🌼
Hari ini Safiyyah akan pergi ke luar kota bersama suami nya Kevin dan anaknya Raja , Keputusan Kevin yang ingin mengelola bisnis nya di luar kota membuat Safiyyah bimbang. Di sisi lain dia tidak bisa melepas tanggung jawabnya begitu saja kepada Kevin dan di sisi lain dia juga tidak ingin melepas tanggung jawabnya kepada Dean, Bagaimanapun juga Dia dan Dean sudah berpisah selama bertahun-tahun dan sekarang Dia dan putra kesayangannya itu harus berpisah lagi.
Safiyyah sudah beberapa kali meyakinkan Dean untuk ikut dan tinggal bersamanya diluar kota , tapi Dean menolak ajakan Safiyyah, Dean beralasan jika dia sangat ingin bersekolah di Porus High School, padahal yang sebenarnya Dean masih canggung dengan Kevin , Dan dilihat dari respon Kevin kepadanya itu menjelaskan bahwa kevin tidak menyukai Dean.
"Dean, Apa kamu yakin tidak akan pergi bersama mama?"
"Um, Dean ingin sekolah disini Ma, Lagi pula Dean tidak sendiri disini" Ucap Dean menatap Melinda.
"Jika kamu libur sekolah berkunjunglah ke tempat mama, Mama akan senang jika kamu datang"
"Tentu saja tante kami akan berkunjung kesana jika ada waktu" Ucap Andre
"Mba, Sekali lagi aku merepotkan Mba, aku menitipkan Dean untuk kedua kalinya" Safiyyah memeluk melinda dengan terisak.
"Aku sudah menganggap Dean seperti anakku sendiri, jangan khawatir dia sudah besar sekarang." Ucap Melinda.
" Mama pergi dulu Dean." Safiyyah memeluk Dean.
Dean menahan dirinya supaya tidak menangis, Dia tidak mau Safiyyah melihatnya menangis. Bohong rasanya jika Dean tidak kecewa dengan keputusan Safiyyah yang akan tinggal diluar kota, Namun Safiyyah sekarang sudah memiliki keluarga baru Dia berharap mamanya bisa bahagia dengan pernikahannya.
Siang ini sangat cerah Dean memutuskan pergi untuk membeli peralatan sekolah seperti buku dan alat alat tulis lainnya. Untuk sepatu dan tas dia masih bisa menggunakan yang lama, dia ingin menghemat pengeluarannya sekarang dia tidak ingin merepotkan Melinda lagi atau Andre akan terus mengganggunya.
Dean sedang memilih buku-buku dan peralatan tulis yang akan dia beli, Namun ketika dia ingin mengambil buku tangan dia bertubrukan dengan tangan seseorang, Dean menoleh.
"Ehhh" Pekik Dean
"Kau ingin mengambilnya?" Tanya Lintang
"Tidak, jika kau mau ambil saja, aku bia mencari buku yang lain"
"Tidak apa-apa, Ambilah" Ucap Lintang
Dean tersenyum mengangguk setelah semuanya lengkap , Dia pergi ke kasir untuk membayar belanjaan nya.
"Semuanya 200 ribu kak" Ucap kasir
Dean merogoh dompet disakunya tapi dia tidak mendapatkan dompetnya, Dean meraba semua saku tapi tetap dia tidak menemukan dompetnya, apa terjatuh di jalan tadi lalu sekarang bagaimana. Lintang yang menyadari kebingungan Dean langsung memberikan barang belanjaan nya.
"Semuanya 300 ribu kak" Lintang menyodorkan 5 lembar uang berwarna merah
"Sekalian bayar punya temen saya" Ucap Lintang
" Eh ,tidak usah kau tidak perlu repot repot" Ucap Dean, dia merasa tidak enak.
"Tidak masalah, ambil belanjaan mu kau membuat antrian sangat panjang" Ucap Lintang pergi.
Dean mulai menelpon Andre berharap dia bersedia untuk menjemputnya dia tidak bisa naik angkutan umum karena dia kehilangan uang dan dompet nya, tapi Andre tidak menjawab telepon dari Dean.
KAMU SEDANG MEMBACA
D: Deandra Pratama
Ficção Adolescente"Terlalu rapuh untuk bertahan, terlalu kuat untuk di hancurkan"