16~Sayang

1.2K 51 6
                                    

"beck, kau tidak mau ke dokter saja ?" irin melihat wajah becky yang semakin pucat

"tidak perlu rin, aku cuma butuh istirahat seperti biasanya" becky

"aku siang ini akan pulang ke rumah, kau akan sendirian, lebih baik kau ke dokter atau ke rumah orang tuamu" irin

"tidak rin, kau pulang saja, sore nanti kak freen akan kesini lagi, akan ada menemaniku, tidak perlu khawatir" becky terus menolak saran irin

"kita pesan makan siang saja yah beck, setelah makan dan kau minim obat baru aku akan pulang" irin

"iya" becky memejamkan matanya

setelah makanan datang, irin menyiapkan makan untuk temannya itu

"makanlah beck, ini obatmu diminum" irin menyerahkan pada becky

"makasih rin" becky makan dengan lemas

"kau yakin tidak apa-apa ku tinggal ?" irin

"tidak apa-apa, sehabis ini aku akan melanjutkan tidurku , kau pulanglah" becky

~di sisi freen

pukul 1.30 freen sudah berjalan menuju bandara, dia ingin membuktikan apakah noey membohonginya atau tidak, jauh di dalam hatinya dia sangat berharap noey jujur karena saat ini dia sangat ingin menemui wanita yang telah meninggalkannya 6 tahun lalu

sudah pukul 2 freen sudah menghabiskan waktu 10 menit menunggu harapannya di depan pintu kedatangan, tampak ekspresi gugup diwajahnya, dia tidak menyiapkan kata-kata pertamanya saat nanti bertemu Maria

*****
"siapa yang akan menjemput kita mi ?" maria membenarkan selimut yang menutupi kakinya

"noey bilang freen yang menjemput, karena dia hari ini sedang sibuk" mami noey

"freen mi ? bisakah kita naik taxi saja" maria

"kenapa ? freen sudah menyempatkan waktunya loh mar" mami noey menjelaskan

"aku malu bertemu dengannya" maria tertunduk

"mar.. tidak perlu malu, freen juga ingin menemuimu" mami noey

maria turun dari pesawat dengan di bantu oleh mami noey yang mendorong kursi rodanya, dia menyiapkan diri untuk bertemu freen

*****

15 menit menunggu akhirnya orang yang ditunggu keluar dari pintu kedatangan, wanita manis berkursi roda yang freen rindukan selama ini, keduanya saling memandang hingga freen menjatuhkan dirinya berlutut di depan maria

harapannya telah datang, air mata kerinduan sudah tidak terbendung lagi, freen menangis dihadapan maria

"aku merindukanmu mar, kenapa kau tidak pernah menghubungiku" freen berlinangan air mata

"freen berdirilah, jangan buat aku yang harusnya senang bertemu denganmu menjadi sedih melihatmu menangis" maria mulai berkaca-kaca

"maafkan aku,  aku sangat merindukanmu" freen berdiri sambil menghapus air matanya

"duuh anak tante melow juga sekalinya" ledek mami noey

"ya gimana ya tan, namanya kangen" freen

"sudah ayo kita pulang, tante capek freen, tulang tua tante seperti bergeser terlalu lama duduk" mami noey menepuk-nepuk pinggangnya

"ayo tan, sini maria biar aku yang dorong, tante bisa berjalan santai saja" freen meraih kursi roda maria

sampai di mobil freen membukakan pintu untuk mami noey lalu menggendong maria di kursi belakang, setelah memasukkan kursi roda dan beberapa koper

CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang