🌼
Mereka sudah sampai dihalaman rumah,didepan rumah mereka ada sebuah mobil putih,Melinda dan Jay bertatapan saling bertanya tanya.
"Mobil siapa itu?" batin Dean.
Melinda dan Jay masuk kedalam rumah, Tapi rumah mereka dalam keadaan gelap melinda pergi mencari saklar dan menyalakan nya.
"Selamat datang kakakku" Melinda terkejut mendengar suara itu,Sudah lama sekali dia tidak bertemu dengan si empu yang punya suara.
"Safiyyah!" Mata Melinda berkaca kaca dia sudah lama tidak bertemu dengan adiknya dia sangat merindukan adiknya itu,Melinda beringsut memeluk Adiknya yang selama ini dia rindukan.
Tanpa sadar Dean yang melihat itu meneteskan air mata,apakah yang di depan ini Mamanya.
"Mama!" Yang dipanggil melepaskan pelukannya dari Melinda, Dia menatap Melinda sekilas seakan mengerti Melinda mengangguk." Dia putra kecilmu."
Safiyyah tersenyum dia merentangkan membuka kedua tangannya lebar,dia sangat merindukan putra semata wayangnya ini. Dean yang mengerti berlari berhambur memeluk Mamanya.
"Ma, Dean kangen. Dean merindukan Mama." Tangis Dean pecah
"Putraku sudah besar ,Mama juga merindukanmu,Maaf jika Mama jarang menelpon mu.", Ucap Safiyyah terisak
Dean hanyut dalam kenyamanan pelukan Mamanya,Hingga suara seseorang menarik perhatiannya"Mama!" Dean menoleh terkejut
"Sayang jangan lari-lari nanti kamu jatuh." Suara pria berat mengalihkan pandangan Dean."Siapa pria ini?" Batin nya.
Safiyyah yang melihat putranya terkejut menatap Melinda,Dia dan Melinda memang belum menceritakan soal ini kepada Dean.
"Sayang,Mama mau ngasih tahu kamu sesuatu, Pria ini namanya Kevin dia suami Mama!" Dean menatap Mamanya kecewa.
"Sejak kapan Mama menikah dan ini? Apa ini anak kalian?." Safiyyah mengangguk.
Bak disambar petir hati Dean mencelos, Mamanya berbohong selama ini, Dia sudah menikah dan dia tidak memberitahu Dean.
Melinda yang melihat Dean beranjak mengelus tangan Dean. " Dean kami tidak bermaksud untung menyembunyikan ini darimu." Dean menatap Melinda." Kami?" itu artinya Bibinya tahu soal ini dan dia juga berbohong pada Dean.
Dean diam dia pergi kekamarnya tanpa mengucapkan apa apa, Melinda yang melihat itu berusaha menjelaskan kepada adiknya. mungkin Dean membutuhkan waktu untuk menerimanya.
Andre yang melihat menyeringai"Kejutan, Mari kita nikmati." Batinnya.
Dean duduk di meja belajarnya dia memandangi foto keluarga kecilnya, Seketika memori yang terjadi 7 tahun lalu terputar dikepalanya dimana Papanya memukul Mamanya yang menangis,Pecahan piring berserakan dan suara teriakan yang sangat keras.
Dari dulu dia memang selalu menolak jika Mamanya meminta izin menikah lagi, Bukan karena dia tidak ingin Mamanya bahagia tapidia tidak ingin kejadian yang menimpa Mamanya terjadi lagi, Dean tidak ingin itu terjadi dia dan Mamanya sudah cukup terluka.
"Dean" Dean menghapus air matanya
"Mama tahu kamu kecewa,Tapi mama tidak berniat untuk membohongimu."
"Apa Mama bahagia?" lirih Dean.
"Mama sangat bahagia, Mama harap kamu juga bahagia. Mama tahu kamu masih belum melupakan kejadian itu."
Dean menatap Mamanya dia sungguh tidak ingin jika kejadian itu terjadi lagi di pernikahan Mamanya, dia takut.
Pagi ini Dean sudah bangun, Dia sedang bersiap-siap untuk pergi ketempat kerjanya berhubung ini hari libur dia akan mengambil kerja full time untuk sementara sebelum tahun ajaran sekolah baru di mulai. Dean keluar kamar dan melihat semua orang sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan.
"Mama Raja pengen Dada ayam." Safiyyah tersenyum mengangguk
Safiyyah mengambil dada ayam, tangan Safiyyah dan Dean secara bersamaan menyentuh dada ayam itu.
"Dean bisakah kamu memberikan dada ayam itu untuk raja?" Dean mengangguk tersenyum padahal dia sangat ingin dada ayam itu.
"Hari ini kamu mau kemana sayang?" Safiyyah bertanya kepada putranya, Putranya ini sangat manis.
"Aku akan bekerja, Berhubung ini masih libur jadi aku akan memulai nya hari ini " Safiyyah mengangguk, Dia mengerti apa yang terjadi selama ini antara Dean Dan Andre, Melinda sudah menceritakannya.
"Kakak dimana Alden dia tidak pulang?,Dan dimana Andre?"
"Alden tidak pulang dia bilang ingin berlibur di kost-an nya,lagian dia tidak mungkin meninggalkan warnet nya, Andre juga tadi pagi pagi sekali kesana dia izin untuk berlibur disana." Ucap melinda
Kesibukan Alden tidak hanya kuliah saja, dia juga membuka usaha warnet kecil-kecilan untuk para remaja.
"Kevin kamu usaha apa sekarang?" Jay bertanya pada adik iparnya
"Saya membuka toko pakaian ya meskipun terbilang masih baru, mungkin memerlukan waktu untuk bisa ramai" Ucap Kevin tersenyum.
Dean sudah selesai sarapan dia akan berangkat untuk bekerja dia takut terlambat, Dean mencium lengan ibunya berpamitan. Tapi Dean melewatkan Kevin, pria yang saat ini menyandang status ayah tirinya.
"Mungkin Dean belum terbiasa mas, Beri dia waktu untuk bisa menerima semua ini." Kevin mengangguk tersenyum menatap Safiyyah.
"Anak kurang ajar tidak tahu sopan santun!!" Batin kevin.
🌼
Happy Reading jangan lupa vote dan komen:),maap kalo gaje dan acak acakan;)
KAMU SEDANG MEMBACA
D: Deandra Pratama
Teen Fiction"Terlalu rapuh untuk bertahan, terlalu kuat untuk di hancurkan"