prolog

6.4K 101 0
                                    

Satria berjalan angkuh masuk kedalam cafe dengan tatapan datar Dan dinginnya, Semua perempuan berteriak histeris melihat ketampanan satria yang sangat tampan Dimata mereka, tidak segan-segan para perempuan memuji Satria secara terang-terangan namun satria enggan merespon menurutnya permepuan itu sangat menyebalkan.

"Selamat siang tuan satria" sapa pria paruh baya membungkukkan tubuhnya tanda hormat.

"Siang" jawab satria sambil duduk di kursi.

"Pelayan" panggil pria paruh baya melambaikan tangannya. Pelayan menghampirinya mencatat pesanan, lalu beranjak dari sana.

Satria membuka laptopnya. "Saya tidak mau membuang waktu lama lagi saya ingin proyek ini segera jadi, saya tidak mau lama-lama di Indonesia yang cuacanya sangat panas" kata satria.

Pria paruh baya m mengangguk. "Ya. Kami akan berkerja semaksimal mungkin supaya proyek ini segera selesai" kata pria paruh baya.

"P-permisi ini min----"

BRUK.

Minuman itu tumpah tepat mengenai laptop dan jas milik satria, reflek satria menatap tajam permepuan itu namun permepuan itu langsung mengambil sapu tangannya mengelapnya cepat. "Bodoh! Kenapa anda sangat ceroboh" marah satria menepis tangan gadis itu dari laptopnya. "Kau tau harga laptop ini?" Tanya satria terus menatap tajam.

Gadis itu menggeleng pelan. "T-tidak t-tuan" jawab gadis itu tubuhnya bergetar ketakutan.

"HARGANYA MELEBIHI HARGA DIRI KAMU, DAN TENTUNYA MELEBIHI GAJI KAMU" bentak satria kesal.

"Tuan---"

"DIAM ANDA! SAYA TIDAK BICARA DENGAN ANDA" potong satria menatap pria paruh baya dengan tatapan tajam.

"M-maaf saya tidak sengaja" cicit gadis itu.

Satria menarik dagu gadis itu yang sudah menangis, Satria mengamati wajah gadis itu. "Tatap mata saya" suruh satria mencengkeram pipi gadis itu.

Gadis itu membuka matanya secara perlahan. Tatapan keduanya saling bertemu. "S-sakit t-tuan" cicit gadis itu berusaha melepaskan cengkraman satria.

DAG, DIG, DUG.

Tiba-tiba jantung satria berdegup kencang melihat tatapan teduh gadis didepan wajahnya. Satria mendorong pelan gadis itu. "Nama lo siapa?" Tanya satria mengalihkan pandangannya enggan menatap wajah permepuan didepannya membuat jantungnya berdegup kencang.

"C-chika T-tuan" jawab Chika takut.

Satria menatap chika. "Nama lengkap?" Tanyanya kurang puas.

"Chika kayara" jawab chika menunduk takut.

"Umur?" Tanya satria terus menatap chika.

"20" jawab chika.

Satria maju ia kembali menarik pipi chika. "Kau harus menikah dengan saya" kata satria tersenyum miring.

Mata chika melotot sempurna. "M-menikah?" Cicit chika syok.

Satria mengangguk. "Ya, kau harus menikah sebagai gantinya" kata satria serius.

Cup.

Mata chika membulat sempurna mendapat ciuman mendadak dari pria yang tidak ia kenal bahkan namanya saja ia tidak tahu.

***

protective Devil [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang