51. Keluarga

48 7 0
                                    

Sesuai yang sudah Janu katakan semalam, pagi itu dia jemput Sherin ke apartemennya. Dia bawa Sherin ke makam sang ibunda yang sudah dia rindukan beberapa hari terakhir ini.

Yang berbeda dari biasanya adalah sikap Janu di depan pusara bundanya kini. Biasanya setiap kali kemari, Sherin lihat Janu tidak berhenti bicara sambil mengelus nisan itu, tapi sekarang dia benar-benar hanya diam saja setelah berdoa.

"Jan"

"Hm"

"Lo nggak apa-apa?" tanya Sherin cemas

"Gue mau ke Bali, Kak" ujar Janu tiba-tiba

"Okay, kapan? Biar gue atur cuti gue" tukas Sherin langsung

"Gue mau sendiri aja, lo kasih nomor orang yang jaga rumah di sana ya"

"Iya, nanti gue kirim"

Janu kembali diam. Sherin sudah benar-benar bingung menghadapi Janu yang tiba-tiba berubah sikap begini. Jadi, terpaksa dia tanyakan hal yang sejujurnya tidak ingin dia tanyakan.

"Lo nggak suka gue sama Kak Deon ya?" tanya Sherin langsung

Janu mendongak, "Gue nggak pernah bilang gitu"

"Tapi sejak Kak Deon lamar gue, sikap lo jadi aneh, Jan"

Janu terdiam lama, dia tatap manik sang kakak yang jelas sekali menyorotkan banyak tanda tanya. Sekali lagi Janu tegaskan, Janu tidak pernah tahu bagaimana caranya mengatakan sesayang apa dia pada Sherin, makanya kini Janu hanya diam saja.

Di tengah diamnya itu, tiba-tiba setitik air mata Janu lolos. Langsung Janu alihkan pandangannya menjauhi tatapan Sherin, jelas Sherin semakin bingung.

"Jan, bilang sama gue! Lo kenapa?" tanya Sherin semakin panik

"Gue juga bingung gue kenapa, Kak. Gue bukannya nggak suka lo sama Bang Deon, gue suka banget, gue seneng, Bang Deon beneran sayang sama lo. Tapi nggak tahu kenapa gue sedih" jelas Janu pada akhirnya

"Jan?"

"Gue sayang sama lo, Kak" ujar Janu yang setelahnya menunduk begitu dalam

Sherin sudah kehabisan kata-kata. Seumur hidup, tidak pernah dia dengar Janu mengungkapkan sayang padanya. Baru kali ini, baru saat ini Janu mengutarakannya dengan jelas.

"Lo satu-satunya yang gue punya di dunia ini, lo satu-satunya orang yang bisa gue sebut sebagai keluarga. Gue takut... gue takut kehilangan lo" sambung Janu dalam isakannya

"Kehilangan apa sih, Jan? Gue nggak akan pergi, gue nggak akan kemana-mana" tukas Sherin yang sudah tidak bisa menahan tangisnya

Meski Janu tak membalas lagi, tapi Sherin telah mengerti kini. Janu takut jika Sherin akan berubah jika telah menikah nanti, Janu takut dia kehilangan figur kakak yang sudah mendampinginya tumbuh selama ini. Janu takut kehilangan kakaknya.

"Seperti yang gue bilang semalem. Nggak akan ada yang berubah sekalipun gue udah jadi istri orang, Jan. Gue bisa jamin itu" tutur Sherin

Janu semakin menunduk, dia tenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya. Menangis begitu dalam sampai pundak dan punggungnya bergetar hebat.

Sherin turut merasakan begitu dalam ketakutan Janu, karena sejatinya dia pun punya trauma akan kehilangan. Jadi, Sherin tarik tubuh Janu untuk dia peluk begitu dalam.

Kakak beradik itu saling mendekap, menyalurkan semua luka dan kerinduan yang beradu menjadi satu. Tidak ada kata apapun yang terucap, keduanya sibuk saling terisak dalam tangis masing-masing.

[1]Trapped || Kim Doyoung & Kim SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang