Di kantin sangat banyak siswa/siswi yang berlalu lalang untuk membeli makanan, dan ada juga yang menerobos duluan yang malas mengantri.
Berbeda dengan dua bocah yang sedang duduk di bangku ini yang satunya berhadapan sembari mengetuk ngetuk meja.
Jechan menatap Alfian dengan sangat tajam, Alfian tau saat ini Jechan sedang menahan kesal. Maka dari itu ia tak berani menatap ataupun berbicara dulu. Jadilah keheningan di antara mereka berdua.
“Jelasin sekarang.” ujar Jechan memulai percakapan terlebih dahulu. Ia menunggu jawaban dari Alfian ataupun respon, tetapi sama sekali tidak ada gerak gerik Alfian ingin membuka suara.
“Kalo ga mau yau-” saat Jechan ingin berdiri dan belum selesai berbicara, Alfian mengentikan pergerakan Jechan sehingga ia terduduk kembali.
“Chan, gue jelasin.” cicit Alfian dengan nada rendah. Jechan juga heran, mengapa Alfian tidak menolak saja.
Flashback
2 bulan yang lalu.
Dimana Alfian dan Arfin sedang berada di apartemen Arfin sendiri. Alfian sudah menolak untuk tidak ke apartemennya, agar ia di pulangkan kerumah nya saja. Tetapi tak ada respon dari Arfin.
“Kenapa lo bawa gue kesini sih. Kan udah gue bilang buat anter ke rumah gue aja sekalian pulang. Kalo lo ga mau juga gue bisa pulang sendiri.” ucap Alfian dengan marah dan kesal, pasalnya Arfin tak menghiraukan ucapannya.
“Terus juga tas gue masih di sekolah, Jechan masih di sana. Lo seenaknya bawa gue bolos!” omel Alfian bertambah.
“Anter gue pu-” belum sempat melanjutkan ucapannya ia di kejutkan oleh tindakan Arfin yang membuat shock.
Cup
Ya, Arfin mencium di bibir, bukan di pipi ataupun kening. Alfian cengoh dan terdiam sebentar.
“Bangsat Arfin! itu first kiss gue anjing!” umpat Alfian karena kesal, bukan apa apa tetapi itu adalah ciuman pertamanya, bahkan yang tak ia percaya adalah bersama dengan lelaki.
“Lo emang bener bener bangsat!”
“Bajingan lo!”
Cup
“Sekali lagi ngomong kasar, gue cipok lu.” ujar Arfin sedikit kesal karena Alfian terus saja memaki dirinya. Memang apa salahnya dirinya.
“LU BANGSAT! itu ciuman pertama gue bangsat, gue ga terima lah, apalagi sama cowo!” umpat Alfian lagi dan sepertinya ia melupakan kalau ancaman Arfin akan bertindak.
Ia menicum bibir Alfian sebentar sebelum lumatan menyerang bibir dan lidah si empu. Setelahnya baru ia melumat bibir Alfian yang menurutnya manis.
Alfian tersadar dan langsung saja berniat menjauhkan kepalanya. Tetapi kekuatannya berbeda jauh dengan Arfin. Arfin yang merasa Alfian mau menjauhkan kepalanya, dengan sigap ia memegang tengkuknya agar tak menjauh.
Dirasa si manis tidak membuka mulutnya, Arfin langsung saja menggigit bibir bawahnya sehingga dia membuka mulut karena sakit.
“Akhh-” ringis Alfian.
Dengan siap Arfin langsung mengobrak abrik seisi mulut Alfian dan jangan lupakan ia memainkan lidahnya sehingga membuat suara kotor menggema di mulut Alfian.
“Nghhh..” lenguh Alfian saat Arfin merangkul pinggangnya dan merambat kebawah meremas dua bongkahan bulat Alfian yang kenyal menurutnya. Dirinya tak bisa melawan karena kekuatan yang berbeda jauh dengan Arfin.
Alfian memukul bahu Arfin kala pasokan oksigen tidak cukup. Ia yang mengerti langsung saja menyudahi ciuman itu.
Tak hanya itu, Arfin langsung turun kebawah untuk membuat tanda di leher Alfian yang putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little bear
Teen FictionYang awalnya benci pada Melvind, tetapi pas ia tahu bahwa Melvind adalah teman masa kecilnya yang sering ia ajak main, sekarang menjadi lebih manja, bukan dirinya, tetapi Melvind yang memanjakan dirinya. Melvind sedari dulu sampai sekarang tidak jau...