Chapter XII

37 3 0
                                    

Aku bergegas berjalan memasuki cafe. Aku sudah memiliki janji dengan Rafles.
Dia adalah ayah dari bayi yg sedang berada dikereta bayi yg aku dorong ini.

Bayi lucu yg menggemaskan sedang tenang memainkan bola plastik. Sesekali aku mendengarnya tertawa sendiri.

Pemandangan yg sangat indah !!!

Jo sedang duduk bersebelahan dengan Margaretha Cornelia.
Apa sebenarnya yg diincar gadis ini ? Dia sangat berbahaya Jo.. Tidakkah kau curiga ?
Berhentilah memikirkan Jo,Carr dia sudah tak peduli padamu lagi !

Aku melenggang begitu saja duduk disisi jendela bersebrangan dengan tempat Jo duduk. Biarkan saja dia menatapku seperti apa. Toh dia sudah dengan wanitanya.

Apa kau cemburu Carrel ? Tidak !! Sama sekali tidak ! Aku tidak akan cemburu !! Dia sudah mengabaikanku !

"Maaf Carr. Apa aku terlambat ?" suara itu menyadarkanku.
Aku berdiri dan memeluknya erat.

"Tidak .. Aku baru saja datang." jawabku membenahi dudukku. Rafles duduk disampingku. Menyandar pada sandaran kursi. Wajahnya terlihat lelah.

Rafles ini sahabat Matt. Aku bertemu dengannya beberapa hari lalu. Dan bersedia menjaga putri kecilnya ,Chesi.

Rafles juga adalah rekan kerja Bryan kakakku. Mereka sangat akrab. Seperti homo.

Kasihan Chesi. Dia harus kehilangan kasih sayang ibunya. Lily istri Rafles adalah teman kampusku dulu. Lily meninggal karena pendarahan hebat saat melahirkan Chesi. Ah mereka berakhir terlalu dini dan tragis.

"Kau sangat lelah bro.." ucapku memandang Rafles yg memejamkan matanya.

"Ya.. Kakakmu membuatku nyaris bunuh diri Carr." aku tersenyum geli mendengarnya.
Aku percaya sekali pembukaan restoran Bryan di Dallas akan melelahkan Rafles. Karena dia membantu pembangunan resto itu.

Rafles bekerja sebagai arsitektur. Dan dia bekerja mendesign restoran Bryan.

"Lihatlah Chesi. Daddymu sangat lelah." aku berbicara dengan malaikat kecil yg masih sibuk dengan bolanya.

"Oh.. My babby... Dad merindukanmu sayang." Rafles mengangkat tubuh mungil itu kepelukannya. Menciumnya berkali-kali.

"Lihatlah ,dia mirip bukan dengan ibunya. Cantik, menggemaskan." aku melirik sekilas pada rafles.

"Ya.. Memang,, aku sangat menyayangi Chesi,Raf. Luangkan waktumu untuk berjalan-jalan dengannya." tegurku.

"Lihatlah Ches.. Auntymu sedang mengomeli Dad. Tidakkah kau ingin membela Dad mu yg tampan ini ?"
Aku tergelak kencang mendengar celotehan Rafles.
Sengaja membuat Jo menengok. Dan benar saja !

Aku mencubit gemas pipi Chesi. Dia hanya terkekeh. Malaikat ini...

"Kau tak ingin menyubit pipi Daddynya juga , Carr ?" goda Rafles menyodorkan pipinya.

"Apa kau ingin aku pukul, Heh ?"

"Auntymu ini sangat sadis baby.. " gerutu Rafles pada Chesi. Chesi hanya tertawa saja, seolah dia mengerti sedang diajak bercanda.

"Apa kau tak melihat Jo disini Carr ? Dia terus menatap kesini dengan pandangan membunuh." Rafles kali ini menghadapku.mengembalikan Chesi kekeretanya.

"Apa kau tak tahu dia sedang bersama wanitanya?" jawabku memutar tubuh menghadapnya.
Rafles menopang kepalanya dengan tangan kanan diatas meja.

"Apa kau ingin membuatnya cemburu nona ?"

"Apa itu sangat penting untuk dilakukan ?" tanganku kini ada dibahu kiri Rafles.

"Bagaimana dengan lenganmu ?" tanyanya menyentuh lengan kananku.

Mrs.Gun, I LoVe You !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang