Selamat (selamat tinggal)

99 6 2
                                    

Lelaki berhidung bangir itu tersenyum tatkala ia selesai menggelar sebuah tikar di tepi sungai yang dahulu selalu ia datangi.

"Sekarang waktunya duduk!! Ayo Jeno! Aku ga sabar mau makan makanannya!" Seru seorang wanita yang sedari tadi memperhatikan Jeno dari belakang, Jeno terkekeh kecil melihat tingkah kekasihnya sebelum ikut duduk disebelahnya yang sudah lebih dulu duduk diatas tikar.

Gemericik air terdengar berirama diikuti dengan siur angin yang menerpa wajah tampannya, Jeno tersenyum kecil seraya memejamkan mata, menikmati belaian angin yang membuatnya bernostalgia dengan masa lalu, sudah lama, sangat lama











Di tempat ini














Tepi sungai ini, begitu banyak kenangan yang ia miliki disini, kenangan suka maupun duka, tentang pertemuan dan perpisahan, juga kisah cinta yang menyedihkan.












Ditempat pertama aku menemukanmu











"Hai, aku Lee Jeno, kamu siapa?" Tanya Jeno kecil pada anak lelaki berpipi chubby yang lebih kecil darinya.

Anak lelaki itu tersenyum riang, "Aku Na Jaemin! Tapi semua orang manggil aku Nana!"

Jeno mengangguk kecil, "Namanya lucu, cocok buat kamu." Ujar Jeno yang dibalas tawa oleh sang empu.

"Oh iya na, kamu ngapain ditepi sungai sendirian kaya gini?" Tanya Jeno yang kini ikut duduk disebelah Jaemin yang sedari tadi duduk ditepi sungai dengan ujung kaki yang memainkan air.

Kepala kecilnya menggeleng pelan seraya terkekeh, "Sungainya indah, Nana suka. Jeno sendiri ngapain kesini?"

Jeno menggaruk telinganya yang tak gatal, "Jeno ga sengaja liat nana sendirian disini, jadi pengen kenalan sekalian temenan hehe...." Cengirnya, Nana tersenyum senang, "Kalau gitu mulai sekarang kita temenan! Jeno mau kan?"

"Mauu!!"












kembali kudatangi tempat ini












"Sungainya indah ya"

Jeno tersenyum mendengar kata yang terlontar dari wanita dihadapannya, "Iya kan? Sungainya tetap indah padahal aku udah lama ga kesini."












Tapi ku dengan yang lain











Wanita itu mengangguk, "Aku jadi penasaran gimana tengilnya kamu pas masih kecil, pasti sering nyebur di sungai, Hahaha!" Tawanya membayangkan bagaimana jika Jeno tengil seperti bayangannya.

Jeno meringsut mendekat pada kekasihnya, lalu menggelitik pinggang milik wanitanya itu, ia tertawaa jahil "Aku ga tengil ya, Karina. Rasain ini..."

Tawa Karina tak tertahan, "Hahahaha, ampun Jenooo, gelii!!" Pintanya membuat Jeno tertawa melihat wajah Karina yang sudah memerah.













Samar ku dengar













Seorang lelaki berbulu mata lentik itu terdiam sesaat mendengar suara tawa yang sudah lama tak ia dengar.














Selamat (Selamat Tinggal) [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang