33. Pergi Sebelum Waktunya

189 27 8
                                    

"Shit!" Desis si bungsu Kim mengepalkan kedua tangan.

Jungkook tak menemukan Sehun, ia dan para bawahan kembali dari mansion si namja Oh. Kini Jungkook berada di markas, semua orang terutama Joshua menatapnya heran.

"Kenapa denganmu?" Bingung Joshua.

"Hyung, bisakah kau melacak dimana Oh Sehun sekarang? I have to bring his head to Steven Kim or he will destroy everything"

"Steven Kim? Taehyung kembali menjadi si brengsek itu? How could be?" Sambar Minho.

Jungkook menarik nafas lalu bercerita, lengkap dari awal hingga akhir membuat Minho, Joshua dan Chanyeol mengerjap lambat. Cerita Jungkook terdengar mengerikan.

"Dia jelas akan mengejar Sehun hingga ke ujung dunia sekalipun, hell! Dia sungguh melukai Seohyun dan terang-terangan ingin membunuh penerus Taehyung" gumam Chanyeol tak percaya.

"Aku khawatir, bagaimana dengan Seohyun? Apa kandungannya baik-baik saja?" Joshua bergumam.

"I don't know" Jungkook menggeleng.

Brak!

4 namja disana terlonjak kaget, si mata biru membuka pintu secara kasar dan tatapan tajam itu membuat mereka menelan saliva dengan berat.

"Lacak keberadaan Sehun sekarang juga! Aku tunggu dalam 10 menit!" Titahnya.

Minho dan Chanyeol segera duduk di depan komputer, melacak sosok yang Steven Kim pinta. Jungkook melirik si sulung Kim dengan raut horor, suasana disana menjadi sangat tegang dan dingin.

"Bagaimana keadaan Seohyun?" Joshua bertanya.

"Irene belum mengabariku" jawab Steven.

"Ah i see" Joshua mengangguk.

"Aha!" Pekik Chanyeol.

"Kau menemukannya?" Steven bertanya, yang ditanya mengangguk.

"Dia tidak di Korea lagi, penerbangan ke Paris baru saja dia lakukan sekitar 1 jam yang lalu" jawab Chanyeol.

"Jungkook dan kau, Joshua, terbang ke Paris siang ini juga. Find and destroy him, jangan berani kalian pulang jika kalian tidak bisa memisahkan kepala dari tubuhnya" titah Steven, tajam dan datar.

"I got it" Joshua mengangguk, Jungkook pun.

🖤🖤🖤

Cklek!

Irene tersenyum miris, Seohyun telah di pindahkan ke ruang rawat dan masih belum sadar sejak kemarin siang. Sang sahabat terlihat pucat, yang paling menyedihkan ketika Irene melihat ke perut Seohyun. Baru beberapa hari lalu ia melihat perut itu mulai membesar dan ada nyawa lain di dalamnya namun kini tak ada apapun disana, perut Seohyun kembali rata seperti sedia kala. Janinnya tak selamat. Irene memejam, airmata mengalir di pipi putihnya. Obrolan dirinya dan sang dokter usai memeriksa Seohyun kemarin kembali terlintas di otak Irene.

"Pasien mengalami pendarahan hebat, kami telah berusaha untuk menyelamatkan janinnya namun pil penggugur kandungan yang pasien konsumsi berdosis sangat tinggi dan mengakibatkan kematian pada calon bayi. Kami dengan terpaksa mengeluarkan janin yang tak hidup lagi dari pasien, jika saja pasien dibawa ke rumah sakit sedikit lebih cepat maka kemungkinan kami dapat menyelamatkan mereka berdua namun kami mohon maaf.. janin pasien tak bisa diselamatkan dan kami memilih untuk menyelamatkan pasien"

Semua kata itu menyakiti perasaan Irene, ia merasa tertusuk mendengarnya. Bagaimana dengan Seohyun nanti ketika dia tahu kandungannya tak selamat? Irene khawatir, ia meraih tangan Seohyun yang bebas dari selang infus.

Two Side [On Going-Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang