NaM√1

499 24 1
                                    

"Ada apa ini, kenapa perasaan aku tidak tenang?" tanya Jacqueline dalam hati.

"Semoga tidak terjadi apa-apa dengan Thomas" gumam Jacqueline dengan pelan.

"Mam Jacqueline" Suster memanggil karena harus menggantikan perban di bagian perut.

"Ya, maaf tadi saya melamun, silakan di ganti, Sus, tapi tolong perlahan karena masih merasa sakit" Jacqueline menjawab setelah tersadar dari lamunannya.

Jacqueline memiliki sebuah perusahaan yang bergerak di design grafis dan pembuatan iklan, perusahaan yang di rintis dari jaman dirinya kuliah.

Jacqueline adalah seorang perempuan yang berdarah asia-eropa, ayahnya adalah seorang yang berkebangsaan Belanda sedangkan ibunya adalah seorang yang berkebangsaan Jepang.

Kedua orang tuanya bertemu saat mereka sedang berkuliah di Amerika. Ibunya adalah seorang wanita yang bertubuh ramping, memiliki tinggi sekitar seratus enam puluh centimeter, memiliki mata yang cantik dan tajam serta bibir berbentuk hati dan pipi yang tembem.

Ayah Jacqueline adalah seorang laki-laki yang memiliki mata teduh, bertubuh tegap, memiliki tinggi sekitar seratus tujuh puluh centimeter.

Jacqueline memiliki ciri wajah seperti ibunya tetapi memiliki tinggi sekitar seratus enam puluh lima centimeter, tetapi sikapnya seperti sang ayah yang tegas dan disiplin serta lembut dan anggun seperti sang ibu.

Walaupun dirinya besar di Inggris tetap saja sang ibu selalu mengajarkan mengenai budaya Jepang, Jacqueline selalu di ajarkan bagaimana harus bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu serta selalu mandiri dalam melakukan sesuatu.

Jacqueline kecil tumbuh dalam keluarga sederhana dan bahagia, ayahnya selalu mengajak mereka untuk pergi traveling ke berbagai daerah dan negara setiap akhir tahun tiba atau saat sang ayah memiliki hari libur yang cukup panjang.

Keluarga mereka hanya lah sebuah keluarga sederhana yang hangat dan memiliki kasih sayang antara satu dan yang lain, sampai akhirnya sang ayah memilih untuk menetap di Amerika.

Jacqueline melanjutkan sekolahnya di sebuah sekolah bergengsi dan ternama yang berada di Colorado, dirinya lulus sekolah dengan nilai terbaik.

Jacqueline melanjutkan sekolahnya di Harvad mengambil jurusan pemasaran design grafis, dirinya belajar bagaimana menjadi seorang design grafis profesional dan produktif.

Awal mulanya Jacqueline mencoba membuat sebuah ilustrasi sederhana untuk menyampaikan sebuah pesan mengenai pendidikan. Ilustrasinya berhasil menarik perhatian banyak orang bahkan dirinya di undang ke banyak acara untuk berkampanye mengenai pendidikan yang lebih baik dan bermutu.

Pertemuan tidak sengaja dengan Thomas Graha Miller adalah saat dirinya tidak sengaja menabrak Thomas dan menumpahkan minuman di kemeja putih yang di pakai.

Awal mulanya Thomas tidak menerima kemeja putihnya terkena noda, tetapi saat melihat wajah cantik Jacqueline membuat dirinya terdiam dan tidak bisa berbicara apapun kecuali pergi meninggalkan wanita itu sendirian.

Jacqueline hanya terdiam sambil menatap kepergian laki-laki itu karena permintaan maafnya tidak di dengarkan. Jacqueline kembali melanjutkan kehidupan sehari-hari dengan belajar dan mulai membangun sebuah usaha yang bergerak di bagian design grafis.

Awal mula usaha yang di rintis hanya membuat ilustrasi sederhana sederhana untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat luas. Jacqueline menerima sebuah email untuk di buatkan sebuah iklan untuk memasarkan sebuah produk yang akan di luncurkan oleh perusahaan ternama Graha Miller Corp.

Awalnya tawaran tersebut ingin di tolak, tetapi saat dirinya meminta pendapat dari kedua orangtuanya akhirnya Jacqueline menerima tawaran tersebut.

Dirinya berusaha membuat sebuah iklan yang mampu membuat masyarakat penasaran dengan produk yang di tawarkan oleh perusahaan tersebut.

Not A Mistake (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang