Chapter 9 : Penghianat yang harus dihukum.

29 8 0
                                    

"Aku disini, Vallenxha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku disini, Vallenxha."

***

"Felicia, gunakan elemen anginmu, bawa rubah milik Allary bersamamu," titah Vallen yang dibalas anggukan mantap oleh Felicia, "Cairo, tolong ... Bawa Allary bersamamu. Dia, tidak bisa menggunakan kekuatan elemen seperti kalian."

Cairo memegang tangan kiri Allary, berusaha menyeimbangkan diri dari kapsul terbang yang tidak stabil. Sedangkan Allary memegang myaw miliknya menggunakan tangan kanannya, menggendongnya layaknya bayi menggunakan satu tangan.

"Aku akan membuat portal ke Klan Yuki. Gunakan skill teleportasimu ke kelasku. Kamu ingat denah tempatnya, kan?" Sambil berbicara, mata Vallen yang tajam memeriksa keadaan sekitar.

Semoga dugaanku benar.

Vallen menyentuh pundak Cairo dan Felicia, teleport keluar. Saat itu juga ia memusatkan Hervnya untuk membuat portal teleportasi, mendorong mereka untuk masuk ke dalam portal.

"Bagaimana dengan Anda, guru?!" Felicia berteriak.

Tanpa menjawab, Vallen menutup portalnya. Tak perduli dengan teriakan Felicia.

Dia membawa berapa Iblis?

Dengan salah satu tangan yang terkepal, Vallen kembali mengepakkan sayapnya, tanduk kebanggaannya ia keluarkan.

Tanpa rasa ragu, Vallen terbang masuk ke dalam portal. Jikalau ia kabur, Vallen khawatir Dewa licik bersama pasukannya malah membahayakan nyawa manusia disekitarnya. Apapun akan dilakukannya supaya keinginannya terkabul.

"Mereka tak mungkin datang untuk balas dendam kepada manusia," ujar Vallen sambil menatap lekat portal di depannya. Ia tahu, kekuatan mereka masih belum cukup untuk melawan manusia yang berada dipihak Dewa Dewi agung nan hebat.

Tak salah lagi, kedatangan mereka adalah untuk membawanya kembali, membawa sang penghianat untuk dihukum.

Membawanya untuk kembali jalan di jalan yang seharusnya, untuk membalaskan dendam Klannya pada manusia. Bukannya berpihak pada manusia yang menurut mereka adalah makhluk rendahan.

Ia adalah harapan Klan, katanya.

BUM
Baru saja Vallen menembus portal, dentuman kencang menyambutnya, berhasil membuat Vallen terpental bahkan membuat hewan-hewan udara berterbangan dengan suara berisik, memberikan sinyal waspada karena getaran dentuman yang kuat.

Suara tawa, wajah-wajah yang tak ingin Vallen lihat sekarang berada di atasnya.

Wajah Dewa busuk yang ia benci, memberikan senyuman remeh, seolah-olah ini adalah hari kekalahannya.

Lost Grace In a Complex World [Terbit].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang