Season 2:13. Satu kali saja⚠️

46K 367 109
                                    

Pada malam harinya, Damien menyelinap masuk ke dalam kamar Mira. Pria itu berjalan lambat dan menutup pintu secara perlahan; ia masuk setelah memastikan Carol sudah tertidur nyenyak di kasurnya.

Damien menatap wajah Mira yang tertidur sembari tersenyum kecil dan mulai merangkak ke kasur milik gadis itu dengan pelan. Dia langsung naik di atas tubuh Mira dan berdiam diri sejenak untuk menikmati kecantikannya sebelum gadis itu ikut menyadari keberadaannya.

Mata Mira terbelalak karena Damien seberani itu datang ke kamarnya pada saat Carol berada di rumah. Sebelum gadis itu mulai mengucapkan kata-kata Damien langsung menutup mulutnya rapat-rapat dengan mengunakan satu tangannya yang lebar itu.

Mira menarik paksa tangan Damien dari mulutnya lalu berkata dengan tegas. "Kenapa ke sini? Tidak sayang nyawa lagi?"

"Aku rindu sekali denganmu," ujarnya sambil membenamkan wajah di sekitar leher Mira dan ia langsung mendekap tubuh Mira dengan erat.

Mira sejenak menguap sebelum memutar mata malas sambil menepuk bahu Damien dengan lembut dan menenangkan. "Aku tahu dan aku juga rindu denganmu, lihat kondisi, Ah!"

Mira banyak berbicara tanpa menyadari bahwa Damien sudah tertidur nyenyak di dekapannya. Pria itu mendengkur dan sangat terdengar jelas di telinga gadis itu, Mira tidak bisa melanjutkan omelannya dan berakhir dengan membelai rambut pria itu perlahan dengan helaan napas panjang. "Damien, kamu benar-benar tertidur, 'kan?" ucapnya lagi saat mengetahui pria itu tiba-tiba saja tertidur.

Damien tidak membalas jawaban Mira dan malah menambah erat dekapannya.

Mira yang merasa sesak mulai mendorong tubuhnya sedikit sambil berbisik. "Eh bangun, Kembali ke kamar kamu sana~"

Damien tersenyum ringan saat mendengar perkataan Mira dan menjawab gadis itu dengan suara yang rendah. "30 menit lagi, please~ aku sakit kalau tidak mencium aroma tubuhmu."

Mira terkekeh sekilas saat benar-benar menduga bahwa pria itu tidak tertidur. "Ah, dasar mahluk hiperbola!"

Keesokan hari, Mira pergi ke kampus untuk bertemu dengan dosen pembimbingnya untuk melakukan konsultasi lanjutan setelah menyelesaikan beberapa bab dari judul skripsinya. Dia berjalan ke arah lift untuk menaiki lantai atas, karena ruangan dosen tersebut berada di lantai teratas di gedung kampusnya.

Tiba-tiba sebuah tangan menarik tangan Mira dengan kuat dan membawanya entah kemana arah yang akan di tuju. Gadis itu sangat terkejut saat mengetahui orang yang menariknya adalah Toni; pria yang ia tolak beberapa bulan lalu, dengan hempasan keras Mira melepas genggaman tangan pemuda itu dan menghentikan langkah serta mematung di tengah-tengah perjalanan. "Toni, apa yang kamu lakukan. Lepaskan aku!"

Toni menatap Mira dengan wajah serius dan penuh harap. "Mira, aku masih penasaran dengan alasan mengapa kamu menolakku?"

Mira menghela napas berat sebelum berulang kali menyatakan penolakannya. "Tidak ada alasan mengapa aku menolakmu, masalahnya Toni aku benar-benar tidak menyukaimu, bukankah tidak baik jika perasaan dipaksakan?"

Toni mengeleng dan segera memegang kedua tangan Mira. "Kita masih bisa saling mengenal terlebih dahulu, baru kamu memutuskan jawabanmu nanti. Mira, aku benar-benar menyukaimu...."

"Toni, masih banyak gadis di luar sana mengapa harus memaksakan diriku untuk menerimamu?!" Mira naik pitam, suaranya meninggi dan tanpa sadar membesarkan suaranya sampai mengema di seluruh ruangan kampus.

"Aku hanya meminta waktu dan kesempatan." Ucapan Toni terhenti saat mendapatkan sebuah pemikiran. "Ehm~ apakah kamu mempunyai seseorang yang kau sukai?"

Mira mengabaikan pertanyaan pria itu; melepas kembali tangan Toni karena ia merasa dipaksa sekarang bahkan melihat wajah pria itu membuatnya merasa takut. Ia mulai melangkahkan kakinya lagi dengan lebih cepat ke arah lift.

STEP DADDY BENEFIT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang