"Oza mau makan apa?" Tanya Wulan istri dari Verno.
Oza menggelengkan kepalanya sambil memakai sepatu, "Oza sarapan di sekolah aja tante."
Setelah ikatan sepatu nya rapih oza berdiri dan menepuk-nepuk debu di rok bagian belakangnya, "Tante oza pergi sekolah dulu, kalo om erno nanya bilangin oza sekolah."
Wulan mengangguk kecil, "Hati-hati ya za, dianterin supir kan?"
"Iya Tante."
Oza menatap punggung Wulan yang sudah berjalan menjauh dari hadapan nya, "Maaf oza cuma gak mau jahatin Tante.."
Matanya memanas, emosinya beberapa tahun ini sering sekali tak stabil yang membuat oza sering sekali marah-marah tak jelas kepada orang-orang.
Disaat Verno mengatakan ingin menikah tentu saja Oza tak terima dan mengamuk hingga pernikahan hampir gagal, akan tetapi oza akhirnya sadar jika Verno mempunyai kehidupannya sendiri bukan hanya ingin merawat dirinya seorang.
Secara bertahap oza beradaptasi dengan orang baru, rasa marah tentu masih ada di hati oza, kasih sayang dan perhatian verno terbagi karna sudah memiliki anak dan istri oza yang pada dasarnya sangat haus kasih sayang tidak terima.
Karna itulah ia menjauhi semua orang secara perlahan agar tidak terlalu menyakitkan, "Maaf.."
***
Langkah oza terhenti karena Felia yang menghalangi jalannya, "Oza kita perlu bicara!"
Oza memutar matanya malas lalu berbalik ingin pergi, "Oza!" Teriak Felia.
"Oza ini tentang papa" Lirih Felia membuat langkah oza kembali terhenti.
"Ada alasan kenapa papa gak selamatin kamu waktu itu, ini bukan kesalahan papa, aku yang bersalah.."
"Lo emang bersalah!" Teriak Oza.
Oza berlarih kearah Felia lalu mendorongnya dengan kencang hingga membuat Felia terjungkal kebelakang.
Nafas Oza memburu kencang hingga wajah nya memerah padam, "INI SEMUA EMANG SALAH LO!!"
Semua murid yang berada disekitar sana mengitari oza dan Felia, menonton pertunjukan yang belum saja selesai dari awal mereka masuk sekolah.
Felia meringis kecil ketika tangan nya tak sengaja tergores besi yang berada disampingnya. Bertepatan dengan itu Danu tiba-tiba muncul.
"Kamu gakpapa?" Tanya Danu dengan raut wajah yang panik.
Felia menggeleng kecil, "Aku gakpapa."
Danu menatap Oza dengan tajam, "Bisa gak jangan pake kekerasan?! Muak gue liat muka lo, selalu merasa tersakiti tapi lo sendiri yang nyakitin diri lo sendiri!!"
Oza terduduk, "A-aku..."
"Oza papa mau ketemu kamu, dia mau jelasin soal kejadian itu.." Ucap Felia.
"Kenapa dia gak nemuin oza dari dulu? kenapa baru sekarang?" lirihnya serak.
"Papa punya alasan sendiri, kamu harus ketemu papa."
Oza menggeleng kencang, "Bahkan sampai mati pun aku gak mau ketemu dia! bahkan denger nama dia sekalipun! Bilangin ke papa kamu, hidup dengan tenang jangan cari aku atau mama lagi, sekarang kita sudah berbeda tujuan."
Dengan kaki yang gemetar Oza berlari dari sana, Danu menatap punggung Oza yang perlahan menjauh dan akhirnya tak terlihat lagi.
"Gakpapa nanti kita jelasin pelan-pelan."
Feli mengangguk lalu berdiri dengan bantuan Danu tentunya, gadis itu menatap tangannya yang memerah.
"Maaf pa Feli kecewain papa lagi.."
***
Felia berjalan seorang diri di koridor rumah sakit yang kini sudah tampak sepi, hanya ada beberapa suster yang berlalu lalang.
Kaki nya berhenti di sebuah ruangan, ruangan yang sudah bertahun-tahun ia datangi bahkan ia tempati untuk menjaga seseorang.
Ceklek.
"O-oza..."
Air mata yang ia tahan luruh begitu saja, selama bertahun-tahun Felia menjadi oza didepan sang papa. Hanya oza yang Rega harapkan bukan dirinya.
"Papa..."
"O-oza gimana sekolahnya?"
Felia menghapus air matanya dengan kencang lalu terkekeh kecil, "Oza seneng pa, oza dapet banyak temen, papa tau gak tentang angga yang sering oza ceritain? dia selalu bantu oza."
"Oza pasti jadi gadis yang sangat cantik kan nak? maaf papa gak bisa liat kamu."
Pecah, Suara isakan yang terdengar lirih menyayat hati Rega hingga membuat pria itu ikut menangis didalam kegelapan.
"Oza maaf, maaf karna papa gak bisa selametin kamu, papa..Hiks papa.."
"Oza ngerti pa, papa jangan selalu merasa bersalah."
Rega mengenggam tangan Felia, "Dulu setelah papa naruh felia di trotoar papa mau selametin kamu, tapi ternyata..Papa tertabrak truk yang kehilangan kendali.."
"Papa sekarang buta, gak bisa liat kamu, papa lumpuh gak bisa jalan ke arah mama kamu lagi.."
FLASBCAK ON
Brakkkk!
Kepala Rega terbentur keras hingga membuat pelipis nya berdarah, matanya memburam dan kepalanya terasa berputar.
"Hiks mama.."
Suara oza menyadarkan Rega dari rasa sakitnya, dengan tertatih ia membuka pintu mobil, terdapat Felia yang menangis kencang dan oza yang terdiam menatap dirinya.
Dengan gerakan cepat ia menggendong felia lalu membawanya ke trotoar jalan, ingin berbalik pergi untuk membawa oza tetapi jalannya dihentikan Felia.
"Papa feli takut!"
Rega mendorong felia hingga terjatuh, "Feli kamu disini dulu! anak saya berada di dalam mobil!"
Rega berlarih menghampiri Mobil, baru 5langkah tiba-tiba saja mobil truk melaju kencang dan menabrak tubuh Rega hingga terpental jauh ke aspal.
Mata rega memburam, "Oza..Ele.."
"PAPA!!!"
suara teriakan Felia terdengar nyaring, diiringi suara ambulance yang baru saja datang.
FLASBACK OFF
"Oza mama ele sekarang gimana kabarnya? dia pasti udah bahagia kan?"
Felia mengangguk walaupun Rega tak bisa melihatnya, "Mama sekarang bahagia pa, papa jangan sedih lagi ya?"
"Oza seandainya papa selamatin kamu lebih dulu, pasti semua ini gak akan terjadi kan?"
"Iya, seharusnya papa selamatin oza dulu, dan biarin Felia mati, seharusnya papa gak menderita seperti ini.."
Sakit? Tentu, Felia menangis tanpa Rega ketahui, ia mencari tau keberadaan oza untuk mempertemukan rega dengan oza anak kandungnya.
Tetapi ia baru mengetahui satu rahasia membuat rencananya sedikit membelot kearah lain.
"Papa tenang aja, aku pasti ambil lagi apa yang seharusnya milik kita..."
END
Ada yang nanya, kak kenapa masih sama alurnya?
kok gak berubah?
ini tema transmigrasi kan?Jawabannya ya ini transmigrasi, kalian tenang dulu oke? ini baru awal cerita belum inti.
Oh iya yang nanya kenapa selena mati lagi? jawabannya nanti di chapter berikutnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR LIFE! [END]
FantasySEBELUM BACA DIMOHON UNTUK FOLLOW AKUN AUTHOR, TERIMAKASIH>< Salsabila hanya seorang gadis biasa yang sangat terobsesi akan nilai, Melihat kedua kakak laki-laki dan perempuan nya yang bisa masuk ke Universitas impian kedua orang tuanya membuat Salsa...