"oh, jadi ini teman Lily waktu SMP"
"Iya ih, masa kamu udah lupa sih?"
"Maklum lah Bun, ayah kan udah menua"
"Yaudah ayah cepet mandi, kita makan malam bareng"
Tidak mau berlama lama Dev selaku Ayah Lily itu pergi untuk membersihkan badannya
"Lily, ajak Elvan ke meja makan ya, Bunda mau siapkan Baju untuk ayah kamu dulu"
"Iya Bun"
Setelah Riana pergi Lily membawa Elvan ke ruang makan, setelah itu ia mempersilahkan Elvan untuk duduk
Selang beberapa menit Riana dan Dev datang bersama
"LEON"
"IYA BUNDA! SEBENTAR"
Leon segera berlari menghampiri sang bunda yang ada di dapur
"Kenapa Bun?"
"Bunda boleh minta tolong ngga? Bunda mau buat kue tapi bahannya ada yang kurang"
"Biar Leon beliin, bunda catat aja. Leon mau keluarin motor dulu di garasi ya"
"Iya"
Setelah itu Leon kembali berlari ke garasi dan mengeluarkan motornya itu, tidak berselang lama seseorang datang dan menghampirinya
"Leon? Kamu mau kemana malam malam seperti ini?"
"Leon mau beli bahan bahan membuat kue untuk bunda"
"Kirain ingin jalan jalan sama pacar"
Ucap sang ayah sambil tersenyum jail pada Leon"Ayah apaan sih, Leon ngga mau dulu pacaran pacaran"
"Kenapa?"
"Leon ngga mau pusing mikirin cwe, mikirin tugas doang aja dah pusing gimana kalo Leon punya pacar? Yang ada Leon bakal terus terusan pingsan karena banyak pikiran"
Ayah Leon terkekeh saat mendengar ucapan sang anak satu satunya itu
"Anak ayah ada ada aja""Leon, Ini daftarnya"
Renata menghampiri keduanya yang sedang berbincang lalu menyerahkan kertas pada Leon
"Kamu jangan lama lama ya"
"Iya bunda cantikkkk, yaudah Leon berangkat dulu ayah, bunda"
Leon mulai menjalankan motornya meninggalkan pekarangan rumah
"Hati hati di jalan"
"Jangan ngebut""IYA!"
Leon mempercepat laju motornya, Untung jalanannya sepi dan hampir tidak ada orang yang berlalu lalang juga mengendarai kendaraannya di jalan ini
Tidak butuh waktu lama Leon sampai pada sebuah toko yang cukup besar, ia menuruni motornya lalu berjalan masuk kedalam toko tersebut
Setelah masuk ia langsung disambut oleh salah satu pelayan
"Butuh apa tuan?" Ucap pelayan tersebut pada Leon
"Saya butuh bahan bahan ini" balas Leon sembari memberikan daftar yang harus dibeli pada pelayan tersebut
"Baik, akan saya siapkan dalam beberapa menit tuan"
Setelahnya pelayan tersebut meninggalkan Leon yang sedang melihat lihat, tetapi kedua manik matanya menangkap seorang wanita cantik yang sedang duduk sembari membaca buku disuguhi cookies dan coffee
Leon mengambil handphone yang ada di saku celananya dan memfoto wanita cantik itu, saat sudah selesai Leon kembali mengantungi Handphone Nya dan menghampiri pelayan tadi
"Apa sudah selesai? Saya tidak bisa berlama lama."
"Oiya, sudah selesai tuan. Anda tinggal membayarnya"
"Hm"
-
"Kamu ngga mau nginep aja?"
"Ngga bunda, Elvan harus pulang. Takutnya nanti mama Elvan nyariin"
"Yasudah kalau begitu, oiya tunggu sebentar"
Riana masuk kedalam dan selang beberapa menit ia kembali dengan kantung ukuran sedang
"E-eh? Itu apa bunda?"
"Ini buat mama kamu, bilang ini hadiah dari bunda Riana"
"E—bunda jangan repot repot Bun, dah ngga usah"
"Ih kamu apaan sih, ngga ngerepotin kok. Lagian bunda sama mama kamu udah kenal sejak kecil"
"Tapi ngga usa—"
"Udah jangan ngebantah sama Bunda"
"Oke,oke, makasih banyak ya bunda, makasih juga makan malamnya"
Tutur Elvan dengan lembut"Iya sama sama, kapan kapan kamu datang lagi ya"
"Elvan usahain Bun. Kalo gitu Elvan pulang dulu ya"
"Iya Elvan. Hati hati di jalan, Bunda juga titip salam sama mama kamu ya"
"Iya. Elvan permisi Bunda, Om sama Lily"
"See you Van"
"Dah Kicik"
"ISH JAN PANGGIL KICIK! NYESELIN TAU AH!"
Dengan cepat Lily masuk kembali kedalam Rumah"Hadeh Lily,Lily. Alergi fakta keknya tu anak"
Gumam Elvan lalu menaiki motornya dan menjalankan motornya dengan kecepatan tinggiTidak butuh waktu lama Elvan sampai di rumahnya, saat Elvan akan memasuki rumah ternyata ada seseorang yang menunggunya
"Elvan astaga! Dari mana aja kamu? Kenapa baru pulang? Mama khawatir El"
"Eum maaf ma, tadi Elvan kerumah temen Elvan buat nganterin dia. Tapi Bunda nya suruh Elvan buat makan malam sama sama di rumahnya"
"Astaga mama khawatir banget sama kamu, kirain kamu kenapa napa. Lagian kenapa coba kamu ngga kabarin mama dulu?"
"Hp Elvan lowbat"
"Yasudah kamu bersihkan badan kamu dan tidur ya? Atau kamu mau makan lagi?"
"Ngga ma, Elvan udah kenyang. Oiya tadi Bunda temen Elvan kasih ini, katanya buat mama, dia juga titip salam sama mama"
"Astaga kenapa dia repot repot kasih ini"
"Emm kata dia, dia itu temen masa kecil mama"
"Oya? Siapa?"
"Tante Riana kalo ngga salah"
"Riana?! Dia memang temen masa kecil mama, Bagus kalo kamu udah mulai Deket sama calon mertua kamu"
"Hah? Maksud mama?"
"Oh ngga, udah cepet kamu bersihkan badan kamu. Kalo kamu ketemu lagi sama Riana tolong ucapin makasih buat bingkisannya ya"
"Iya bunda, Elvan masuk dulu ya"
"Iya"
Elvan berlari kecil masuk kedalam kamarnya lalu membersihkan badannya
Mama Elvan menatap anaknya sembari tersenyum senang
"Riana, sepertinya kau sangat tidak sabar menginginkan anakku menjadi menantu mu"
Ucap Devi—ibu Elvan dalam hati