chapter 36

11 2 1
                                    

Setelah kejadian itu, beberapa kali geovanny mengunjungiku untuk minta maaf, tapi tetap saja apapun yang ia lakukan itu tidak kuanggap.

"Ayo makan dulu".- ucapnya menyuapiku.

Aku langsung berdiri dan masuk kembali kedalam sel.

Daniel pun setelah kejadian itu, datang menemui gaby adiknya andro.

"Selamat siang, ibu pendeta".- ucap daniel.

"Iyaa siang daniel".- jawab pendeta itu.

"Gaby nya ada bu?".- tanya daniel.

" ohh iyaa ada di dalam, dia lagi kerja pr".- ucap ibu pendeta itu.

"Ohhh iya bu, boleh saya temui langsung?".- tanya daniel.

"Ada apa daniel?".- ucap pendeta itu.

Daniel berbisik ke pendeta itu.

"Ada titipan dari andro".- ucapnya berbisik

"Ohh iyaa".- ucap pendeta itu

Daniel pun bertemu dengan gaby.

"Wahhh, kak daniel, bawa coklat lagi kak?".- tanya gaby

"Hehehe, sangking seringnya kamu sampai hafal yaa gaby".- ucap daniel.

"Kakak andro kok ga pulang-pulang ya?".- tanya gaby

"Oh itu, anu".- ucap daniel kebingungan

"Kakak andro kan jauh sayang".- sambung ibu pendeta.

"Ahhh, benar dia sama kakak brian, kakak julian jugaaa".- ucap daniel.

"Ouuuu, nanti kalo ketemu kakak lagi, kasih tau ya kak, kalo aku kangen banget".- ucap gaby.

Sambil terharu daniel mengiyakan permintaan tersebut.

"Iyaa, pasti kakak sampaikan".- ucap daniel haru

Daniel berada di kontrakannya, dan tiba tiba shifa datang menemuinya.

"Ehh shifa ada apa?".- tanya daniel.

"Bisa temenin aku dulu ga?".- tanya shifa.

"Kemana shif?".- tanya daniel.

"Ngasih ini ke ian".- ucap shifa menunjukkan rantang.

Beberapa kali juga shifa mengunjungiku, bahkan bisa dibilang ia lebih peduli ketimbang ibuku.

Aku bahkan belum bertemu kezia.

"Ian ini mamaku ada masak ikan asin, dimakan ya".- ucap shifa.

Aku hanya diam dan mengangguk keheranan.

"Oiya, aku telat, aku pergi dulu ya".- ucapnya lagi.

Aku pun makan pemberiannya itu.

"Ommak, kayaknya ada yang CLBK nih".- ucap brian.

"Asekk, kiw kiw".- sambung andro.

"Asik, habis geovanny terbitlah shifa, hahahahahahahhaa, anjing aku ngakak".- ucap brian tertawa terbahak-bahak

"Haaaahhh, tapi ayahku tidak pernah memberikan ku makanan".- ucap brian

"Heh upil kuda!, ayahmu memang ga dateng, tapi kita tiap hari makan daging karena ayahmu kirim makanan bego!".- ucap andro

"Oiya yaa, yaudah gitu aja".- ucap brian.

Setelah kami tertawa, kami saling bercerita.

"Aku rindu gaby".- ucap andro.

"Yahh, aku juga rindu kezia".- balasku.

"Aku rindu arsel ama nino".- ucap brian.

"Lah? Kenapa tiba tiba".- tanyaku

"Ngga pengen aja kupatahkan lehernya".- ucap brian.

"Kau ini ada ada saja".- ucap andro.

"Dih, daripada gaadaa".- balas brian.

Dan kami tertawa.

Kami dengar daniel sudah bekerja berkat ayahnya brian yang membersihkan namanya.

Ia bekerja di salah satu cafe sebagai waiters disana.

"Nanti kalo kalian keluar, kunjungi tempatku bekerja yaa".- ucap daniel tersenyum.

Begitulah cara kami menjalani kehidupan kami, dengan daniel yang sering mampir dan kami saling bercerita satu sama lain.

Terkadang brian bosan karena tidak ada yang berani menantangnya berkelahi semenjak ayahnya datang disana.

"Ahh, kalo gini terus kemampuan bertarungku bisa hilang nih".- ucap brian mengomel

"Kau tidak bisa ya kalo tidak memukul?".- tanyaku.

"Ah, bukan tidak bisa, itu passion".- balasnya.

Andro dan aku tertawa mendengarnya.

Kami juga tidak menindas di dalam sana, kami hanya berbaur dengan mereka, tapi terkadang ada pertengkaran yang terjadi diantara mereka

Yang ketika brian datang, mereka langsung berdamai.

TO BE CONTINUE



cerita ianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang