10| Jeda

537 66 19
                                    

Nabila tengah menghirup udara segar pagi hari di kota Bandung. Kota yang banyak memberi kesan yang terkadang tidak bisa di definisikan. Kaki nya melangkah memutari lapangan Gasibu yang sangat ramai. Sembari mendengarkan lagu lewat headphone. Suara lembut Nabila terdengar merdu meskipun sekedar gumaman.

Di putaran ke lima Nabila memilih untuk menepi dan beristirahat. Cukup gerah karena banyak orang yang jogging di lapangan Gasibu ini.

Nabila menyelonjorkan kakinya, kepalanya ikut bergerak mengangguk mengikuti irama lagu. Mata Nabila mengerut seperti mengenali punggung seorang lelaki dan perempuan dengan rambut yang diikat. Nabila seperti mengenali sosok lelaki itu.

Dugaannya semakin benar saat lelaki itu menoleh entah melihatnya atau tidak. Nabila mengulas senyum " terpikat kan katanya, tapi terpikat tanpa terikat "
______

" Aku gak mungkin kan deket sama kak Rony, yang jelas-jelas tadi aku liat dia se bahagia itu sama perempuan tadi. Aku gak mau ganggu kak Rony lagi "

Nabila sudah mantap dengan keputusannya, dia ingin menjauh dari Rony Revandra Parulian.

" Benar kan pemikiran aku, kalo liat orang yang lebih bahagia sama orang lain artinya aku udah gak di butuhkan. "
______

Rony merasa gusar saat chat nya tidak di balas sama sekali padahal ceklis dua. Rony menyesap rokoknya sembari memikirkan kenapa dan apa yang menyebabkan Nabila menjauhinya.

Rony memukul meja dengan keras, Paul terperanjat kaget hingga seperti terbang.

" Lo kenapa sih Ron, ngagetin gw gila lo " gerutu Paul.

Rony tidak menghiraukan Paul dan memilih terus menyesap rokok yang kesekian kalinya. Rony memandang Paul sinis saat bungkus rokoknya di ambil.

" Maksud lo apa ngambil rokok gw? Lo kalo mau ambil aja gak usah sambat semuanya "

" Lo mau bunuh diri lo pelan-pelan Ron? Lo habisin rokok hampir sebungkus. Gak biasa lo begini "

" Nabila kenapa jauhin gw ul? "

Paul mengernyit heran " kenapa lo sampe se pusing ini mikirin dia ? Lo udah ada perasaan sama dia? "

Rony menatap langit sembari mencerna dan mencari jawaban atas pertanyaan Paul.

" Siapa yang gak bakalan jatuh hati sama orang selembut dan se sopan dia "

" Lo mah aneh. Terus pacar lo gimana kabarnya ? "

" Gw sayang sama Lesa Ul, dan gw juga gak mau Nabila pergi dari gw "

Paul tersenyum miring " Maruk banget jadi orang. Gak sekalian satu lagi biar jadi real nya lagu kesukaan lo madu tiga "
________

Sedangkan di lain tempat, Nabila tengah anteng membaca buku sembari menikmati angin sepoi-sepoi di Batununggal. Mungkin sudah dua jam Nabila menikmati me time nya.

Nabila menutup bukunya dan melihat sekeliling. Ia berdiri dan mulai beranjak pergi dari tempat itu. Ia ingin mencari sesuatu yang bisa di makan. Tapi hari ini dia ingin memakan yang manis-manis.

Nabila memilih menaik damri untuk menuju ke sebuah pasar tradisional yang menyediakan kue-kue tradisional.

" Umm nyam nyam enak banget " ucap Nabila sembari menggelengkan kepalanya.

" Emang boleh se gemas itu mbak " ujar seorang lelaki yang berada di samping Nabila.

Nabila menoleh saat melihat seorang lelaki ikut duduk di sampingnya. .

" Kamu mau ? " Tanya Nabila sambil menyodorkan keresek berisi kue-kue yang Nabila beli.

" Gak buat kamu aja. Btw aku Abimanyu, boleh kenalan ? "

" Halo kak Abi, aku Nabila salam kenal " ucap Nabila sembari senyum manis.

Abi terpana melihat senyum Nabila yang meneduhkan. Tanpa sadar itu menjadi stimulus dan Abi ikut tersenyum juga.

" Kak Abi, umur berapa kalo Nab boleh tahu ?"

" Aku umur 23 Nab "

" Oalah gitu kak. Aku masih 19 sih "

" Loh aku kira kamu masih SMP Nab "

Nabila menekuk mukanya " Aku mahasiswa loh kak, bukan anak SMP "

" Lagian muka kamu baby face banget Nab, maaf ya "

Nabila hanya mengangguk dan membereskan bekas makanannya. Tak lupa mencuci tangannya yang lengket di wastafel yang tersedia.

" Kak Abi, Nabila duluan ya. Oh iya, umm kak Abi mau gak jadi temen Nab ?"

" Mau lah, ayo kita berteman Nab "

Nabila sangat senang mendengar jawaban dari Abi. Menurutnya berteman dengan Abi akan se asyik itu.

" Aku antar aja yuk "

" Gak ngerepotin emang ? "

" Aku yang nawarin duluan loh, artinya aku bersedia "

" Oke deh kak, makasih ya "

" Sama sama Nab "
_________

" Itu yang pagar hitam kak "

" Oke "

Nabila ragu untuk turun karena melihat Rony di yang tengah bertengger di pinggir motornya.

" Makasih kak Abi udah anterin aku. Maaf ngerepotin padahal baru kenal "

" Kamu gak ngerepotin sama sekali Nab "

" Aku turun ya kak, makasih "

Nabila turun dari mobil Abi, Nabila melihat Rony yang langsung menghampirinya. Nabila berusaha sebaik mungkin untuk tidak menampilkan ketidaksukaan.

" Kamu kemana aja Nab ? Kamu gak ables chat aku sama sekali. "

" Aku ada buktinya kak Rony liat aku sekarang. "

" Kamu pulang sama siapa Nab ?"

" Sama kak Abi "

" Sejak kapan kamu kenal dia ? Kok kamu mau aja dianterin dia ?"

" Gak semua orang bisa kamu jadiin teman Nab. Baru hari ini kamu kenal dia dan kamu di anter dia sampe rumah. Kenapa gak ngabarin aku aja Nab. "

" Aku ngerasa gak di anggap sama kamu. Bukannya sampai sejauh ini apa-apa kamu selalu bilang dan cerita ke aku Nab. Jadi aku cuman jadi tempat buat saat kamu butuh aja gitu ?"

Nabila mengulas senyum tapi berbeda dengan matanya yang berembun.

" Udah kak ngomongnya ? "

" Makasih banyak udah mau jadi tempat pulang buat Nab selama ini. Makasih udah selalu mau denger dan nerima semua keluh kesah aku kak. Sejak awal aku udah bilang kan kak, kalo kak Rony lagi suka atau punya pacar tolong kasih tau aku. Tapi kak Rony gak ngasih tau aku sama sekali. "

" Nab se merepotkan itu ya ? Nab suka ganggu kak Rony banget ya ? Aku minta maaf kak. Mulai hari ini aku gak akan gitu lagi kok. Dan aku gak akan ganggu kak Rony Revandra Parulian lagi "

Rony merasa tidak suka mendengar penuturan Nabila. Bodoh itu kata yang spontan terucap dalam dirinya ketika menyadari semua ucapan dirinya sendiri yang membuat Nabila berucap seperti itu.

" Nab bukan gitu maksud aku. Aku minta maaf "

Nabila hanya tersenyum dan langsung masuk ke rumah nya.

" Aku gak pernah minta kak Rony bertahan jadi tempat pulang buat aku selama ini. Tapi ucapan kak Rony hari ini benar-benar menampar aku. "



Gimana part ini, aku minta kritik sarannya dong :)

RONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang