05.

320 42 8
                                    

Jeonghan merutuki diri nya yang sangat suka bercerita. Karena ulahnya, ia sekarang berada di sebuah desa kecil bersama dengan pemuda mungil itu tanpa pengawalan.
Berbahaya ? Tentu saja ! terlebih lagi jika di antara mereka berdua tidak ada yang bisa bertarung, jika ada yang berniat jahat bagaimana ?

" Jihoon-ah ayo pulang, kita tidak boleh keluar tanpa pengawalan, ini berbahaya," Cicit jeonghan.

Jihoon tau tindakannya ini berbahaya apalagi mereka keluar tanpa sepengetahuan orang tuanya, namun ini hanya desa kecil lagipula mereka sudah berdandan ala rakyat biasa jadi tidak ada yang akan menyangka bahwa mereka adalah orang dari kalangan bangsawan terpandang. Dan jangan lupakan jihoon bisa bertarung dan dia dapat melindungi dirinya dan juga temannya jeonghan.

" Tenanglah jeonghan aku hanya ingin menikmati keindahan desa yang kau ceritakan, ketika aku sudah berada di istana aku tidak akan dapat keluar lagi, bukankah begitu ? "

Benar, ketika jihoon sudah berada di istana dia akan di sibukkan dengan berbagai macam kelas pelatihan untuk menjadi calon istri putra mahkota, dan dia juga akan sibuk menjalankan rencananya untuk menjadi ksatria kerajaan,jihoon tidak akan dapat memiliki waktu untuk sekedar berkeliling desa seperti ini lagi.

" Jeonghan percaya padaku, aku akan melindungi mu kau tenang saja, lagi pula aku sudah membawa senjata," jihoon menunjukkan sebuah pisau kecil dari balik jubah yang ia kenakan, membuat rahang jeonghan jatuh tatkala pisau itu hanya sebesar jari kelingkingnya.

" Semungil tubuh mu ya," celetuk jeonghan lalu kembali mengekori Jihoon.

Suasana di desa kecil itu memang indah, persis seperti yang Jeonghan ceritakan, rumahnya, halamannya semuanya tampak bersih dan terawat, Raja berhasil memimpin negri nya, buktinya semua penduduk desa tampak Aman dan juga damai tanpa kekurangan apapun.

" Bagaimana bisa ada penjahat jeonghan, sedangkan suasana desanya seaman ini,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" Bagaimana bisa ada penjahat jeonghan, sedangkan suasana desanya seaman ini,"

Benar, bagaimana bisa ada penjahat sedangkan suasana desanya seindah dan senyaman ini, dan anak-anak kecil juga tampak berkeliaran dengan bebas, berlarian kesana kemari tanpa pengawasan. tentunya ini sudah menjadi bukti bahwa desa kecil ini sungguh aman.

" ingat jihoon pepatah mengatakan, air yang tenang jangan di sangka tidak ada buaya," ucap jeonghan dengan mimik wajah yang di buat seserius mungkin.

Jihoon berdecak.

Jeonghan lagi-lagi berbicara konyol, membuat jihoon jengah dengan segala omong kosong nya, padahal tadi dia sendiri lah yang menceritakan betapa indah dan menarik nya desa kecil ini, namun sekarang dia juga yang mewanti-wanti jihoon untuk berhati-hati.

" Baiklah jeonghan-ah aku akan berhati-hati, jadi sekarang tugas mu adalah mencarikan ku bunga yang katamu sangat wangi itu," titah jihoon membuat sang pelayan membulatkan matanya kaget.

" Tapi jihoon aku tidak memiliki senjata, kalo ada apa-apa bagaimana ? " Jawab jeonghan beralasan.

" Bawa ini,"

Jihoon menyerah kan pisau kecil nya pada jeonghan membuat sang empu menatapnya dengan tatapan tak percaya.

" Pisau kecil ini ? "

" Jangan meremehkan nya, kecil-kecil begitu dia sangat tajam loh," Ucap jihoon.

Sebenarnya ini hanyalah alasan jihoon agar ia bisa sendiri, berjalan bersama jeonghan membuat nya tidak dapat bergerak dengan bebas, jika jihoon ingin menyentuh sesuatu jeonghan akan menyelanya dan berbicara panjang lebar yang semua hanyalah berisi omong kosong nya.

Jihoon mengerti bahwa jeonghan mengkhawatirkan nya, terlebih lagi ketika jihoon hampir kehilangan nyawanya, mungkin itulah alasan mengapa jeonghan bersikap sangat overprotektif terhadap jihoon. Dia takut kehilangan tuan mudanya untuk yang kedua kali.

" Tapi selama aku pergi kau jangan mendekati hal berbahaya, jangan menyentuh benda aneh dan jangan.."

" iya jeonghan aku hanya akan melihat-lihat saja, aku tidak akan menyentuh hal-hal aneh dan melakukan hal yang membuat ku celaka, aku berjanji," sela Jihoon.

Jeonghan sebenarnya ragu untuk meninggalkan tuan mudanya sendirian, ia takut kejadian yang hampir merenggut nyawa tuan muda nya terulang, namun jeonghan juga tidak bisa menolak perintah tuannya, yang bisa ia lakukan sekarang adalah menuruti dan berdoa untuk keselamatan tuan mudanya.

" Segera cari aku jika terjadi sesuatu pada mu, mengerti jihoon-ah," pesan jeonghan sebelum dirinya melangkah meninggalkan pemuda mungil itu.

Jihoon tersenyum begitu tubuh jeonghan menghilang dari balik tikungan, sekarang ia bebas melakukan apapun dan jihoon akan sangat menikmati perjalanannya.

Namun semua itu buyar seketika tatkala telinganya mendengar seruan keras yang membuat seluruh penduduk desa keluar dari rumahnya.

" PUTRA MAHKOTA TELAH TIBA DI DESA GROUVIA...!! "

Jihoon mendengus.

Astaga apa dewa tidak mengizinkan jihoon untuk menikmati perjalanannya ? Kenapa sekarang harus bertemu dengan pangeran konyol itu ?

Jihoon ingin mengumpat rasanya.

Jihoon ingin mengumpat rasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.

.

.

.

Next

My Queen is a Knight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang