Mark membawa Haechan ke kamarnya, ia mendudukan Haechan di ranjang king sizenya. Sejak tadi Haechan menutup kedua matanya. Kepalanya terasa sangat pening, Haechan memijat kepalanya yang terasa sakit.
Mark duduk di sisi ranjang dan mengelus lengan Haechan. Pria manis ini memiliki trauma karena dirinya, ia tidak menyangka perlakuannya selama ini sangat melukai Haechan. Apa yang harus ia lakukan untuk menebus kesalahannya. Mark menunduk, merasa ia tidak pantas untuk membahagiakan pria manis ini. Rasa bersalah semakin menjalar dalam dirinya, bagaimana bisa ia dengan tega menyakiti pria manis yang sudah tulus mencintainya.
Haechan membuka kedua matanya dan memperhatikan Mark yang sedang menunduk. Ia juga melihat lengan Mark yang terluka sedang mengelusi tangannya. Ia membuka laci lemari di samping ranjang dan mengambil kotak P3k.
"Kemarikan tanganmu.." Haechan menyadarkan lamunan Mark.
"Aku tidak apa-apa." Mark menatap Haechan yang masih tidak menatapnya.
Haechan memegang tangan Mark dan mengambil kapas dan bethadine untuk lengan Mark yang terluka.
"Jangan pernah melukai dirimu lagi." Ujar Haechan. Ia dengan telaten mengolesi luka di tangan Mark.
Ia juga memasangkan perban di lengan Mark yang terluka agar tidak terkena infeksi. Ia menatap Mark yang sejak tadi sedang menatapnya.
Mark menunduk ia tidak sanggup melihat raut wajah lelah Haechan dan mata penuh luka Haechan saat menatapnya.
"Maaf...." Ujar Mark yang masih menunduk.
Haechan memalingkan wajahnya mencoba menahan air matanya, sudah terlalu banyak ia mengeluarkan air matanya hari ini. Dan rasanya cukup melelahkan.
Mark mengelus pipi Haechan. "Aku telah banyak melukaimu Haechan. Aku tidak pernah merasakan perasaan ini, aku rasanya bisa gila jika kau meninggalkanku."
Tangan Mark beralih memegang tangan Haechan dan mengecupnya. "Aku memang berniat untuk melampiaskannya padamu, tapi saat pertama kali bertemu denganmu, jantung ini.. " Mark membawa tangan Haechan dan meletakannya di dada bidangnya. "Aku merasakan bahwa jantung ini berdebar saat bersamamu. Aku melakukan seks denganmu bukan karena aku berniat untuk melampiaskan kemarahanku padamu, tapi aku selalu candu dengan tubuhmu. Aku menyukai semua yang ada pada dirimu. Walaupun kamu selalu membantahku dan menyumpahiku dengan mulutmu ini." Mark mengelus bibir Haechan. "Aku tau kau bukan anak kandung Lee Changwook aku tidak berniat membalaskan dendamku padamu, jika aku ingin aku sudah mencampakanmu sejak dulu tanpa mencari keberadaanmu di Kanada." Mark mengusap air mata Haechan yang mengalir di pipinya. "Hyuckie adalah masa laluku, aku dan Hyuckie sudah berdamai dengan masa lalu yang pernah menyakiti kami."
Haechan masih terisak ia tidak tahan untuk menahan air matanya, Haechan sangat mencintai Mark sungguh Haechan juga ingin berdamai dengan masa lalunya yang pernah memberi ia luka.
Mark menggenggam tangan Haechan. "Apa bersamaku sangat menyakitkan, Haechan?"
Haechan menggeleng ia memeluk Mark dan menangis di bahu Mark. Haechan sangat mencintai laki-laki di depannya ini. Mark selama ini sudah membuktikan keseriusannya dan selalu menjaga ia dan Leon. Haechan juga tidak ingin kehilangan Mark. Selama empat tahun ini Haechan tidak pernah bisa melupakan Mark dalam hidupnya.
Mark membalas pelukan Haechan dan memejamkan matanya ketika mendengar isak tangis Haechan dalam pelukannya.
"Katakan apa yang harus aku lakukan agar kau mau memaafkan lelaki brengsek ini." Mark mengelus puncuk kepala Haechan.
Haechan melepaskan pelukannya dan menatap Mark, ia memegang rahang Mark dan mengecup bibir Mark dengan air mata yang masih mengalir di pipinya. Mark memejamkan matanya ketika bibir Haechan menyentuh bibirnya. Kecupan yang selalu membuat Mark menginginkan lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
HURTS (BxB)
RomanceLee Haechan adalah pria manis yang selalu menuruti keinginan ayahnya, hidupnya selalu diatur oleh ayahnya semenjak ibunya meninggal. Orang tuanya mengalami kebangkrutan yang mengharuskan menjadikan Haechan jaminan kepada billionare tampan yang sanga...