sebuah rencana 👻

18 6 1
                                    



Andri menyalakan mesin motornya tak lupa juga membawa tas berukuran kecil yang didalamnya terdapat pena, dan buku catatan. Bapak yang tengah membetulkan motor menatap Andri heran. Tidak biasanya anaknya itu pergi malam.

"Arep menyang ngedi, Le?" tanya Bapak penasaran.

"Mau ke rumah Panca, pak mau bahas misi rahasia." Jawab Andri sambil mengedipkan mata.

"Weh lhadalah, pake rahasia segala. Ya sudah hati-hati. pulangnya bapak dikasih tahu ya." Bisik beliau dengan menaikkan alis membuat Andri tertawa hingga gigi geraham-nya nampak. Sejenak ia mengangguk mantap dan mencium punggung tangan sang ayah. Motor Andri melaju meninggalkan rumah.

***

"Ini kok miring gitu ya, hemm.. ini harusnya agak di kecilkan." Panca berbicara sendiri layaknya seorang arsitek yang tengah berbicara dengan para anggotanya. Pena nya ia selipkan di telinga kanan, rambutnya yang acak-acak menambah ketampanan nya 90%. Bapak yang menatap anak bungsunya itu mengernyitkan dahi.

"Garap Opo Le?" tanya bapak sembari berjalan kearah ruang tamu dan duduk di seberang Panca.

"Oh ehehe ini Pak Panca, Andre , sama Andri lagi mau ngerencanain buat buka usaha. Kita bertiga lagi mau buka usaha Angkringan. Kami nabung bersama,pak." Jawab Panca menggebu-gebu.

Bapak hanya diam saja. Ia merasa Panca punya pilihan sendiri atas kehendak dirinya. Selama sesuatu itu baik beliau tak akan melarang anak semata wayangnya. Lamunan itu buyar ketika Andre dan Andri mengucap salam secara bersamaan di depan pintu rumah.

"Waalaikumsalam Weh masuk! Masuk!" panca langsung berdiri menyambut kedua sahabatnya. Kedua pemuda itu tersenyum dan menjabat tangan ayah Panca.

"Piye,. Wis jadi apa belum?" tanya Andre yang duduk di sebelah Panca sambil mengambil toples yang berisi kue sagu. Panca pun menunjukkan sketsa banner yang baru saja ia buat. Kedua teman nya manggut-manggut.

"Okelah ngga terlalu buruk." Ucap Andre. Mendengar itu Panca mengernyitkan dahi. Ia merasa design grafis yang ia buat jelek dimata sahabat kecilnya itu .

"Lhah maksudmu?"

"Lho ngga.. ini maksud nya bagian sampingnya itu agak sedikit rame. Mosok ya dikasih kaya batik-batik gituloh. Oh ya aku mau tanya ini system angkringan kita modelnya mau yang kaya gimana. Ada kursinya apa lesehan aja?" tanya Andre lagi.

"Menurutku kita kayaknya lebih enak lesehan deh, soalnya kalau kita pakai kursi nambah duit lagi." Ujar Andri. " oh ya untuk masalah tempat aku ada saran gimana kalau kita ngontrak di rumah kosong yang ada dipersimpangan jalan iku. Itu udah lama kosong dan koyoke dilihat dari luar masih bagus. " saran Andri.

"ya boleh aja, sih. Toh juga letaknya strategis. Sama ini., kita buka angkringannya dari jam 8 sampai jam 12 siang saja buat mengurangi persaingan. "tambah Panca.

Mereka bermusyawarah sampai tak terasa sudah pukul 22.00 , terlihat wajah ketiga nya penuh semangat hingga lupa waktu. Selesai musyawarah mereka mencari makan di warung langganan. Yakni warteg pak Khasan.

"Assalamualaikum pak .." seru Panca.

"Waalaikumsalam Eh kowe to. Le. Ada andri dan Andre juga." Mendengar nama keduanya disebut mereka serempak menyunggingkan senyum.

"Pak aku mau pesen oseng jamur, telur balado sama ayam gorengnya satu. Pake kuah telur balado nya ya ehehe.." kata Panca yang langsung beringsut duduk.

"Aku.. ikan mujaer goreng, cah kangkung sama sambel aja." Tambah Andri.

"pak kaya biasa ya.. nasi, kremesan, sama telur dadar." Terang Andre.

JAGADHITA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang