Edgar terhempas dengan keras ke tanah, terdorong oleh kekuatan luar biasa yang berasal dari Jake. Suara dentingan pedang yang beradu memenuhi udara, memantul di antara pepohonan hutan yang gelap. Tangan Edgar gemetar saat ia menahan ayunan pedang Jake yang berat, kedua kakinya hampir kehilangan pijakan. Pandangannya beralih cepat ke arah Aeros yang berdiri beberapa meter darinya, fokus pada pertarungan yang masih berkecamuk
"Aeros, sekarang giliranmu!" teriak Edgar dengan nada putus asa. Ia tahu mereka hanya punya satu kesempatan untuk mengalahkan Jake yang semakin beringas
"Sial! Aku terjebak!" pikir Jake dengan kesal, ketika ia menyadari posisinya yang semakin terdesak. Aeros, yang sejak tadi menunggu saat yang tepat, kini menyeringai lebar. Ia sudah merencanakan serangan baliknya. Dari udara yang lembap dan dingin, muncul gelembung-gelembung air yang berputar cepat mengelilingi tubuh Aeros, seperti naga yang melindungi tuannya. Setiap tetes air bergerak dengan kecepatan dan presisi, memerangkap Jake dalam kepungan yang sulit ditembus
Jake, yang terkenal sebagai petarung tangguh, berusaha sekuat tenaga membebaskan dirinya. Namun, air yang mengelilinginya bukanlah air biasa. Itu adalah manifestasi dari kekuatan Aeros, pengendali air terbaik di antara para pejuang mereka. Kekuatan air ini terasa seperti rantai besi yang mengikat, semakin kuat ketika Jake mencoba melawan. Ia tahu Aeros adalah pilar terkuat kedua dalam kelompok itu, dan kemampuan Aeros untuk mengendalikan air benar-benar membuatnya kesulitan. Pikiran Jake seketika melayang ke Jeano, pilar terkuat pertama. Bagaimana jika Jeano, dengan kekuatannya yang lebih mengerikan, tiba-tiba muncul di sini? Jake merasa beruntung bahwa pria itu tidak hadir di medan pertempuran ini, setidaknya untuk saat ini
"Apakah kau baik-baik saja?" tanya Aeros sambil mengulurkan tangan untuk membantu Edgar bangkit. Matanya menunjukkan kekhawatiran meskipun suaranya terdengar tegas
"Apakah aku terlihat baik-baik saja?" balas Edgar dengan nada sinis. Tubuhnya penuh dengan luka, darah menetes dari pelipisnya, dan napasnya terengah-engah. Edgar bukanlah seorang petarung garis depan. Dia adalah seorang tipe pendukung, seseorang yang memberikan dukungan dari belakang, bukan seseorang yang berhadapan langsung dengan lawan seperti Jake. Jake, dengan teknik berpedangnya yang jauh lebih unggul, jelas lebih kuat dan lebih terlatih. Edgar tahu bahwa dalam pertarungan ini, dia kalah telak
Namun, Aeros berbeda. Aeros, meskipun lebih dikenal sebagai pengendali air, memiliki kemampuan bertarung yang tidak bisa diremehkan. Teknik pengendalian airnya hampir sempurna, dan itu memberinya keuntungan besar. Meskipun Aeros tidak seahli Jake dalam teknik berpedang, ia mampu mengimbanginya dengan strategi dan kecerdikannya. Bahkan, Aeros berhasil melukai Jake, meskipun hanya sebuah goresan kecil di lengannya. Namun, luka kecil itu cukup untuk memberikan dampak besar karena pedang Aeros yang telah dilumuri racun mematikan yang diberikan oleh Edgar.
"Kali ini kita harus mundur. Kekuatannya meningkat pesat di bawah pengaruh segel kutukan itu" ujar Aeros sambil memandang Jake yang masih berusaha meloloskan diri dari perangkap airnya. Edgar mengangguk paham. Aeros menggunakan teknik itu bukan hanya untuk menahan Jake, tetapi juga untuk memberi mereka waktu yang cukup untuk melarikan diri. Edgar tahu mereka tidak punya pilihan lain. Pertarungan ini sudah di luar kendali, dan tetap tinggal di sini hanya akan memperburuk keadaan
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐚𝐭𝐚𝐫𝐢𝐧𝐚 | 𝐭𝐡𝐞 𝐜𝐮𝐫𝐬𝐞 𝐠𝐢𝐫𝐥 [𝐄𝐍𝐃]
خيال (فانتازيا)Katarina Eleanor lahir sebagai ancaman besar bagi dunia iblis. Hidupnya berubah total saat Gerhana Bulan Merah mengungkapkan wajah asli ayahnya, Edward Leicester, The God of Underworld. Ketika ibunya tewas di tangan Edward dan kakaknya diculik ke du...