Bab 28. Keputusan

239K 8.2K 349
                                    

Bab ini panjaaaang banget

Mau aku bagi dua, tapi males jadi update sekalian aja satu bab

Selamat membaca❤️‍🔥❤️‍🔥

***

"Saya bahkan tak keberatan kalau seandainya kami menikah saat Kelaya libur semester ganjil. Tak masalah akad dulu, acara keluarga inti saja, nanti resminya setelah Kelaya lulus sekolah."

Gara-gara perkataan Bara itu Kelaya mendadak insomnia. Sudah jam setengah tiga dini hari, Kelaya tak kunjung bisa menutup mata. Masalahnya PAS tinggal menghitung hari artinya libur semester ganjil sudah di depan mata! Kalau Kelaya setuju dengan usul Bara, ia akan jadi istri orang kurang dari satu bulan.

Bukannya Kelaya tiap siap, tapi Kelaya juga tidak sepenuhnya siap. Pusing bacanya? Sama, Kelaya juga.

Ia bahkan sudah berulang kali ganti posisi, telentang, tengkurap, miring kanan, miring kiri, duduk sebentar, buka ponsel, scroll tik tok, tapi Kelaya tetap tidak bisa tidur.

Ia ingin memikirkan masalah ini mulai besok saja, tapi otaknya menolak untuk berhenti berpikir.

Kelaya ingin menghubungi Bara, tapi ia yakin Bara pasti sudah tidur. Menghubungi Bintang? Kelaya bahkan tidak tahu apakah Bintang sudah punya ponsel Baru atau tidak. Sahabatnya itu belum ada kabar.

Lagi-lagi gadis itu menghela napas. Akal sehatnya mengatakan untuk menyetujui usul Bara, akad dulu, resepsi nanti, yang penting halal dulu dari pada mereka terus menumpuk dosa. Dan yang paling penting, Kelaya tak perlu takut jika seandainya Bara kebablasan.

Ia dan Bara sudah terlalu jauh.

Kamar ini adalah saksi bisu dirinya dirinya menjeritkan nama Bara. Entah apa yang akan terjadi ke depannya, Kelaya tak yakin dirinya akan menendang Bara jika seandainya di masa depan nanti—Bara tak lagi dapat menahan dirinya.

Akh sudahlah, Kelaya akan pikirkan lagi besok. Ia akan minta pendapat ibunya dan Bintang sebagai bahan pertimbangan.

Setelah menghela napas, entah yang ke berapa kali, Kelaya kembali meraih ponsel. Jemarinya secara otomatis membuka profil whatsapp Bara. Jangan tanya alasannya kenapa, hanya ingin saja. Seandainya saja Bara masih bangun—

Ting!

Bara

Belum tidur, Ay?

"Aaaa!" Kelaya refleks melempar ponsel. Kaget! Apa jangan-jangan ia dan Bara memiliki ikatan batin?

Beberapa detik menenangkan diri, Kelaya akhirnya bangkit dan meraih ponselnya. Mencak-mencak sebentar, sebelum kemudian membuka chat dari Bara.

Kelaya

Belum Bang, hehe

Chat Kelaya langsung centang dua biru. Artinya Bara menanti balasannya.

Bara

Mau call?
 


Oh My Doctor (21+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang