Keputusan Sejin untuk mendekatkan diri pada Mark tampaknya membawa dampak sebaliknya.
Bukannya menjadi dekat, mereka malah terlibat kecanggungan yang luar biasa setelah beberapa menit yang lalu mencoba melakukan adegan dewasa.
Mark yang tidak berpengalaman dan Sejin yang baru pertama kali mendapat serangan seperti itu membuat semua chemistry yang sudah mereka bangun di awal menjadi kacau.
Sejin kesakitan saat seonggok benda tumpul mencoba memasukinya, gadis itu merajuk dengan wajah di tekuk. Dia tidur dengan posisi membelakangi Mark.
Sementara Mark sendiri masih duduk di pinggiran ranjang dengan wajah frustasi. Miliknya tegang luar biasa dan sulit di kendalikan. Lelaki itu sudah 100% terangsang dengan segenap adegan erotis yang terus berputar di otaknya, tapi apalah daya, dia tidak bisa menuntaskan semua ini.
"Sejin... " suara memelasnya masih berusaha memohon.
"Kamu marah ??"
Sejin menarik selimutnya sampai menutupi kepala. Gadis itu mendengus.
"Enggak. "
Hening untuk sesaat. Mark mencoba menenangkan dirinya sendiri dan bersikap tidak gegabah. Biar bagaimanapun ini adalah pertama kalinya bagi Sejin. Wajar kalau gadis itu kesakitan dan akhirnya menolak melanjutkan.
"Mau di coba sekali lagi ga ? Aku janji pelan-pelan. " masih dengan suara memelasnya, Mark menunduk, melihat miliknya yang lebih tegak dari tongkat sihir Voldemort.
"Ga mau Mark !!"
"Kamu ga kasihan sama aku??" Mark masih mencoba bernegosiasi dengan menggunakan sisi lembutnya. Seketika itu pula Sejin menoleh dan memberinya tatapan tajam.
"Kamu juga ga kasihan sama aku ??" Dan Sejin membalik pertanyaannya. Gadis itu melanjutkan.
"Itu tadi sakit banget asal kamu tau aja."
"Iya-iya maaf. Terus aku gimana dong...? Punyaku ga mau turun ini. "
Tatapan Sejin akhirnya turun ke arah gundukan besar di tengah celana Mark. Diam-diam dia berempati atas sesuatu yang tegak di dalam sana. Tapi maaf saja, Sejin benar-benar tidak bisa berteman dengan benda itu.
"Ya ga tau. Kamu urus aja sendiri."
Gadis itu bisa mendengar Mark menghela nafas kasar. Wajahnya menunjukkan raut nelangsa dan Sejin benar-benar merasa tidak tega padanya.
"Yaudah aku bantuin, tapi ga boleh masuk." Kata gadis itu kemudian.
Senyuman Mark sedikit terkembang ketika ada secercah harapan untuknya. Lelaki itu naik ke atas ranjang dan bersiap melepas celananya tapi kemudian Sejin menghentikannya.
"Tunggu !!!"
Mark menelan ludah. Takut-takut dia menatap istrinya.
"Jangan lepas celana."
Lelaki itu terlihat tidak senang, tapi dia sama sekali tidak membantah.
"O-okey. "
Mark berbaring miring bersebelahan dengan Sejin sementara gadis itu menunduk menatap miliknya di bawah sana.
"A-aku belum pernah melakukannya... jadi... Ummm..."
"Aku ajari. " Sahut Mark.
Lelaki itu mengarahkan tangan Sejin untuk menyentuh miliknya dari luar celana, lalu kemudian menuntun tangan gadis itu untuk memasuki celananya. Tapi baru jarinya yang masuk, Sejin langsung mengeluarkan tangannya lagi.
"Kenapa ??"
Wajah gadis itu terlihat shock dengan kedua mata yang membulat sempurna.
"Takut..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Not an Ordinary Friend | MARK LEE
FanfictionSejin selalu berpikir, bahwa kebahagiaan itu adalah tanggung jawabnya sendiri. Orang lain tidak memiliki tanggung jawab untuk membahagiakannya. Tapi ada satu orang yang ternyata dengan suka rela bahkan memaksa untuk ikut andil dalam mengurus kebaha...