Tak terasa, hari senin telah tiba lagi. Mungkin bagi beberapa orang, hari senin adalah hari yang sangat menyebalkan karena kita harus kembali beraktivitas setelah liburan. Terlebih hiruk piruk jalanan akan terasa lebih padat jika hari senin, benar begitu bukan?
Hari baru, semangat baru. Itulah yang Nara rasakan saat ini. Energi positif nya menular kepada semua orang ada disekitarnya.
"Adek kayak nya semangat banget hari ini." celetuk Fany sembari tersenyum. Hati nya menghangat melihat putri bungsu nya ceria.
"Ehehe iya dong, bunda." ujar nya sembari menyengir. Entah mengapa mood nya terasa bagus pagi ini.
Tak lama, para lelaki turun dan bergabung dimeja makan. Tak ada sang kepala keluarga hari ini, karena Ryan sedang melakukan perjalanan bisnis keluar kota.
Kecupan hangat di pipi untuk Fany dan Nara didapatkan dari para lelaki Adhitama.
"Pagi Bunda."
"Pagi Adek."
Begitulah sapaan hangat pagi ini.
"Ihh Kakak!" Nara menyeru kesal ketika Saga mengacak acak rambut nya yang sudah tertata rapi.
"Ahahah sorryy, Raraa." ujarnya sembari terkekeh.
Sedangkan Nara mengerucutkan bibirnya kesal. Namun itu hanya sebentar, ia pun kembali tersenyum cerah ketika Roti panggang nya sudah jadi.
"Ra, nanti kakak mau latihan basket dulu. Kamu mau nunggu atau dijemput sama yang lain?" celetuk Saga di sembari menyendokan lauk ke piring nya.
Nara menoleh, "Bareng aja kak. Hari ini Nara juga mau ikut english club dulu." sahut nya.
"Loh, adek ikut English Club?" Rangga ikut menibrung ke obrolan.
"Iya Kak, direkomendasiin sama guru bahasa Inggris Nara. Lagi pula selama masuk, Nara belum ambil eskul apa apa."
Memang disekolah nya dulu, Nara termasuk murid yang pintar. Buktinya adalah ia yang mendapat beasiswa untuk masuk disekolah nya dahulu, dan menjadi rangking pararel disekolah nya. Keturunan dari Adhitama tidak ada yang mengecewakan.
Fany tersenyum bangga, dia memang sudah mengetahui potensi dalam diri putri nya dan ia tidak mau mengahalangi Nara untuk mengembangkan dirinya. "Hati hati ya, sayang. Nanti kalau udah selesai duluan sebelum Kakak, telphone aja biar langsung dijemput." pesan nya.
"Kamu bisa telphone kakak kalo ada apa apa." cetus Leon yang sedari tadi menyimak. Anak sulung Adhitama ini memang jarang bicara, ia lebih gemar mendengarkan.
"Bawa bekal lebih ya, dek. Jangan jajan sembarangan." Arjuna menimpali.
"Kalau udah selesai langsung pulang ya, adek. Abang hari ini free, bisa jemput kamu kapan aja." kali ini Rangga yang menimpali.
"Berangkat nya tetep sama Kakak tapi ya." nah yang ini Saga yang berbicara
Nara mengerjapkan matanya, "Iya Bunda. Oke Kak Leon. Ini Nara udah minta bunda bawa lebih kok, kak ajun. Siap Abang. Woke kak Sag.'' Nara menjawab semua perkataan dari para lelaki Adhitama dengan satu kalimat.
Fany terkekeh pelan. "Udah udah. Sana pada berangkat, udah hampir setengah tujuh ini." tuturnya.
Leon bangkit duluan, ia mengecup kening sang ibu lalu mengecup kening adik bungsu nya. "Leon berangkat duluan ya, Bunda. Kalian juga hati hati berangkat nya." pesan nya yang di iya kan oleh seluruh adik adiknya. Begitulah peran Leon sebagai anak sulung ketika sang kepala keluarga tidak ada dirumah.
Kemudian satu persatu keluarga Argantara pun meninggalkan rumah untuk melakukan kegiatan masing masing hari ini.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Queenara (Posesif Brother)
General FictionUpdate sesuai mood .. Setelah kematian Ibu nya, Nara bingung tiba tiba ada sebuah keluarga yang mengaku diri nya sebagai anak bungsu mereka yang hilang. Mereka menjemput diri nya dan berkata jika mereka adalah keluarga kandung nya. Selama ini, Nara...