MIDDLE NIGHT II ; Vol 1

233 11 0
                                    

KERAJAAN WENHUA ;
PENOBATAN PANGERAN MAHKOTA

Prolog;
 
Wenhua, kerajaan terbesar dan terkuat dimasanya. Luas wilayah kekuasaan kerajaan wenhua tujuh kali lebih besar kerajaan besar dimasa depan. Prajuritnya yang pemberani menjadi kekuatan besar yang dimiliki wenhua. Luas wilayahnya membentang dari timur hingga barat, mampu membuat gentar kerajaan-kerajaan musuh. Ibukota kerajaan wenhua adalah wenlu, kota yang menjadi pusat perdagangan terbesar dimasanya. Aktifitas jual beli sekaligus tempat bertemuannya para pendatang dari berbagai kerajaan. Dikenal sebagai kota bisnis, wenlu secara khusus dilindungi langsung oleh sang raja. Selain dari prajurit pemberaninya, wenhua terkenal dengan para pembuat senjatanya. Keahlian luar biasa dalam mencipta sebuah senjata menjadi alasan kuat dan kokohnya pertahanan mereka selama ini. Kerajaan wenhua disebutkan sebagai kerajaan termegah dan terindah dengan empat musimnya. Musim dingin adalah waktu terindah untuk melihat betapa indahnya kerajaan itu. Istana dengan dominasi warna hitam dan abu menampakkan kesan gagah diantara putihnya salju. Pada saat itulah masyarakat dapat melihat anggota kerajaan dengan pakaian musim dinginnya.

Penguasa wenhua saat itu adalah kaisar Ma. Ia memiliki dua orang putra dari permaisuri dan selirnya. Mereka adalah San Lang dan Ju yang,  keduanya terpaut usia tujuh tahun dengan yang tertua berusia 29 tahun. Sesuai peraturan terdahulu, pangeran Sanlang adalah pewaris tahta selanjutnya. Kaisar Ma resmi menobatkan pangeran sanlang sebagai pangeran mahkota diusianya yang ke 22 tahun. Prosesi suci penobatan dan pembaitan dilakukan secara hikmad diistana dengan dihadiri para mentri dan anggota kerajaan lainnya. Ketegasan kaisar Ma dalam memimpin, berhasil menumbuhkan rasa patuh yang tinggi di tengah-tengah masyarakatnya. Ketaatan dan kepatuhan itulah yang menjadi ciri khas dari rakyat wenhua saat ini. Mereka orang wenhua dikenal berbudaya dan memiliki toleransi yang tinggi.

Prajurit yang berjaga disepanjang halaman depan istana secara bersamaan menundukkan kepalanya saat pangeran sanlang berjalan melewati mereka. Sementara didepan sana, beberapa prajurit lainnya bersiap dengan kudanya masing-masing. Pangeran Sanlang begegas menaiki kudanya lalu pergi dengan tujuan kota wenlu.

Pemandangan indah saat pangeran sanlang mengendarai kudanya dengan balutan pakaian khas musim dingin yang dilengkapi bulu-bulu dibagian leher. Kulit putih pucat milik sang pangeran mampu mengalihkan keindahan yang dimiliki salju dalam persekian detik. Rambut hitam legamnya bergerak seirama mengikuti arah angin. Prajurit yang bersamanya tidak kalah gagah dengan pakaian kebesaran mereka. Rombongan tiba di wenlu dengan selamat. Kedatangan mereka berhasil menarik perhatian, orang-orang berkerumun mendekat untuk memberi penghormatan atau sekedar ucapan selamat kepada pangeran sanlang atas penobatannya beberapa hari yang lalu. Satu hal yang tetap sama, orang-orang tetap tidak bisa menutupi kekagumannya saat melihat visual pangeran sanlang. Kesan gagah yang terpancar menumbuhkan kebahagian tersendiri dihati masyarakat, menumbuhkan kepercayaan besar dan rasa aman hanya dengan melihat wajah calon pemimpin mereka nantinya. Orang-orang yang berkerumun perlahan membubarkan diri setelah isyarat yang diberikan prajurit, membuka jalan untuk pangeran yang datang melihat dan mengecek keadaan kota. Bak sihir, dalam sekejap orang-orang bertingkah seolah tidak melihat keberadaan pangeran yang bergerak didekat mereka. Mereka hanya akan bicara jika dibutuhkan dan mendekat jika diizinkan. Pangeran memilih berjalan kaki saat melakukan pengecekkan dengan diikuti prajuritnya yang berjalan dibelakang. Ditengah kegiatan, perhatian pangeran teralih. Dari sudut matanya ia melihat beberapa bocah laki-laki tengah bersembunyi di tiga titik berbeda dengan posisi siap melepas tarikan ketapelnya. Benar saja, detik berikutnya dua batu melesat mengenai kendi salah seorang disana hingga saat batu ketiga dilempar, kendi tersebut pecah. Bocah nakal itu lantas keluar dari tempat persembunyian dan menertawakannya. Selain membuat kendinya pecah, bocah nakal itu ternyata diam-diam telah mengganti airnya dengan lumpur. Anak-anak pergi tanpa rasa bersalah meninggalkan korban yang masih terdiam dengan pakaiannya kini dipenuhi lumpur yang tumpah dari atas kepala. Tanpa pikir panjang pangeran sanlang berjalan menghampirinya. Namun belum sempat mengatakan sesuatu, orang itu hendak pergi. Beruntung, pangeran dengan cepat berhasil menghentikannya.

MIDDLE NIGHT II : The curse of the great kingdom [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang