10 : Menghormatinya

1.1K 115 15
                                    

"Aku tahu ini tidak akan bertahan lama"

Hao menatap Ricky yang duduk di hadapannya dengan malas. Pagi ini, Hao dibangunkan oleh bel apartemennya yang berbunyi terus menerus. Saat ia buka, ia menemukan Gyuvin dan Ricky yang datang ke apartemennya pagi-pagi buta bahkan sebelum matahari bersinar dengan sempurna.

Setelah mempesrsilahkan tamu yang tak diundang itu masuk, Hao bergegas untuk mencuci muka tidak lupa ia juga membangunkan Hanbin dan menyiapkan sarapan untuk mereka seperti biasanya. Karena ada tambahan orang, Hao juga menyiapkan sarapan sederhana untuk tamunya. Tentu saja hanya sereal atau roti, Hao tidak bisa membuat makanan lain selain itu.

Setelah makan tadi, ia mendapatkan jawaban mengapa Ricky bersama Gyuvin di pagi-pagi buta. Ternyata Ricky sudah minggat dari rumah, parahnya ini hari ketiga dan Hao baru mengetahuinya. Bahkan keluarganya sendiri juga tidak tahu. Sebenarnya hal ini sering terjadi sebelumnya, namun dalam kurun waktu 1 atau 2 hari Ricky akan pulang kerumah karena ia kehabisan uang. Kali ini sudah 3 hari, cukup lama juga pikir Hao.

"Kali ini serius kak, aku dijodohkan. Aku tidak akan kembali ke rumah itu lagi" Ricky berbicara dengan tenang.

"Kenapa ya keluarga tidak ada yang bahas ini padahal sudah 3 hari kau pergi" Hao memijat kecil kepalanya, jujur dia cukup pusing. Sudah semalam kurang tidur akibat dia terlalu semangat menulis lagu ditambah masalah adik sepupunya.

"Mungkin Om Shen belum bilang ke siapa-siapa karena berfikir Ricky akan kembali kak" Hanbin datang bergabung setelah membersihkan piring kotor habis sarapan mereka. Hanbin tanpa banyak bicara langsung memijit pelan leher belakang mate nya, ia tahu Hao bekerja keras tadi malam maka Hanbin berharap pijatan kecilnya dapat membuat Hao lebih rileks.

Hao tersenyum kepada Hanbin sebagai ucapan terima kasih atas pijatannya. "Jadi kenapa kau baru mengabariku sekarang?"

"Soalnya kemarin kami sibuk pacaran" Gyuvin menyahut mewakili Ricky.

"Pacaran??!!!" Hao terkejut bukan main. "Kau bilang dulu kau suka Jeonghyun, kenapa sekarang pacaran dengan si puppy ini?"

"Jeonghyun? Lee Jeonghyun?" Gyuvin tidak kalah terkejut, Ricky pernah menyukai Lee Jeonghyun?. "Kau perlu menjelaskannya padaku, aku ngambek kalau tidak" Gyuvin menatap Ricky dengan pandangan marahnya.

Ricky mengehela nafas. "Itu dulu, waktu aku masih jadi Maba"

"Sekarang suka aku kan? Aku juga menyukaimu sayangku Ricky" Gyuvin dengan tidak tahu malunya memeluk Ricky di depan Hao dan Hanbin yang mulai tampak jengah dengan mereka.

"Aku tidak akan terbiasa melihat mereka begini. Aku mulai rindu Gyuvin dan Ricky yang selalu bertengkar" bisik Hanbin kepada Hao.

"Baiklah, lupakan masalah yang kalian sedang pacaran" potong Hao menarik Gyuvin agar mereka tidak berpelukan kan. "Jadi apa rencanamu sekarang?"

"Sebenarnya aku punya tabungan dari uang-uang hadiah tahun baru, Daddy tidak tahu tentang itu. Aku punya banyak, uang bulanan yang berlebih juga aku kumpulkan belakangan ini. Mungkin itu cukup untuk biaya kuliah sampai selesai tapi aku butuh uang untuk tempat tinggal dan makan"

"Jangan pinjam padaku, aku tidak punya uang" potong Hao, ia duluan menegaskan takut-takut Ricky akan meminjam uang padanya.

"Siapa juga yang butuh uangmu. Aku kan sedang bercerita rencanaku" sewot Ricky. "Aku berfikir untuk mulai kerja paruh waktu untuk biaya hidup dan tempat tinggal"

"Ricky, biaya hidupmu tidak akan sama dengan orang normal. Aku tidak yakin kerja paruh waktu akan membantu" balas Hao

"Aku akan berubah, aku akan belajar hidup seperti orang susah"

Milk Rose (BinHao/Haobin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang