kebetulan? Lalu kebetulan apa ini? Kenapa kami bisa bertemu? Dan apa hubungan pemuda ini dengan pria dimimpi saya?
KAMU SEDANG MEMBACA
ESTUNGKALA; cerita kita
Acak❝Tidak baik berduka untuk berlalunya musim semi, atau merasa sedih dengan datangnya musim gugur❞ •••• Ini sekedar kisah singkat. Bila berkehendak baca, maka bacalah. Jikalau tak berkenan baca, maka janganlah kawan baca. Bila buruk, tak mengapa. Kita...