S2 (Bab 42)

6.5K 483 14
                                    

"Sen, Sena " Riska sudah berulang kali memanggil Sena namun tak kunjung mendapat respon

Akhirnya ia menggoyang2kan bahunya

Sena tersadar dari lamunan nya

" Oh Riska, kenapa ris? " Tanya Sena yang baru kembali dari lamunan

" Kamu kenapa? Lagi ga fit? " Riska terlihat khawatir

" Oh aku baik2 aja, cuma lagi banyak pikiran " Sena benar-benar sedang bingung saat ini , di satu sisi ia merasa telah membohongi Tristan, tapi di sisi lain keegoisan nya juga menguar

" Kamu lagi punya masalah? Coba cerita ke aku, siapa tahu aku bisa bantu sen "

" Ris, sebenarnya.. "Sena mulai menceritakan kejadian yang terjadi saat ia menerima email dari Tristan

Mata Riska tidak bisa menyembunyikan keterkejutan nya

" Sena, ini bener2 serius, terlepas apapun itu, keputusan terakhir ada ditangan kamu, kamu sebaiknya pikirin setiap konsekuensinya sebelum semuanya terlalu jauh" Riska berusaha menasehati Sena, takut ia mengambil langkah yang salah

Namun sepertinya ia benar-benar mengambil langkah yang salah

Ketika jam pulang tiba

Telfon Sena pun ikut berdering

" Halo Sena "

"Halo "

" Aku tadi sempat bertanya pada rekan yang bekerja di perusahaanmu, mereka bilang seharusnya jam kerja sudah berakhir saat ini, jadi aku ingin menjemput mu, tidak masalah kan? "

Belum sempat Sena menolak tawaran itu, Tristan kembali menyambar

" Lagi pula aku sudah berada didepan perusahaan, aku bertanya hanya untuk basa basi saja, lekas kemari, aku menunggu mu didepan "

Sena membeku ditempatnya

Petaka kebohongan nya baru saja dimulai, tapi jauh di lubuk hatinya ia merasa senang dengan perhatian Tristan padanya, ada dia boleh memainkan bagiannya?

" Aku akan kesana "

Pada akhirnya, Sena benar-benar melakukannya, dia terjun bebas

Sena tertegun beberapa saat ketika ia keluar dari pintu depan

Mendapati Tristan benar-benar menunggu nya, bahkan tersenyum lembut padanya, dia semakin yakin ini merupakan hal yang tidak akan ia sesali bahkan jika harus berpura-pura

Tristan membukakan pintu mobil untuk nya, dan mengantar nya pulang

Tentu tak lupa Sena segera mengabari Reina untuk tidak menjemputnya

" Bagaimana kalau kita makan dulu sebelum pulang? " Tanya Tristan memecah keheningan didalam mobil

Belum sempat Sena menjawab tawaran tersebut, Tristan kembali mengatakan hal lainnya

" Aku sudah melakukan reservasi di restoran terdekat "

" Restoran terdekat? "

Jangan bilang restoran Life

" Iya, restoran Life " Ucapnya sembari tersenyum

Ngapain kesana dalam keadaan aku yang begini, aku lagi kucel nan berkeringat malah ke resto fancy ya ampun

" Kenapa? " Melihat keterkejutan Sena, Tristan tak tahan untuk tidak bertanya

" Bukan apa-apa, cuma kamu tahu aku seharian bekerja jadi agak kucel dan berkeringat juga, rasanya agak aneh kalau aku kesana kan? " Sena merasa malu ketika mengatakan bahwa saat ini dia sedang tidak di kondisi terbaik untuk mendatangi tempat semacam itu dimana orang-orang terlihat dalam penampilan terbaik mereka

" Kamu khawatir orang-orang akan memandang mu begitu? "

Sena mengangguk

" Kamu tidak perlu mengkhawatirkan itu, aku mereservasi seluruh restoran, jadi tidak akan ada pelanggan lain yang mengganggu kita " Ujarnya santai

Hah? Tunggu, Ini berlebihan, tapi reservasi yang udah terlanjur, dibatalin juga susah

Sena berusaha keras menyembunyikan keterkejutan nya, dia harus terlihat bersikap alami

Akhirnya mereka pun tiba di restoran yang dituju

Benar-benar tak ada pelanggan lain selain mereka, namun Sena merasa penuh sesak karena justru dia berdua saja dengan Tristan saat ini, karena kebohongan nya ini, Tristan malah membuang-buang uang untuk hal tak berguna

Ia pernah sekali ke restoran ini bersama Reina saat hendak pulang, itu pun dilakukan karena ke isengannya, jadi mereka hanya memesan menu paling sederhana,namun ketika ia melihat bill makanan mereka, ingin sekali ia menjerit, apalagi jika mereservasi seluruh restoran

" Biasanya apa yang kita lakukan saat weekend? " Tristan membuka pembicaraan mereka setelah makanan dihidangkan

Weekend? Oh iya, biasanya weekend ngapain yah, ya ampun aku ga kepikiran Tristan bakal nanya ini

" Kita pergi piknik " Kebohongan Sena meluncur begitu saja karena dia sudah terlanjur panik

" Piknik? Itu terdengar menyenangkan, kemana biasanya kita berpiknik? Tanya nya dengan wajah sumringah

" Area perbukitan, kamu tahu? "

" Perbukitan? Itu terdengar familiar tapi aku tidak bisa mengingat nya, itu bukan masalah lagi sekarang, aku akan segera mengingat nya lagi setelah kita pergi kesana di akhir pekan ini "

" Akhir pekan ini? "

" Iya, lalu? "

" Ya, tentu saja " Ini benar-benar diluar perkiraan Sena, ia tidak tahu jika Tristan akan bersemangat seperti ini

Susah payah Sena menelan makanan nya karena sederet pertanyaan dari Tristan yang penasaran dengan segalanya, kebohongan bertubi-tubi pun tercipta, ia hanya berbaring ditempat tidur dengan rasa bersalah, belum lagi Tristan yang bersikeras ingin menyapa orang tua sena setelah mengantar nya, namun Sena segera mencegah ide nya dengan mengatakan seharusnya ia datang pada jam santai, itu alasan yang buruk tapi sena tidak punya pilihan

Tristan bukan laki-laki yang mudah di ajak kompromi bahkan setelah ia kehilangan ingatan nya

" Sen, kamu tadi pulang sama siapa? " Tanya Reina yang baru saja masuk ke kamar Sena

" Sama Tristan " Sena tidak punya energi lagi untuk berbohong , energinya sudah terkuras habis saat membohongi Tristan

" Tristan yang itu? " Tentu saja Sena tahu bahwa kakaknya merujuk pada Tristan Kalingga

" Iya, Tristan yang itu "

" Ya ampun, dia udah balik? Gimana ceritanya kalian ketemu lagi?, apa ada sesuatu di antara kalian?" Reina memberikan pertanyaan terus menerus

" Aku bohongin Tristan " Akhirnya Sena membeberkan fakta

" Hah? Kamu bohongin dia apa? "

" Setelah kecelakaan itu dia hilang ingatan, dan aku manfaatin itu untuk bilang kalau aku sama dia punya hubungan "

Reina reflek menutup mulutnya dengan kedua tangan nya

" Kamu udah ga waras ya? " Reina menuntut penjelasan

" Kayanya aku memang udah ga waras waktu itu, jadi aku bohong sama dia "

" Sen, kebohongan kamu ini fatal loh, sebaiknya kamu ngaku sebelum terlambat " Pinta Reina

" Aku ga bisa "

" Kenapa? "

" Karena aku juga suka sama dia "

" Tapi dulu kamu sendiri yang ogah2an sama dia, sekarang malah suka? Kamu ini remaja labil apa?" Bentak kakaknya

Mata Sena berkaca-kaca dalam sekejab

Saat itu sebuah notifikasi pesan pun masuk

From : Tristan
Besok aku antar ke kantor ya

Author kualat : masuk kedalam wattpadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang