Jakarta, 2023
Di sepersekian kalinya, SMA Puspa dihebohkan dengan satu berita. Lain daripada yang lain, kali ini kehebohan tidak hanya pada kalangan siswi namun juga merambah ke kalangan siswa. Jika ditaksir sekitar sembilan puluh sembilan persen hampir mendekati seratus. Sayangnya, Euphoria ini tidak menarik minat Nayya sama sekali.
Seperti saat ini misalnya, pada setiap langkahan kaki, pada setiap petak ubin yang ditapaki atau pada setiap lorong yang ia lewati. Semua orang membicarakannya. Nayya bahkan nyaris mengetahui hampir seluruh informasi mengenai lelaki itu kalau saja barisan antri yang tampaknya tak kunjung bergerak mulai melelahkan. Sepatu hitamnya mundur selangkah dan berbalik pergi.
Tak ada tempat lain yang dapat Nayya datangi ketika kantin penuh kecuali taman belakang sekolah. Kalau bukan keadaan mendesak seperti dirinya yang tak sempat sarapan, Nayya dapat meyakinkan bahwa ia setengah mati enggan untuk datang ke sana. Tempat paling ramai selama dia bersekolah.
Pic from pinterest
Keadaan taman tempatnya berada ini, sunyi mendekati asing. Tak ada sekalipun ia pernah melihat penghuni sekolah datang ke sini. Entah kenapa demikian, sampai sekarang Nayya tidak pernah yakin akan jawaban itu. Mungkin karena rumor aneh yang mengatakan bahwa disini, lebih tepatnya pada danau luas yang airnya menghijau pernah ada siswi yang bunuh diri karena hamil di luar nikah. Mungkin juga karena letaknya yang terpojok dan jauh dari lokasi kelas. Dan kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa jadi jawabannya.
Nayya menduduki kursi panjang yang berhadapan langsung dengan danau. Menatap datar air-air yang pada selang detik menggelembung. Mengusir hening. Nayya akui dia aneh, dia tidak suka keramaian, tapi ia juga tidak suka dengan sepinya ketika ia sendirian.
***
Perempuan berhijab yang duduk di pojokan kelas dan kacamata yang menutupi matanya itu tidak melakukan apapun selain menatap kosong ke arah buku di hadapannya. Tidak bergeming bahkan sedetik hanya untuk melihat siapa yang sudah membuat kelasnya ricuh pada hari ini. Seratus persen Nayya dapat menebak bahwa itu adalah dia. Lelaki yang menjadi Hot Topic pada minggu terakhir ini.
"Halo semua!" Sapaan hangat yang terdengar itu dibalas oleh teman-teman sekelasnya tak kalah hangat. Mereka menyambut teman baru dengan suka cita.
"Perkenalkan nama saya Nadir-," secepat mata berkedip, bisa dibilang secepat itulah bola mata Nayya memandang tepat pada satu arah ketika nama itu disebut. Pada lelaki yang juga tengah menatapnya dalam. Air liurnya berubah menjadi sesuatu yang sulit sekali ia teguk.
"....sekian. Terimakasih."
Perkenalan singkat itu dihadiahi tatapan bingung.
Pada kata terakhir yang diucapkan lelaki bernama Nadir itu, Nayya memutus kontak mata dengan sepihak. Ia menyatukan tangannya yang berkeringat. Ilusi tentang sahabat baiknya yang sedang berada di depan sana semakin menguatkan tali rindunya. Ia menggeleng dengan perih.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDERCOVER
Подростковая литература"Bagaimana kalau Nadir gak ada?" Nayya tak bergeming, matanya memerah dengan spontan. "Nadir mau pergi?" tanyanya dengan suara sendu. "Nadir cuma bertanya, bagaimana kalau Nadir gak ada? Nayya akan kesepian karena gak punya teman selain Nadir." Pere...