Pagi yang cerah menyingsing dan menampakkan pelita yang menyegarkan. Selangkah demi selangkah kujalani, pergi menuju sekolah tempatku menimba ilmu. Ruang kelas dengan dekorasi sederhana dan Bisik-bisik keramaian yang tak asing mulai menggema di telingaku. Sebuah teriakan memanggil namaku pun terdengar olehku.
"HALIMAH!"
Ku palingkan kepalaku menoleh ke arah suara tersebut dan mendapati sahabatku yang terengah-engah mencariku.
"Rahem?, kenapa manggil?" tanyaku.
"Kamu udah denger kan soal acara maulid nanti sore? Katanya acaranya digabung sama cowo loh!" lontar-nya.
"Masa sih? Yasudah, pake baju apa?"
"Baju muslim dan muslimah, ih kamu kok ga excited sih, acaranya kan gabungan!" Gerutu Harem.
"Eh ga kok, lagipula aku ga punya orang yang disukai."
Yah.. aku tak punya orang yang kusukai untuk saat ini, jadi tak ada alasan bagiku untuk bersemangat, aku hanya akan menjalani acara tersebut dengan khusyuk. Aku bukannya tidak memiliki rasa ketertarikan, tetapi tidak ada yang bisa membuatku tertarik untuk saat ini.
"Hal, aku mau ke kantin, kamu mau ikut?"
"Oh iya, aku ikut,"
Aku penasaran dengan acara sore ini, akan seperti apa ya? Aku belum pernah mengikuti acara maulid di sekolah ini, semoga saja menyenangkan.
#Sore hari tiba, matahari mulai tak terlihat, angin-angin berhembus kencang, di suatu kelas..
Aku memilih duduk di sebelah dinding agar bisa mendengarkan syair sambil bersandar ke pada dinding, ya.. aku lebih memilih bersandar ke dinding yang dingin daripada laki laki bukan mahram yang hangat.
"Bismillah, tes tes! 123! Tes 1!"
acaranya udah mau mulai, vokalnya siapa ya? rasa penasaran dalam hatiku bergejolak
"In jabartum"
Mataku membelalak mendengar suaranya, suaranya sangat khas dan berbeda dengan yang lain, jantungku berdetak.. tidak! detakannya lebih kencang dari biasanya! apakah asmaku kambuh?
Tatapanku terpaku pada dirinya yang sedang melantunkan syair disana. Ku hayati setiap irama dari syair itu, dan keindahan dari suara khasnya
Waktu terus berlalu, setiap detik mengalir dengan cepatnya bak diterpa angin malam
"Maa syaa allah itu tadi adalah pertunjukkan dari grup Habsyi sekolah kita! Yang mau request boleh!" Ucap MC.
"Shou helou!" Kataku sedikit berteriak
Dia tersenyum mendengar lagu arab yang ku ajukan tersebut
"Wismahou Idza betesmahou" (Dan jika kau izinkan)
"Wistahu ma Ba'a tijrahouh" (malu-lah dan berhenti menyakitinya)
"Lau dza'il, ana basolehou" (Jika dia bersedih aku akan menghiburnya)
"Habibil alib soyir matrahou" (Kekasihku, dia memiliki tempat di hatiku)
"Shou helou" (indahnya)
"Habibi shou helou" (betapa indahnya kekasihku)
"Hal amar shufuma ajmalu" (Bagai bulan, lihatlah betapa indahnya dia)
Dia melirik ke arahku dan tersenyum, mengingat aku arti dari lirik itu, aku tersenyum
Aku salting dan langsung menundukkan wajahku
Dia terlihat sedikit terkejut melihatku, dia ikut menundukkan pandangannya dan tersenyum sangat bahagia
/Sesudah maulid
"Hem, Yang vokal tadi namanya siapa?"
"Oh yang suaranya merdu tadi? Hamzah waqqas, kakel"
"Ohh.."
Tanpa kusadari, aku tersenyum.
"Ciee, ada yang senyam senyum sendiri nih?" Rahem menggodaku
"Apasih, engga"
Aku mencubit pipi Rahem
"Aduduh Syajkit, Halynmah amphun"
"Makanya!"
/Hamzah pov
"Li, yang request shou helou tadi, kamu tau ngga?"
"Oh yang pake niqob tadi?"
Hamzah mengangguk dan mengiyakan
"Halimah Khayra, dekel baru masuk tapi famous"
(Namanya indah, kayak orangnya.)
"Ya Allah, hamba tidak mampu menjaganya dalam keharoman, maka jagakanlah dia untuk hamba sampai hamba bisa menjaganya dengan kehalalan untuknya nanti"
-Hamzah waqqas
Itu ilustrasi mereka. -Author