14. Perjanjian Pernikahan

503 61 24
                                    


Drop your opinion about this story!

Kadang aku merasa ceritaku ini agak aneh karna Rubby enggak ada temen disini wkwk.

Aku pengen tahu dari sisi kalian dong readers, sebagai pembaca apa sih yang bikin kalian suka sama cerita ini dan apa yang bisa aku kembangkan dari cerita ini. Saran dan masukan aku tunggu lho.

Jangan ragu atau takut, aku suka dengan segala opini kok. Yang panjang gpp, aku suka.

Don't forget to vote and comment guys.

ALERT : 3.300 KATA. KALO KEPANJANGAN MAAF YA.

- Happy Reading -

"Bu Aruna."

Merasa namanya terpanggil oleh resepsionis apartement, Aruna lantas mengubah arah langkahnya mendekati meja resepsionis.

"Kenapa Mbak?" Tanya dengan nada sedikit agak lesu. Jadwalnya hari ini begitu padat dan sekarang waktu sudah menunjukkan hampir sepuluh malam, ingin rasanya Aruna cepat-cepat membersihkan diri dan beristirahat. Jadwal untuk esok tidak kalah padatnya dari hari ini.

"Ini ada paket untuk Bu Aruna." Jawab si resepsionis sembari menyerahkan beberapa paket yang ditujukan untuk Aruna. Total ada sekitar delapan paket atas nama wanita tersebut dan Aruna baru menyadari bahwa memang beberapa hari lalu dia kalap memberi beberapa barang di marketplace online, mungkin ini baru sebagaian yang terkirim.

Netra Aruna tertuju pada sebuah amplop persegi berwarna lavender dengan stampel silver berukiran huruf D & R.

"Ini benar buat saya Mbak?" Aruna mencoba memastikan jika resepsionis tidak salah memberikan barang.

"Iya Bu."

Mendengar jawaban tegas dan tanpa ragu itu Aruna hanya mengangguk, "Oke makasih." Ucapnya kemudian.

Aruna gontai melanjutkan langkah menuju unit apartementnya, pikirannya menerka-nerka apa isi dari amplop berwarna lavender itu. Dari luar nampak seperti undangan pernikahan, tapi siapa yang menikah? Seingatnya baik kerabat atau teman dekatnya belum ada yang mengatakan akan menikah.

Begitu sampai di dalam apartement, Aruna meletakkan paket-paket miliknya di atas meja tamu. Hanya menyisakkan amplop lavender yang berada di genggaman tangannya, dengan rasa penasaran yang sejak tadi menganggunya, perlahan-lahan Aruna membuka amplop tersebut.

Geovander Daniell Andikarukma
&
Anastasya Harubby Na Ayudhya.

Aruna mengerjapkan matanya berulang kali, membaca ulang dari awal sampai akhir setiap rentetan kata yang tertera pada selembar kertas undangan itu. Dia masih menolak jika amplop lavender yang ia terima itu merupakan undangan pernikahan Danny dan Rubby yang akan di gelar kurang dari dua minggu lagi. Aruna menggelengkan kepalanya, tidak percaya Danny, laki-laki yang mencintainya setengah mati akan segera naik pelaminan dengan wanita lain.

"Enggak! Enggak mungkin." Gumam Aruna masih tidak mau percaya. Perasaannya membuncah hingga kertas undangan itu sudah teremas tak berbentuk di tangannya lalu melemparkannya asal.

"ARGHHHHH!! SIAL!!!" Aruna berteriak kesal, meluapkan emosinya yang sejak tadi sudah memenuhi diri. Paket-paket yang tadi tersusun rapih di atas meja sudah berceceran di lantai bersamaan dengan vase bunga yang tadinya menjadi hiasan.

Tubuh Aruna meluruh, bersandar pada kursi, tertunduk meratapi kisah cintanya yang tiba-tiba berubah menjadi mengenaskan dalam sekejab. Air matanya keluar tanpa dia duga, tanda bahwa rasa penyesalan benar-benar telah datang menghampirinya.

MARRY & HAPPYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang