Selama jam pelajaran Megan samasekali tidak fokus, ia hanya terus memandangi Hilmy yang tersenyum-senyum sambil sesekali memandangi anak baru yang duduknya tidak jauh dari Hilmy. Gadis itu cantik, manis dan terlihat sangat polos pantas saja Hilmy tertarik.
Megan menghembus nafas sedikit kasar, buku-bukunya sudah dibereskan dengan rapih, lantas saat melihat punggung Hilmy didepan sana ia buru-buru mengejar, berusaha keras menyamai langkah laki-laki itu meskipun keduanya baru sejajar saat berada di parkiran.
"Hilmy!"
Hilmy hanya menoleh sambil memakai helmnya. Jelas laki-laki itu menghindarinya.
"Katanya mau anterin aku beli novel, jadi kan?"
"Lo pergi sendiri aja, gue udah ada janji sama Rima," benar saja dugaan Megan, bahkan Hilmy tidak canggung menyebut nama gadis itu dengan lantang dihadapannya.
"Tapi.. kamu udah janji."
"Terus, masalahnya apa? Gue juga udah janji sama Rima."
Megan mundur selangkah dari tempatnya menatap dengan mata berkaca-kaca, bersamaan dengan itu Jeffry menariknya kebelakang punggung tegap laki-laki itu, maju seolah menantang Hilmy dihadapannya, "bisa nggak, nggak usah teriak-teriak?"
Dengan wajah tengilnya iya terkekeh, melirik Megan dibelakang punggung Jeffry lalu menatap sinis laki-laki itu, "apa? Mau jadi jagoan lo!?"
Jeffry menarik kerah seragam Hilmy sedikit kasar, "udah gue bilang, kalau lo nggak bisa jagain dia, kasih ke gue. Gue nggak akan keberatan."
Perkataan itu jelas mutlak, tidak peduli bagaimana tanggapan Hilmy berikutnya namun yang pasti Jeffry langsung menarik Megan menjauh dari sana, meninggalkan Hilmy yang juga masih terdiam ditempatnya.
"MEGANDI PUAN CALISTA."
Langkah besarnya berhenti kala Megan dibelakangnya malah terdiam setelah mendengar teriakan Hilmy.
"Mau apa lagi lo!?" kesal Jeffry.
Tanpa menjawab ucapan Jeffry ia melirik tajam mata gadisnya, "pulang."
"Gue yang anterin pulang, dan mulai sekarang gue yang tanggung jawab atas Megan."
"Megan, gue bilang pulang, pulang!"
"Jangan egois anjing!" Jeffry sudah akan maju, namun Megan menahannya. Ia sendiri yang maju setelah terdiam bermenit-menit, meskipun matanya sudah terasa sakit karena menahan air mata ia tetap berusaha tegar untuk menatap mata laki-laki yang begitu ia cintai.
"Aku mau pulang sama Jeffry."
"Ohhh.. mulai berani lo?"
"Kamu egois."
"Lo cewek gue anjing!" bentaknya, "menel!"
Kelanjutannya ada di trakteer ya, link ada di bio!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkness Think Fangirl - NC-21++ (NCT ot-23)
FanfictionORIGINAL FICTION! cerita ini hanya fiksi belaka. Saya harap pembaca bisa lebih bijak dalam menanggapi cerita ini. Sekiranya ada yang merasa terganggu mohon untuk tidak membuka work ini. ⚠️Member NCT hanya visualisasi ⚠️Mature ⚠️21++ ⚠️No children