"Apa? Menginap di Daegu?"
"Iya, Unnie. Weekend ini kami tidak ada jadwal. Selain itu kami tidak ada rencana untuk kemana-mana. Jadi aku berpikir kenapa tidak mengunjungi Unnie di Daegu?"
Aku menggigit bibirku pelan. Bohong rasanya bila aku tidak senang dengan kabar ini. Tentu saja aku merindukan mereka semua. Namun bayangan seseorang membuatku seketika meragu.
"Tapi... Seulgi..."
"Haah..." Suara helaan Yerim terdengar di seberang sana. "Soal itu Unnie tidak usah khawatir. Aku pastikan Seulgi Unnie akan ikut dan tidak membuat masalah di sana."
Mendengar itu aku mengernyitkan keningku. Entah apa yang Yerim rencanakan. Aku harap itu bukanlah sesuatu yang buruk. "Kau yakin ini tidak apa-apa?"
"Unnie, tenanglah. Sungguh, ini akan baik-baik saja. Bila ini berakhir buruk, aku yang akan tanggung jawab."
"Entah kenapa aku malah semakin khawatir bila kau bilang begitu." Godaku padanya.
"Ah... Unnie~" Rengeknya dengan manja. "Huh... kau selalu saja mengodaku!"
"Haha... maafkan aku. Habis mengejekmu itu menyenangkan."
"Hmmph! Baiklah kalau Unnie tidak percaya. Bila ini tidak berjalan lancar, Seungwan Unnie yang akan tanggung jawab." Sahutnya meyakinkan.
"Apa kau serius?"
"Iya, aku serius. Tanyakan saja pada Seungwan Unnie yang ada di sampingku." Terdengar suara Yerim berbicara pada seseorang yang ku yakin itu adalah Seungwan. Ku dengar Yerim menyerahkan ponselnya pada Unnienya itu.
"Unnie, ini aku Wannie. Iya, aku yang akan tanggung jawab kalau terjadi sesuatu yang buruk." Jelas gadis itu dengan tenang.
Aku menarik napas dalam lalu menghembuskannya pelan. "Huft... baiklah. Aku percaya padamu."
"Unnie! Kenapa kau tidak percaya padaku tapi percaya pada Seungwan Unnie~~" Rengek Yerim dengan manja. Aku rasa gadis muda itu telah merebut ponselnya kembali.
Rengekannya membuatku memutar bola mataku dengan malas. Sungguh tipikal Yerim yang dramatis. "Aku hanya berjaga-jaga saja. Kau selalu merencanakan sesuatu yang aneh sebelumnya. Jangan salahkan aku bila aku merasa was-was."
"Humpph! Dasar Unnie. Baiklah, lihat saja nanti. Kau pasti akan berterima kasih padaku, Joohyun Unnie!" Tanpa aku bisa melihat wajahnya, gadis kecil itu pasti sedang cemberut karena ucapanku sekarang. Kalau saja aku di sampingnya, aku akan mencupit pipinya yang menggemaskan itu.
Senyuman kecil kini menghiasi bibirku. "Ya ya... aku harap begitu."
***
Semilir angin di pagi hari berhembus menerpa wajahku. Matahari pagi bersinar terang menampakkan langit yang biru. Keheningan di rumahku kini mulai diwarnai kebisingan ketika sekelompok gadis keluar dari mobil. Siapa lagi kalau bukan duo maknae Yerim dan Sooyoung yang memulai keriuhan di pagi ini.
"Unnie!" Yerim membuka pintu mobil dan berlari-lari kecil ke arahku. "Aku merindukanmu!"
"Hei-hei! Apa-apaan kau langsung pergi dan meninggalkan barang-barangmu di sini?!" Sooyoung menampilkan wajah masamnya ketika melihat Yerim yang tidak menurunkan barang-barangnya dan malah memilih untuk langsung bersamaku.
"Hehehe... aku akan menurunkan barangku nanti. Aku merindukan Joohyun Unnie dulu!" Anak itu merespon Sooyoung dengan malas sambil menjulurkan lidahnya.
"Kim Yerim! Memangnya aku tidak tahu kalau ini akal-akalanmu saja untuk membuatku membawa barang-barangmu?!" Sooyoung menatapnya dengan kedua tangannya di pinggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
It has been a while
Fanfiction"Seseorang pernah berkata padaku bahwa setelah angin musim dingin pergi, musim semi akan datang menghampiri hatiku. Akan tetapi, bagaimana bisa aku terlepas dari belenggu ini? Jika kau tahu, katakan padaku bagaimana caranya untuk melawan dirimu send...