02

505 41 3
                                    

Reo di bawa ke sebuah rumah yang besar yang berada di sebuah perumahan elit di kota itu, bisa di lihat rumah itulah yang paling besar dan berada tepat di pertengahan jejeran rumah rumah elit bagaikan jantung dari mereka semua

Reo di bawa paksa ke sana untu menemui sang donatur itu, saat sesampainya di sana reo di paksa masuk oleh guru itu dan beberapa penjaga di sana yang tentunya sudah tau apa yang di lakukan guru ini jika berkunjung ke sini

Reo di bawa masuk dan di suruh menunggu di ruang tengah, reo terdiam dengan masih memakai perlengkapan sekolah dan tas yang masih bertengger di lengan nya

*tak tak tak

Terdengar suara sepatu dari arah dalam rumah, reo mengira ngira bagaimana wujud donaturnya tersebut karna reo sama sekali belum pernah menatap secara langsung sang donatur

Saat sesampainya orang itu di hadapan nya, semua orang yang berada disana menunduk memberi hormat termasuk sang guru kecuali reo

Reo menatap sang donatur yang saat itu.... Entah kenapa wajahnya seakan terpaku saat melihat reo saat ini

"Jadi.... Dia orang nya? " Tanya nagi

"Iya tuan, namanya-"

"Reo mikage? Aku sudah tau itu, tidak perlu kau susah susah memberi tau ku"

Nagi mendekat kearah reo dan menatap wajahnya dengan begitu dekat

"Reo... Reo.. Reo mikage... Seorang yang memikul berat nya hutang sang ayah dengan kerja paruh waktu di supermarket dan beberapa lainnya.... Reo yang ternyata penderita syndrome Peter pan yang sudah ada sejak masih kecil.... Benar? Atau tepat? " Tanya nagi sambil mencengkram kuat rahang reo

Reo yang di cengkram hebat olehnya hanya bisa mengaduh sakit hingga akhirnya tangan itu melepaskan nya

"Kau.. " Tunjuk nagi pada sang guru

"Pergi... Ini sudah urusan ku saat ini" Ucapnya dengan suara yang mulai mengintimidasi

"Baik saya permisi" Guru itu mulai pergi dan akhirnya hilang dari pandangan saat pintu mulai tertutup

"Tempatkan dia di kamar biasanya, dan rantai dia aku tidak mau ada hal yang tidak menyenangkan terjadi" Perintah nagi yang segera di turuti oleh para penjaga di sana

Reo yang di tarik hanya bisa pasrah, takut akan semua tapi mau bagaimana lagi, reo hanya bisa bersabar untuk hidupnya kali ini , dia yakin hidup nya kali ini akan lebih sulit
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Reo terdiam di kasur menatap kamar nya yang megah tapi masih terlihat kusam ini dengan kedua kaki yang di rantai itu cukup membuat nya kesusahan

Tak lama dari itu reo bisa mendengar kalau kunci kamar sedang di buka yang berarti akan ada orang yang masuk kemari

Setelah di tunggu, benar saja pintu terbuka dengan menunjukan wajah nagi dan seringainya

"Reo... Bagaimana kamarnya? Nyaman? "

"Apa maumu sebenarnya"

"Kau ini suka sekali to the point"

"Jawab saja apa susah nya"

"Baiklah... Aku sudah mencari tau banyak tentangmu bahkan.. Sebelum aku tau kau yang akan di pilih untuk kemari"

"Untuk apa? "

"Menjadikan mu miliku seutuhnya"

Reo menyerengit menatap tak percaya kata kata yang orang di depan nya ini katakan "katakan yang jelas sekali lagi, apa maumu"

Nagi mendekat dan mendekatkan mulut nya pada telinga reo

"Sudah ku bilang kan, menjadikan mu miliku seutuhnya" Ucap Nagi dan langsung memundurkan dirinya dari situ

"Dan kau tau... Ada suatu hal yang sudah ku tunggu tunggu saat ini"

"Apa " Jawab reo ketus

"Syndrome mu"

anjing dan tuan nya (nagireo) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang