Arnevya Gideon terengah-engah. Ia tidak menyangka hari ini akan tiba. Usianya sudah menginjak dua puluh tahun dan ia diwajibkan untuk melakukan tes Gender Sekunder. Tes yang menentukan bahwa ia akan menjadi bagian dari Alpha si paling berkuasa, Beta dan semua akan baik-baik saja seperti biasanya atau malah Omega yang berakhir menjadi tawanan hingga akhir hayat nanti.
"Are you good?" Suster bertanya kala Nevya seolah bernapas seperti ia baru saja kehilangan kemampuan untuk menghirup udara bebas.
Perempuan itu mengangguk, meski tubuhnya terasa lemas.
Sang Suster tahu kekagetan perempuan di depannya, "Apa kau menginginkan tes ulang?" di beberapa waktu, apabila mereka menerima hasil yang tidak diinginkan, mereka lantas melakukan tes untuk kedua atau bahkan ke tiga kalinya.
Berpikir dengan jernih. Tabungannya akan semakin berkurang jika dirinya kembali melakukan tes, 'Kenapa Pemerintah tidak menggratiskan tes Gender Sekunder sih!' Batinnya menjerit murka.
Nevya menggeleng dan Suster hanya bisa tersenyum lalu mengangguk. Ia mengatakan kepada perempuan muda itu untuk mengikutinya ke arah depan dan memberikan obat yang akan berguna mungkin tiga atau empat bulan mendatang.
Adalah tanggal lima bulan sepuluh pada tahun dua ribu dua puluh tiga, ia harus menerima kenyataan bahwa dirinya seorang perempuan Omega. Gender Sekunder yang banyak tidak diharapkan oleh para perempuan apalagi laki-laki.
Nevya menghela napas kasar sekali lagi, tungkainya berjalan membawa diri ke arah Halte Bus. Menunggu dengan tenang dan pikiran kemana-mana, seperti kebanyakan orang pada umumnya yang tidak akan pernah bisa tenang kala hasil tes Gender Sekunder tidak sesuai ekspektasi.
'Kenapa tidak Beta saja sih Ya Tuhan!' Kembali merengek dalam hati seolah jika ia sudah lelah, hasil yang tercetak di kertas tes bisa berubah dari Omega menjadi Beta atau bahkan Alpha sekalian.
Melupakan sejenak itu semua, Jam sudah menunjukkan pukul tiga kurang dua puluh lima menit sore, Bus datang dan ia segera naik. Tempatnya bekerja menjadi tujuan.
***
"Anda ada pertemuan dua puluh menit lagi Sir." Serene mengingatkan sang atasan yang kini tengah berkutik di depan tumpukan kertas.
Laki-laki yang diingatkan mengangguk tanpa memberi atensi—bagi Serene itu adalah hal yang biasa terjadi—tetapi tangan kirinya juga bergerak untuk meraih jas yang ia sampirkan pada lengan kursi, "Di mana?"
"Mr. Smith meminta bertemu di Toko Roti ujung jalan Sir."
—Laki-laki itu Kaiser Alzelvin, pemilik sekaligus pemimpin generasi ke tiga Zelvin Kingdom yang satu tahun belakangan sudah berubah nama menjadi Kaisar and Co.Ltd.
Laki-laki berumur dua puluh enam tahun yang jugalah putra tunggal Frank Alzelvin dengan Pamela Renee. Pewaris resmi dan pemilik Zelvin Kingdom generasi ke tiga yang kini melebarkan sayap pekerjaan dibidang kecantikan dan agensi model yang juga berpusat di Chicago.
Kaisar and Co.Ltd seolah merajai pasar Amerika kala Kaiser dengan kelihaiannya mampu melebarkan sayap ke beberapa bidang yang juga berkaitan satu sama lain. Laki-laki itu seolah memiliki ambisi untuk menjadi yang nomor satu.
Enam tahun lalu saat laki-laki itu melakukan tes Gender Sekunder, Alpha dominan menjadi hasil miliknya. Ia sudah bisa dipastikan adalah Alpha. Namun dominan, Kaiser juga baru mengetahuinya hari itu lantas menjadi sangat percaya diri karenanya. Dan kepercayaan dirinya itu lah yang membawa ia pada posisi seperti sekarang ini—
KAMU SEDANG MEMBACA
Lifeline
FantasyThis work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia (Undang-Undang Hak Cipta Republik Indonesia no. 19 tahun 2002). Any reproduction or other unauthorised use of the written work or artwork herein is prohibited without the e...